Sunday, December 12, 2010

"Kalau Ada Waktu" buat anak-anak

Malam ini nampaknya akan jadi salah satu malam tersibuk,
karena saya harus menyelesaikan finishing 4 buku di satu malam di rumah.
Segala rencana sudah disiapkan, jam berapa sampai jam berapa mengerjakan yang mana dan seterusnya
sehingga sebelum tengah malam bisa selesai. Begitu rencananya.

Tiba tiba si bungsu Adam datang dan minta ditemani untuk melatih speed lari menggunakan treadmill.
Karena memang pelatih bola menganjurkan Adam berlatih speed, saya menemani Adam latihan, meninggalkan kerja.
Saya tidak mau menunda, mumpung ia sedang semangat dan untuk jaga momentum.
Sesekali saya perhatikan waktu, nampaknya masih cukup.

Setelah selesai dan sama-sama kelelahan, saya mulai duduk depan komputer dan siap bekerja mengejar target.
Belum lama berselang, setelah mengganti bajunya yang basah kuyup, Adam datang lagi ke kamar kerja,
kali ini minta diajarkan matematika, pecahan, desimal, persen, dll.
Sekali lagi saya tunda kerja, dan coba menerangkan sebaik mungkin cara mudah agar Adam bisa mengerti.
Sesekali saya perhatikan waktu, nampaknya masih bisa dikejar.

Belum selesai menemani Adam belajar, kali ini si sulung Salsa datang.
Ia mengajak diskusi tentang proyek presentasinya atau proyek workshop dari sekolah.
Kami berdiskusi cukup lama, apakah sebaiknya menggunakan power point atau movie maker,
bagaimana menentukan tema dan angle menarik dari workshopnya.
Selama diskusi, Adam sesekali menyelak untuk bertanya soal-soal matematika yang tidak dimengertinya.

Tanpa terasa (sebenarnya terasa sih), waktu sudah menjelang tengah malam, dan anak-anak harus tidur,
dan tidak satupun pekerjaan yang harus saya kerjakan sempat terpegang.
Nampaknya semua rencana tidak berjalan.
Dan saya mengantarkan anak-anak tidur.
Maklumlah, ibunya anak-anak sedang di luar kota, jadi malam ini saya urus anak-anak.
Selepas mereka tidur, saya baru bisa mulai bekerja dan tidak tidur sampai subuh.

Ada saat rasanya ingin mengatakan, "Please I'm busy" atau " Saya sedang sibuk, jangan diganggu!" dsb
Tapi saya memilih untuk membiarkan anak-anak mengganggu saya bekerja.

Seringkali orang tua berkata "Saya sibuk" ketika diganggu anak-anaknya.
Bahkan ada yang marah ketika diganggu saat bekerja di rumah.

Daripada menolak keinginan anak yang membutuhkan waktu saya,
saya memilih untuk menunda waktu kerja untuk anak-anak dan mengorbankan waktu tidur sebagai gantinya.
Kenapa? Karena rasanya tidak fair, waktu siang kita bekerja anak-anak sudah tidak bisa bertemu,
dan ketika malam pun pekerjaan mengambil waktu anak-anak kita.

Saya selalu ingat "Why"
Salah satu alasan kenapa saya harus bekerja, harus lembur mengejar target kerja adalah
agar anak-anak lebih sejahtera dan bahagia.
Agar ketika sejahtera, saya punya waktu bebas bersama anak-anak.
Jadi tidak fair rasanya kalau saya harus korbankan anak-anak karena sesuatu yang saya lakukan untuk MEREKA juga.
Karena anak-anak adalah "WHY" atau salah satu alasan saya bekerja,
jadi saya tidak mau membalik mengorbankan mereka karena pekerjaaan.

Tapi ini bukan berarti Anda tidak bekerja profesional.
Saya tetap mengejar target, hanya saja saya korbankan waktu tidur, bukan waktu bersama anak-anak.
Kadang-kadang memang harus demikian.

