Sunday, November 07, 2010

Hidup bukan masalah yg harus dipecahkan, tapi sebuah kenyataan yg harus dijalani.

Suatu ketika ada sebuah kapal yg tenggelam diterjang badai. Tak ada yg tersisa
kecuali 1 orang awak kapalnya. Dia terdampar pd sebuah pulau kecil tak
berpenghuni, sendirian dan tak punya bekal makanan. Dia mulai mencari dan
menyusun kayu beserta pelepah nyiur untuk dibangun menjadi sebuah gubuk kecil
sbg tempat bernaungnya sambil membuat perapian penghangat badan. Keesokan
harinya dia mulai mencari buah2an untuk mengganjal perutnya yg lapar. Namun
sesampainya kembali ke gubuknya, dia mendapati gubuknya itu sdh hangus terbakar
tanpa tersisa rata dng tanah. Rupanya dia lupa mematikan perapian yg dibuatnya
semalam. Diapun berteriak marah, " Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku.
Mengapa ??!!.. Tiba2 terdengar suara peluit kapal. Ternyata ada sebuah kapal
laut yg sedang datang mendekat ke arah pantai. Lalu turunlah beberapa orang
menghampiri pria yg sedang menangisi nasibnya td. Pria itu terkejut dan
bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalo aku ada disini ??. Mereka menjawab,"
Kami melihat simbol asapmu !!..

Pesan cerita :
Tuhan selalu ada pada hati kita walau dalam keadaan yg paling berat sekalipun.
Jika doa kita dijawab YA oleh Tuhan, maka kita akan mendapatkan apa yg kita mau.

Jika jawabannya TIDAK, maka kita akan mendapat pengganti yg lebih baik.
Jika jawabannya TUNGGU, maka kita akan mendapat YANG TERBAIK sesuai dng
kehendakNYA.

Hidup bukan masalah yg harus dipecahkan, tapi sebuah kenyataan yg harus
dijalani.



Ratih Junisari Mangiwa

(^&^)v  Save a tree. Don't print this e-mail unless it's really necessary 

Tuesday, November 02, 2010

apakah kita kuat?

Di sebuah hutan, terdapat seekor monyet yang kuat dan ahli dalam memanjat. Suatu saat sang monyet memanjat pohon yang paling tinggi di hutan tersebut. Monyet itu akan mempelihatkan kekuatannya kepada banyak monyet yang sedang menatap dirinya.

Dengan cepat dan tangkas monyet itu memanjat pohon itu. Dari dahan ke dahan lainnya, monyet itu memanjat dan melompat dengan gerakan indah, hingga tidak membutuhkan waktu lama sang monyet untuk mencapai puncak pohon.

Dengan bangga sang monyet menepuk-nepuk dadanya, menunjukan bahwa dirinya adalah yang terhebat. Monyet-monyet lainnya pun berteriak-berteriak menunjukan bahwa mereka takjub dengan kemampunnya.

Pada saat itu juga, tiba-tiba cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi galap dan mendung. Gemuruh langit terdengar, rintik-rintik hujan turun tak lama, langsung disusul lebatnya hujan badai. Para monyet belarian menuju sarang-sarang mereka untuk berteduh, kecuali satu monyet yang memanjat pohon, dia berpegang dengan erat batang pohon yang ia panjat. Menahan hujan badai yang terus saja menghantamnya, yang seolah-olah berusaha menjatuhkannya.

"Aku harus kuat, karna aku adalah monyet terkuat di hutan ini!" pikirnya sambil menahan kuatnya hembusan angin dan dinginnya hujan. Banyak pohon berjatuhan karena badai mematahkan batang-batangnya. Sang monyet beruntung karena berada di pohon yang tinggi dan kuat. Tak jarang sang monyet hampir jatuh karena pohon itu berayun-ayun dengan kuat, akan tetapi sang monyet sanggup bertahan.

