Tuesday, August 10, 2010

Afrika Selatan

   Siapa yang menyangka Afrika Selatan dapat dipilih menjadi tuan rumah
   kejuaraan sepak bola akbar seperti Piala Dunia. Dulu mereka adalah
   negara yang dikeluarkan dari keanggotaan FIFA karena sistem
   apartheid yang mereka anut. Sebuah sistem politik yang membedakan
   hak orang-orang kulit putih dan hitam. Namun sejak 1990-an, negara
   ini dibebaskan dari tirani pemisahan tersebut. Hingga akhirnya
   mereka bukan hanya diterima kembali menjadi anggota FIFA, melainkan
   juga terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia.

   Kejutan serupa pernah terjadi pada bangsa Israel. Siapa yang
   menyangka bahwa Israel menjadi sebuah bangsa yang kuat, padahal
   semula mereka budak di Mesir. Selama berpuluh-puluh tahun mereka
   mengembara di padang pasir, tak memiliki tanah air tempat mereka
   tinggal dan membangun bangsanya. Namun demikian, dengan pertolongan
   dan kuasa Tuhan, mereka berhasil melewati tantangan dan bahkan
   berhasil merebut negeri Kanaan dengan mengalahkan raja-raja di
   negeri itu yang memiliki tentara dan pahlawan-pahlawan perang yang
   hebat, seperti orang-orang yang disebut dalam Alkitab sebagai orang
   Enak.

   Ini membuktikan bahwa apa yang terjadi sekarang bisa berubah kapan
   saja. Bangsa yang semula memiliki sejarah buruk, suatu saat dapat
   berkembang baik. Karena itu, jika bangsa kita saat ini tengah dalam
   keadaan carut-marut, jangan putus harapan. Harapan itulah yang
   membuat kita tetap bertekun mendoakan negeri ini; mengasihi negeri
   ini; melakukan yang terbaik bagi negeri ini. Tuhan pasti tidak akan
   pernah tinggal diam melihat segala permasalahan negeri ini, terlebih
   lagi apabila ada anak-anak-Nya yang setia berdoa -—RY

           DOA-DOA KITA AKAN JAUH LEBIH BERARTI BAGI NEGERI INI
                 DIBANDINGKAN KELUHAN BAHKAN KUTUKAN

JIKA SUDAH NORMAL?

  Sejak ditinggal mati suaminya, Desi kehilangan semangat hidup. Ia
  tidak lagi tertarik untuk berolahraga atau merawat tubuh seperti
  dulu. Ia selalu berpikir, "Nanti jika situasinya sudah kembali
  normal, aku akan berolahraga lagi." Tiga tahun berlalu dan Desi
  merasa situasinya belum berubah. Tiba-tiba ia tersadar, "Jika aku
  tidak mulai berusaha melakukan apa yang masih bisa kulakukan,
  situasi tidak akan kembali menjadi normal!" Ia pun memutuskan untuk
  kembali beraktivitas, lalu semua menjadi normal lagi.

  Pengkhotbah menyatakan bahwa situasi yang kita hadapi kerap tidak
  ideal. Tidak normal. Investasi yang kita tanam belum tentu langsung
  membuahkan hasil (ayat 1). Pemberian kita kepada orang lain belum
  tentu bisa menolongnya keluar dari musibah (ayat 2). Cuaca dan arah
  angin hari ini mungkin tidak ideal untuk menabur benih. Apa pun yang
  kita lakukan selalu punya risiko untuk gagal. Namun, jauh lebih baik
  kita berusaha berbuat sesuatu ketimbang terus menunggu situasi
  hingga menjadi ideal. Jika kita selalu menanti "saat yang tepat"
  untuk bertindak, kita akan menunggu selamanya tanpa hasil apa pun!
  Lebih baik kalah setelah mencoba, daripada menyerah sebelum
  berusaha.