Salah satu yang paling dibutuhkan anak dari orang tua adalah "WAKTU"
Paling ideal adalah memberikan KWANTITAS dan KUALITAS WAKTU.
Kalaupun belum sanggup minimal KUALITAS WAKTU.
Waktu berkualitas adalah PERHATIAN.
Di antara kebutuhan waktu tersebut ada yang disebut MOMENTUM.
Hadiah waktu terbaik adalah MOMENTUM yang TEPAT.
Dan MOMENTUM yang tepat adalah saat mereka MEMBUTUHKAN.
Kapan saat anak-anak membutuhkan ORANG TUA, ya saat mereka meminta dan datang kepada kita.

Karena itulah saya sering meninggalkan kesibukan jika MOMENTUM kebutuhan anak datang.
Karena HADIAH terbaik adalah hadiah yang diberikan saat dibutuhkan.

Seringkali dalam seminar dan workshop motivasi saya tekankan:
"Segeralah kaya ketika muda. Segeralah sejahtera ketika anak-anak masih kecil"
Kenapa? Karena mereka butuh waktu kita ya saat mereka masih kecil.
Jangan tunggu punya kebebasan waktu ketika pensiun, atau makmur ketika tua.
Karena ketika tua mereka sudah punya teman, sudah punya organisasi dan sudah sibuk dengan dirinya sendiri.
Jangan disaat mereka sudah matang dan sibuk kita malah mengganggu mereka.
Apalagi kalau menunggu tua baru punya waktu, mungkin kesehatan kita juga sudah parah.

Karena itu, BUAT WAKTU untuk anak anak. Jangan KALAU ADA WAKTU.
Kalau kesejahteraan finansial belum cukup maka berikan WAKTU.
Waktu yang Anda miliki, dengan waktu yang dimiliki orang terkaya di dunia jumlahnya sama, 24 jam sehari.
Gunakan kekuatan WAKTU untuk membahagiakan anak.
Jangan katakan KALAU ADA waktu, karena SELALU SAJA ADA KESIBUKAN.
Waktu HARUS DISEDIAKAN, dan DISIAPKAN dan DIJATAHKAN untuk anak-anak kita.



(Wisdom Diary)


Ratih Junisari Mangiwa

"Winning horse doesn't know why it runs the race. It runs because of beats & pain.
Life is a race, God is your rider. So if u are in a pain, then think,God want You to win"

(^&^)v  Save a tree. Don't print this e-mail unless it's really necessary 

Sunday, November 07, 2010

Hidup bukan masalah yg harus dipecahkan, tapi sebuah kenyataan yg harus dijalani.

Suatu ketika ada sebuah kapal yg tenggelam diterjang badai. Tak ada yg tersisa
kecuali 1 orang awak kapalnya. Dia terdampar pd sebuah pulau kecil tak
berpenghuni, sendirian dan tak punya bekal makanan. Dia mulai mencari dan
menyusun kayu beserta pelepah nyiur untuk dibangun menjadi sebuah gubuk kecil
sbg tempat bernaungnya sambil membuat perapian penghangat badan. Keesokan
harinya dia mulai mencari buah2an untuk mengganjal perutnya yg lapar. Namun
sesampainya kembali ke gubuknya, dia mendapati gubuknya itu sdh hangus terbakar
tanpa tersisa rata dng tanah. Rupanya dia lupa mematikan perapian yg dibuatnya
semalam. Diapun berteriak marah, " Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku.
Mengapa ??!!.. Tiba2 terdengar suara peluit kapal. Ternyata ada sebuah kapal
laut yg sedang datang mendekat ke arah pantai. Lalu turunlah beberapa orang
menghampiri pria yg sedang menangisi nasibnya td. Pria itu terkejut dan
bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalo aku ada disini ??. Mereka menjawab,"
Kami melihat simbol asapmu !!..

Pesan cerita :
Tuhan selalu ada pada hati kita walau dalam keadaan yg paling berat sekalipun.
Jika doa kita dijawab YA oleh Tuhan, maka kita akan mendapatkan apa yg kita mau.

Jika jawabannya TIDAK, maka kita akan mendapat pengganti yg lebih baik.
Jika jawabannya TUNGGU, maka kita akan mendapat YANG TERBAIK sesuai dng
kehendakNYA.

