Thursday, August 26, 2010

KISAH SUP BATU

KISAH SUP BATU

   Alkisah ada tiga pengembara, yang dalam perjalanannya singgah di
   sebuah kota. Warga kota itu tak pernah bergembira, sebab mereka hidup
   dengan sangat mementingkan diri sendiri. Mereka mengerjakan segala
   sesuatu sendiri dan untuk dirinya sendiri. Selain itu, mereka suka
   mencurigai semua orang. Termasuk kepada tiga pengembara kelaparan yang
   duduk di tengah alun-alun kota mereka. Tiga pengembara itu membuat api
   lalu merebus sebuah batu. "Apa yang kaubuat?" tanya seorang anak yang
   lewat. "Kami membuat sup batu yang sangat enak, " kata si pengembara,
   "tetapi akan jauh lebih enak jika ditambah sesiung kecil bawang, "
   lanjutnya. Anak itu pun berlari dan mengambilkan bawang. Orang-orang
   kota itu mulai penasaran. Mereka mengintip dan menengok satu per satu.
   "Sup ini akan jauh lebih enak jika ditambah wortel dan tomat. Seiris
   kecil daging juga membuat rasanya jauh lebih baik." Didorong oleh rasa
   ingin tahu yang kuat, mereka membawakan satu per satu bahan yang
   disebut para pengembara. Alhasil, jadilah sup yang enak (tentu setelah
   batunya dibuang) dan penduduk kota ikut menikmatinya. Untuk pertama
   kalinya penduduk kota itu meniadakan rasa curiga dan mengalami
   indahnya hidup berbagi dalam kebersamaan. Pemazmur menyebutkan betapa
   baiknya apabila kita hidup bersama dengan rukun. Tidak cuma berarti
   tinggal bersama-sama, tetapi saling menerima dan saling berbagi dalam
   kasih. Hidup rukun tanpa prasangka, yang menghalangi interaksi dengan
   sesama. Hidup harmonis ini bukan saja mendatangkan kebahagiaan bagi
   kita,  melainkan juga bagi Allah. Seperti kata pemazmur, "… sebab ke
   sanalah Tuhan memerintahkan berkat ..." --SL

    ORANG YANG SELALU MENARUH CURIGA MEMBATASI DIRINYA UNTUK BAHAGIA