Siapa yang menyangka Afrika Selatan dapat dipilih menjadi tuan rumah kejuaraan sepak bola akbar seperti Piala Dunia. Dulu mereka adalah negara yang dikeluarkan dari keanggotaan FIFA karena sistem apartheid yang mereka anut. Sebuah sistem politik yang membedakan hak orang-orang kulit putih dan hitam. Namun sejak 1990-an, negara ini dibebaskan dari tirani pemisahan tersebut. Hingga akhirnya mereka bukan hanya diterima kembali menjadi anggota FIFA, melainkan juga terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia. Kejutan serupa pernah terjadi pada bangsa Israel. Siapa yang menyangka bahwa Israel menjadi sebuah bangsa yang kuat, padahal semula mereka budak di Mesir. Selama berpuluh-puluh tahun mereka mengembara di padang pasir, tak memiliki tanah air tempat mereka tinggal dan membangun bangsanya. Namun demikian, dengan pertolongan dan kuasa Tuhan, mereka berhasil melewati tantangan dan bahkan berhasil merebut negeri Kanaan dengan mengalahkan raja-raja di negeri itu yang memiliki tentara dan pahlawan-pahlawan perang yang hebat, seperti orang-orang yang disebut dalam Alkitab sebagai orang Enak. Ini membuktikan bahwa apa yang terjadi sekarang bisa berubah kapan saja. Bangsa yang semula memiliki sejarah buruk, suatu saat dapat berkembang baik. Karena itu, jika bangsa kita saat ini tengah dalam keadaan carut-marut, jangan putus harapan. Harapan itulah yang membuat kita tetap bertekun mendoakan negeri ini; mengasihi negeri ini; melakukan yang terbaik bagi negeri ini. Tuhan pasti tidak akan pernah tinggal diam melihat segala permasalahan negeri ini, terlebih lagi apabila ada anak-anak-Nya yang setia berdoa -—RY DOA-DOA KITA AKAN JAUH LEBIH BERARTI BAGI NEGERI INI DIBANDINGKAN KELUHAN BAHKAN KUTUKAN |
Tuesday, August 10, 2010
Afrika Selatan
JIKA SUDAH NORMAL?
Sejak ditinggal mati suaminya, Desi kehilangan semangat hidup. Ia tidak lagi tertarik untuk berolahraga atau merawat tubuh seperti dulu. Ia selalu berpikir, "Nanti jika situasinya sudah kembali normal, aku akan berolahraga lagi." Tiga tahun berlalu dan Desi merasa situasinya belum berubah. Tiba-tiba ia tersadar, "Jika aku tidak mulai berusaha melakukan apa yang masih bisa kulakukan, situasi tidak akan kembali menjadi normal!" Ia pun memutuskan untuk kembali beraktivitas, lalu semua menjadi normal lagi. Pengkhotbah menyatakan bahwa situasi yang kita hadapi kerap tidak ideal. Tidak normal. Investasi yang kita tanam belum tentu langsung membuahkan hasil (ayat 1). Pemberian kita kepada orang lain belum tentu bisa menolongnya keluar dari musibah (ayat 2). Cuaca dan arah angin hari ini mungkin tidak ideal untuk menabur benih. Apa pun yang kita lakukan selalu punya risiko untuk gagal. Namun, jauh lebih baik kita berusaha berbuat sesuatu ketimbang terus menunggu situasi hingga menjadi ideal. Jika kita selalu menanti "saat yang tepat" untuk bertindak, kita akan menunggu selamanya tanpa hasil apa pun! Lebih baik kalah setelah mencoba, daripada menyerah sebelum berusaha. Apakah Anda merasa beban persoalan membuat hidup Anda menjadi "tidak normal"? Jangan menunggu semuanya menjadi normal kembali. Bisa jadi Anda tidak akan pernah bisa mengalami hidup seperti dulu. Pengalaman hidup kerap mengubah diri dan lingkungan kita. Jadi, lebih baik lakukan saja apa yang bisa Anda lakukan hari ini. Allah akan menolong dan memberi "rasa normal" yang baru! --JTI |
OSCAR DAN RAZZIE
Di Hollywood, ada penghargaan bidang perfilman, yaitu Piala Oscar untuk menghargai kinerja terbaik, ada pula piala Razzie untuk mengganjar kinerja terburuk. Pada Maret 2010, Sandra Bullock menjadi aktris pertama yang mendapatkan kedua piala itu pada tahun yang sama. Ia memperoleh Razzie sebagai aktris terburuk karena penampilannya di film All About Steve, lalu meraih Oscar sebagai aktris terbaik untuk perannya di The Blind Side. Sandra memajang kedua piala itu di rak yang sama di rumahnya. Ia menganggap piala Razzie sebagai penetral yang hebat. "Piala itu mengingatkan saya agar tidak membusungkan dada menyombongkan diri." Adakah "duri" yang terus mengganggu kita? Kita berusaha sekuat tenaga untuk menyingkirkannya, tetapi tidak berhasil juga. Mungkin Tuhan mengizinkannya untuk mengingatkan kita akan kemanusiaan dan kebutuhan kita akan anugerah-Nya. Agar, kita dapat belajar menerimanya secara rela dan lapang dada --ARS DALAM KEMURAHAN ANUGERAH TUHAN KELEMAHAN DAPAT BERUBAH MENJADI KEKUATAN |
MENCARI ATAU MENJADI?
"Ada gula ada semut", begitu bunyi pepatah lama yang kebenarannya tetap berlaku. Banyak orang akan berkumpul di sekeliling orang kaya. Berlagak sebagai kawan, tentu saja demi mendapat cipratan rezeki. Namun, kenyataan membuktikan bahwa mereka sebenarnya bukan teman, melainkan benalu; bukan sahabat, melainkan penjilat. Sikap mereka akan berubah drastis seiring keadaan yang berubah. Habis manis sepah dibuang. Kenyataan di atas kerap dialami oleh orang yang tadinya kaya, kemudian jatuh miskin. Yang semula tebu, tetapi akhirnya tinggal jadi ampas. Maka, semua yang tadinya teman tiba-tiba saja menghilang. Namun, tidak berarti si kaya pun tidak merasakan "pahit"-nya kebenaran ini. Penulis Amsal adalah salah satu contohnya. Ia adalah si kaya yang sadar bahwa yang ada padanya bukan kawan. Yang berkerumun di sekelilingnya tak lebih daripada para penjilat. Padahal yang ia butuhkan adalah teman. Orang kaya pun punya kesusahan dan kesukaran. Mereka butuh solidaritas seorang sahabat sejati. Sedangkan "persahabatan" palsu menghadirkan kesepian dan kemuakan tersendiri bagi si kaya. Semua orang perlu teman yang setia di segala waktu. Entah ia kaya atau miskin. Tidak ada manusia yang suka diperalat pada saat ia kaya, lalu dengan begitu saja dicampakkan pada saat ia miskin. Kenyataannya memang sulit mencari seorang sahabat, baik bagi si miskin maupun si kaya. Oleh sebab itu, siapa pun Anda, janganlah terpaku hanya "mencari" sahabat; justru sebaliknya "jadilah" sahabat bagi yang membutuhkan. Sama seperti Yesus tatkala hadir di dunia ini -—PAD DARIPADA MENCARI SAHABAT KE MANA-MANA LEBIH BAIK MENJADI KAWAN DI MANA-MANA |
Subscribe to:
Posts (Atom)