Hidup bukan masalah yg harus dipecahkan, tapi sebuah kenyataan yg harus
dijalani.



Ratih Junisari Mangiwa

(^&^)v  Save a tree. Don't print this e-mail unless it's really necessary 

Tuesday, November 02, 2010

apakah kita kuat?

Di sebuah hutan, terdapat seekor monyet yang kuat dan ahli dalam memanjat. Suatu saat sang monyet memanjat pohon yang paling tinggi di hutan tersebut. Monyet itu akan mempelihatkan kekuatannya kepada banyak monyet yang sedang menatap dirinya.

Dengan cepat dan tangkas monyet itu memanjat pohon itu. Dari dahan ke dahan lainnya, monyet itu memanjat dan melompat dengan gerakan indah, hingga tidak membutuhkan waktu lama sang monyet untuk mencapai puncak pohon.

Dengan bangga sang monyet menepuk-nepuk dadanya, menunjukan bahwa dirinya adalah yang terhebat. Monyet-monyet lainnya pun berteriak-berteriak menunjukan bahwa mereka takjub dengan kemampunnya.

Pada saat itu juga, tiba-tiba cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi galap dan mendung. Gemuruh langit terdengar, rintik-rintik hujan turun tak lama, langsung disusul lebatnya hujan badai. Para monyet belarian menuju sarang-sarang mereka untuk berteduh, kecuali satu monyet yang memanjat pohon, dia berpegang dengan erat batang pohon yang ia panjat. Menahan hujan badai yang terus saja menghantamnya, yang seolah-olah berusaha menjatuhkannya.

"Aku harus kuat, karna aku adalah monyet terkuat di hutan ini!" pikirnya sambil menahan kuatnya hembusan angin dan dinginnya hujan. Banyak pohon berjatuhan karena badai mematahkan batang-batangnya. Sang monyet beruntung karena berada di pohon yang tinggi dan kuat. Tak jarang sang monyet hampir jatuh karena pohon itu berayun-ayun dengan kuat, akan tetapi sang monyet sanggup bertahan.

Sejam telah berlalu, akhirnya badai reda. Cahaya matahari yang hangat mulai menyinari hutan kembali. Hewan-hewan pun sudah keluar dari sarangnya, termasuk para monyet yang keluar untuk melihat kondisi temannya yang sedang memanjat itu. Sungguh menajubkan, monyet itu masih bertahan di puncak pohon tertinggi tersebut. "Ha ha ha, memang aku monyet terkuat di hutan ini. Hujan badai saja ta sanggup menjatuhkanku. Ha ha ha…" Pekiknya dengan bangga sambil menepuk-nepuk dadanya.

Tak lama kemudian, angin sepoy-sepoy berhembus dengan hembusan lembut. Hembusan tersebut menyentuh seluruh badan sang monyet dengan halus dengan sinar matahari yang hangat. Sang monyet merasa nyaman dengan angin sepoy-sepoy hangat itu. Terasa bagaikan angin dari surga, setelah satu jam lamanya menahan hantaman hujan badai.
Tak terasa, mata sang monyet mulai menyipit sedikit demi sedikit. Genggaman kuatnya tak tersasa mulai mengendur. Ototnya yang menegang, perlahan-lahan mulai melemah. Dan bisa ditebak, sang monyet itu langsung tertidur.