  Apakah Anda merasa beban persoalan membuat hidup Anda menjadi "tidak
  normal"? Jangan menunggu semuanya menjadi normal kembali. Bisa jadi
  Anda tidak akan pernah bisa mengalami hidup seperti dulu. Pengalaman
  hidup kerap mengubah diri dan lingkungan kita. Jadi, lebih baik
  lakukan saja apa yang bisa Anda lakukan hari ini. Allah akan
  menolong dan memberi "rasa normal" yang baru! --JTI

OSCAR DAN RAZZIE

  Di Hollywood, ada penghargaan bidang perfilman, yaitu Piala Oscar
  untuk menghargai kinerja terbaik, ada pula piala Razzie untuk
  mengganjar kinerja terburuk. Pada Maret 2010, Sandra Bullock menjadi
  aktris pertama yang mendapatkan kedua piala itu pada tahun yang
  sama. Ia memperoleh Razzie sebagai aktris terburuk karena
  penampilannya di film All About Steve, lalu meraih Oscar sebagai
  aktris terbaik untuk perannya di The Blind Side. Sandra memajang
  kedua piala itu di rak yang sama di rumahnya. Ia menganggap piala
  Razzie sebagai penetral yang hebat. "Piala itu mengingatkan saya
  agar tidak membusungkan dada menyombongkan diri."
  Adakah "duri" yang terus mengganggu kita? Kita berusaha sekuat
  tenaga untuk menyingkirkannya, tetapi tidak berhasil juga. Mungkin
  Tuhan mengizinkannya untuk mengingatkan kita akan kemanusiaan dan
  kebutuhan kita akan anugerah-Nya. Agar, kita dapat belajar
  menerimanya secara rela dan lapang dada --ARS

                 DALAM KEMURAHAN ANUGERAH TUHAN
            KELEMAHAN DAPAT BERUBAH MENJADI KEKUATAN

MENCARI ATAU MENJADI?

   "Ada gula ada semut", begitu bunyi pepatah lama yang kebenarannya
   tetap berlaku. Banyak orang akan berkumpul di sekeliling orang kaya.
   Berlagak sebagai kawan, tentu saja demi mendapat cipratan rezeki.
   Namun, kenyataan membuktikan bahwa mereka sebenarnya bukan teman,
   melainkan benalu; bukan sahabat, melainkan penjilat. Sikap mereka
   akan berubah drastis seiring keadaan yang berubah. Habis manis sepah
   dibuang.

   Kenyataan di atas kerap dialami oleh orang yang tadinya kaya,
   kemudian jatuh miskin. Yang semula tebu, tetapi akhirnya tinggal
   jadi ampas. Maka, semua yang tadinya teman tiba-tiba saja
   menghilang. Namun, tidak berarti si kaya pun tidak merasakan
   "pahit"-nya kebenaran ini. Penulis Amsal adalah salah satu
   contohnya. Ia adalah si kaya yang sadar bahwa yang ada padanya bukan
   kawan. Yang berkerumun di sekelilingnya tak lebih daripada para
   penjilat. Padahal yang ia butuhkan adalah teman. Orang kaya pun
   punya kesusahan dan kesukaran. Mereka butuh solidaritas seorang
   sahabat sejati. Sedangkan "persahabatan" palsu menghadirkan kesepian
   dan kemuakan tersendiri bagi si kaya.

   Semua orang perlu teman yang setia di segala waktu. Entah ia kaya
   atau miskin. Tidak ada manusia yang suka diperalat pada saat ia
   kaya, lalu dengan begitu saja dicampakkan pada saat ia miskin.
   Kenyataannya memang sulit mencari seorang sahabat, baik bagi si
   miskin maupun si kaya. Oleh sebab itu, siapa pun Anda, janganlah
   terpaku hanya "mencari" sahabat; justru sebaliknya "jadilah" sahabat
   bagi yang membutuhkan. Sama seperti Yesus tatkala hadir di dunia ini
   -—PAD

                 DARIPADA MENCARI SAHABAT KE MANA-MANA
                 LEBIH BAIK MENJADI KAWAN DI MANA-MANA