Sejam telah berlalu, akhirnya badai reda. Cahaya matahari yang hangat mulai menyinari hutan kembali. Hewan-hewan pun sudah keluar dari sarangnya, termasuk para monyet yang keluar untuk melihat kondisi temannya yang sedang memanjat itu. Sungguh menajubkan, monyet itu masih bertahan di puncak pohon tertinggi tersebut. "Ha ha ha, memang aku monyet terkuat di hutan ini. Hujan badai saja ta sanggup menjatuhkanku. Ha ha ha…" Pekiknya dengan bangga sambil menepuk-nepuk dadanya.

Tak lama kemudian, angin sepoy-sepoy berhembus dengan hembusan lembut. Hembusan tersebut menyentuh seluruh badan sang monyet dengan halus dengan sinar matahari yang hangat. Sang monyet merasa nyaman dengan angin sepoy-sepoy hangat itu. Terasa bagaikan angin dari surga, setelah satu jam lamanya menahan hantaman hujan badai.
Tak terasa, mata sang monyet mulai menyipit sedikit demi sedikit. Genggaman kuatnya tak tersasa mulai mengendur. Ototnya yang menegang, perlahan-lahan mulai melemah. Dan bisa ditebak, sang monyet itu langsung tertidur.

Tak lama kemudian sang monyet itu bangun, dengan badan penuh luka. Dia baru sadar bahwa dia terjatuh ketika ia tertidur diatas pohon. Dan yang paling menyakitkan adalah ternyata dia telah dijatuhkan dengan mudah oleh angin-angin sepoi-sepoi
itu.

~~~

Teman-teman yang tersayang....
 
Mungkin banyak dari diri kita ini merasa kuat dengan berbagai ujian berupa kesempitan, kelaparan, kesusahan, seperti badai hujan yang selalu menimpa diri kita.


Akan tetapi banyak dari diri kita ini lemah dan tidak kuat terhadap ujian berupa kesenangan, harta, jabatan, seperti hembusan angin sepoi-sepoi hangat yang melenakan, sehingga membuat kita tertidur. Dan tanpa sadar kita ternyata sudah terjatuh.

Semua keadaan di muka bumi ini pada hakekatnya adalah sebuah ujian. Apakah kita kuat dan sabar ketika diberi musibah? Dan apakah kita terlena ketika kita diberi kesenangan?


Monday, November 01, 2010

MEMBERI TANPA PAMRIH

  Di sebuah lembah sebelah utara pegunungan Alpen, Jerman, ada
  sebuah biara terkenal, namanya Maulbronn. Sejarah panjangnya bisa
  ditelusuri sejak tahun 1147. Pada 1993, oleh UNESCO, tempat tersebut
  diangkat sebagai salah satu warisan budaya dunia. Salah satu yang
  terkenal dari biara ini adalah sebuah mata air yang keluar dari sisi
  sebuah bukit. Aliran air tersebut dialirkan melalui sebatang pohon
  yang sudah terlebih dahulu dikosongkan, sehingga berbentuk pipa.
  Batangan pohon tersebut bersambung dengan batangan pohon lain.
  Begitu seterusnya. Derasnya aliran air membuat suara gemericik air
  menjadi salah satu atraksi tersendiri di sana.

  Di samping rangkaian batang pohon itu terdapat sebuah tulisan dalam
  bahasa Jerman, yang artinya: "Jika ada orang yang datang dan meminum
  air ini, apakah mereka akan berterima kasih? Tetapi, tidak apa-apa,
  bagaimanapun saya akan terus mengalir dan bergemericik. Betapa indah
  dan sederhananya hidup saya: saya memberi dan terus memberi."

  Berbuat baik kepada sesama tanpa memperhitungkan balas jasa atau pun
  ucapan terima kasih adalah salah satu aspek dari kemurahan hati.
 

         BERBUAT BAIK KEPADA ORANG LAIN ITU TINDAKAN TERPUJI