Tak lama kemudian sang monyet itu bangun, dengan badan penuh luka. Dia baru sadar bahwa dia terjatuh ketika ia tertidur diatas pohon. Dan yang paling menyakitkan adalah ternyata dia telah dijatuhkan dengan mudah oleh angin-angin sepoi-sepoi
itu.

~~~

Teman-teman yang tersayang....
 
Mungkin banyak dari diri kita ini merasa kuat dengan berbagai ujian berupa kesempitan, kelaparan, kesusahan, seperti badai hujan yang selalu menimpa diri kita.


Akan tetapi banyak dari diri kita ini lemah dan tidak kuat terhadap ujian berupa kesenangan, harta, jabatan, seperti hembusan angin sepoi-sepoi hangat yang melenakan, sehingga membuat kita tertidur. Dan tanpa sadar kita ternyata sudah terjatuh.

Semua keadaan di muka bumi ini pada hakekatnya adalah sebuah ujian. Apakah kita kuat dan sabar ketika diberi musibah? Dan apakah kita terlena ketika kita diberi kesenangan?


Monday, November 01, 2010

MEMBERI TANPA PAMRIH

  Di sebuah lembah sebelah utara pegunungan Alpen, Jerman, ada
  sebuah biara terkenal, namanya Maulbronn. Sejarah panjangnya bisa
  ditelusuri sejak tahun 1147. Pada 1993, oleh UNESCO, tempat tersebut
  diangkat sebagai salah satu warisan budaya dunia. Salah satu yang
  terkenal dari biara ini adalah sebuah mata air yang keluar dari sisi
  sebuah bukit. Aliran air tersebut dialirkan melalui sebatang pohon
  yang sudah terlebih dahulu dikosongkan, sehingga berbentuk pipa.
  Batangan pohon tersebut bersambung dengan batangan pohon lain.
  Begitu seterusnya. Derasnya aliran air membuat suara gemericik air
  menjadi salah satu atraksi tersendiri di sana.

  Di samping rangkaian batang pohon itu terdapat sebuah tulisan dalam
  bahasa Jerman, yang artinya: "Jika ada orang yang datang dan meminum
  air ini, apakah mereka akan berterima kasih? Tetapi, tidak apa-apa,
  bagaimanapun saya akan terus mengalir dan bergemericik. Betapa indah
  dan sederhananya hidup saya: saya memberi dan terus memberi."

  Berbuat baik kepada sesama tanpa memperhitungkan balas jasa atau pun
  ucapan terima kasih adalah salah satu aspek dari kemurahan hati.
 

         BERBUAT BAIK KEPADA ORANG LAIN ITU TINDAKAN TERPUJI

Sunday, October 24, 2010

TETAP MENJADI BERKAT


Opa Lukas sudah hampir delapan puluh tahun usianya, tetapi masih  tampak sangat sehat untuk orang sebayanya. Setiap hari ia selalu  jalan pagi atau berenang selama 15-30 menit. Tidak pernah absen ke  gereja, kecuali sedang sakit. Aktif di Persekutuan Lansia di gereja.  Ramah, murah senyum, suka humor. Pernah ia sakit dan dirawat  seminggu di rumah sakit, dan selama ia di situ hampir semua perawat  dan dokter di rumah sakit mengenalnya. Ketika sudah cukup kuat  berjalan, ia mengunjungi pasien lain, sekadar menyapa dan mendoakan.  Kalau ditanya, apa resepnya hingga tetap sehat dan bersemangat, maka  jawabnya, "Semua berkat Tuhan. Opa selalu memanjatkan syukur kepada  Tuhan."

 

Sudah lama para ahli sepakat, bahwa ada korelasi yang erat antara  hubungan dengan Tuhan dan hidup sehat. Di Inggris pernah dilakukan  survei kepada para lansia. Hasilnya, kakek nenek yang hidupnya dekat  dengan Tuhan; rajin membaca Alkitab, berdoa dan beribadah, umumnya  mereka lebih bisa bersukacita dan bersyukur dalam hidupnya. Secara  fisik pun mereka lebih sehat, tidak rewel, dan lebih mampu  bersosialisasi.

 

Hal yang sama dikatakan oleh pemazmur ,  bahwa orang benar-yaitu mereka yang hidupnya dekat dengan Tuhan  , akan bertunas seperti pohon korma dan akan tumbuh subur  seperti pohon aras Libanon ). Pohon korma adalah pohon yang  ketika semakin tua, buahnya semakin manis. Sedang pohon aras  Libanon, semakin tua batangnya semakin bagus untuk dibuat mebel.  Artinya, mereka akan senantiasa menjadi berkat, bahkan sampai masa  tuanya --AYA

 

HIDUP DEKAT DENGAN TUHAN SUNGGUH MENYEHATKAN TAK HANYA JIWA, TETAPI JUGA RAGA



Ratih Junisari Mangiwa

(^&^)v  Save a tree. Don't print this e-mail unless it's really necessary 

Sunday, September 26, 2010

BERBUAT KEBAIKAN

  Suatu pagi seorang pemuda sedang berjalan di pinggir pantai. Ia
  melihat begitu banyak bintang laut yang terdampar di sana. Tak jauh
  dari situ ada seorang kakek yang sedang memunguti bintang laut dan
  melemparkannya kembali ke laut. Si pemuda mendekatinya dan bertanya,
  "Untuk apa Kakek melakukannya?" Kakek itu menjelaskan, bahwa semua
  bintang laut itu akan mati kalau terus-menerus kena cahaya matahari.
  "Pantai ini begitu luas, ada ribuan bintang laut yang terdampar.
  Tidakkah usaha Kakek ini akan percuma saja?" tanya pemuda itu lagi.
  Sambil mengambil satu bintang laut kakek itu berkata, "Tetapi pasti
  tidak akan percuma untuk yang satu ini."

  Perbuatan baik, sekecil apa pun, tidak akan sia-sia. Kalaupun itu
  tidak mengubah seluruh keadaan, setidaknya bisa mengubah sebagian
  kecil dari keadaan.

  Oleh karena itu, marilah kita tidak jemu-jemu berbuat kebaikan; di
  mana pun dan dalam bentuk apa pun-entah dengan cara berbagi rezeki
  untuk sesama di sekitar kita, menolong orang lain yang membutuhkan,
  atau kebaikan apa saja. Jangan berpikir bahwa tindakan-tindakan
  semacam itu seperti membuang air ke lautan luas. Sebab, masing-
  masing pasti ada gunanya. Setidaknya bagi orang yang menerima
  kebaikan itu --AYA

Wednesday, September 15, 2010

KEKUATAN PIKIRAN

  Sejak kecil Tara Holland sudah bermimpi menjadi Miss America.
  Impiannya nyaris kandas setelah beberapa kali ikut kontes dan tidak
  menang. Bukannya putus asa, Tara terus berusaha. Akhirnya, pada 1997
  ia sungguh-sungguh terpilih menjadi Miss America. Ketika ditanya
  seorang wartawan apakah ia canggung berjalan di atas panggung? Tara
  menjawab, "Tidak, karena saya sudah berjalan di atas panggung ribuan
  kali dalam pikiran saya."

  Ada pepatah dalam bahasa Latin: Fortis imaginatio generat casum.
  Artinya, imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Sejalan dengan
  yang dikatakan Marcus Aurelius dalam karyanya Meditations
  (Perenungan): "Profil kehidupan kita akan persis sama dengan apa
  yang kita pikirkan". Dengan kata lain, pikiran memiliki pengaruh
  sangat besar dalam kehidupan seseorang.

  Ketika yang ada dalam pikiran kita adalah hal-hal yang
  negatif-kepedihan, keluhan, kemarahan, kebencian, dan kegagalan,
  hidup kita akan terasa suram dan kelam. Sebaliknya kalau pikiran
  kita sarat dengan hal-hal positif-kesuksesan, kasih, sukacita,
  kebaikan, dan kebahagiaan, dunia pun akan terasa cerah. Pikiran
  ibarat kacamata kehidupan, menentukan cerah suramnya apa yang kita
  lihat.

 
       BIASAKAN BERPIKIR POSITIF HIDUP AKAN TERASA LEBIH CERAH

Thursday, September 02, 2010

-- JAWABAN-NYA TAK TERDUGA

Seseorang pernah menulis puisi:
Ia meminta kekuatan, dan Allah   memberinya kesulitan untuk menjadikannya kuat.
Ia meminta hikmat, dan   Allah memberinya masalah untuk dipecahkan.
Ia meminta kemakmuran, dan   Allah memberinya otak dan kegigihan untuk bekerja.
Ia meminta   keberanian, dan Allah memberinya bahaya untuk diatasi.
Ia meminta   kasih, dan Allah memberinya orang bermasalah yang perlu ditolong.
Ia   meminta kemurahan, dan Allah memberinya kesempatan.
Ia tidak menerima   satu pun yang diinginkannya;
ia menerima segala sesuatu yang   diperlukannya.
Doanya terjawab.
Lain kali, saat keadaan berlawanan dengan harapan kita,
bersiaplah: Jangan-jangan Tuhan malah tengah   datang mendekat! --ARS

Tuesday, August 31, 2010

MEMBAWA KEBAIKAN

  Dalam salah satu buku kumpulan khotbahnya, Menyembah dalam Roh dan
  Kebenaran, Pdt. Eka Darmaputera menulis demikian, "Dari semua
  makhluk ciptaan Tuhan, hanya manusia yang punya kecenderungan
  menyalahi dan melanggar hukum alam." Lalu beliau mengutip sebuah
  sajak:

  "Allah menciptakan matahari, matahari memberi sesuatu. Allah
  menciptakan bulan, bulan memberi sesuatu. Allah menciptakan bintang-
  bintang, bintang-bintang memberi sesuatu. Allah menciptakan awan-
  awan, awan-awan memberi sesuatu. Allah menciptakan bumi, bumi
  memberi sesuatu. Allah menciptakan pohon-pohon, pohon-pohon memberi
  sesuatu. Allah menciptakan bunga, buah, binatang, mereka memberi
  sesuatu. Allah menciptakan Anda dan saya, apa yang Anda dan saya
  beri?"

  Ya, apa yang Anda dan saya beri bagi kehidupan ini? Konon, ada tiga
  jenis orang di dunia ini. (1) Orang yang ada atau tidak ada sama
  saja, tidak membuat orang lain sedih atau senang. (2) Orang yang
  lebih baik tidak ada; orang lain justru senang kalau ia tidak ada.
  (3) Orang yang kehadirannya membawa kebaikan, sehingga ketika ia
  tidak ada, orang lain pun merasa sedih dan kehilangan.

  Pertanyaan untuk kita renungkan, orang jenis manakah kita? Semoga
  bukan jenis pertama, lebih-lebih bukan jenis kedua. Sebab kalau
  begitu kita adanya, itu berarti kita tidak memenuhi tujuan Allah
  menciptakan kita di dunia ini. Allah menciptakan kita-di mana pun
  kita berada, dan dalam peran apa pun kita hidup-untuk membawa
  kebaikan; memuliakan Allah, dan membuat orang lain merasa bersyukur --AYA

                 KITA DICIPTAKAN DENGAN TUJUAN LUHUR
          SUDAHKAH KITA HIDUP SESUAI TUJUAN KITA DICIPTAKAN?

Monday, August 30, 2010

MEMILIH UNTUK BERSYUKUR

  Ada cerita tentang dua anak yang bernama Ceria dan Murung.  Seperti
  namanya, Ceria sifatnya periang dan selalu tersenyum. Sebaliknya,
  Murung suka mengeluh dan selalu cemberut. Suatu kali Murung mendapat
  hadiah telepon genggam dari orangtuanya. Ia senang sekali, tetapi
  tidak lama wajahnya murung lagi. Ia khawatir teman-temannya meminjam
  telepon genggamnya itu dan merusakkannya. Bukannya mendatangkan
  kegembiraan, hadiah itu malah menjadi beban buatnya. Pada saat
  bersamaan, Ceria juga mendapat hadiah dari orangtuanya, yaitu kotoran
  kuda. Ketika menerima hadiah itu, Ceria kaget sekali, tetapi segera ia
  berpikir, "Ah, masa Ayah dan Ibu hanya memberi kotoran kuda, pasti ada
  sesuatu yang baik di balik ini." Ia lalu menghampiri ayah dan ibunya.
  "Ayah dan Ibu sangat mengasihi saya, jadi tidak mungkin hanya memberi
  kotoran kuda. Ini pasti sebuah tanda, bahwa Ayah Ibu sudah membelikan
  seekor kuda buat saya, " kata Ceria seraya tersenyum dan memeluk
  mereka. Cerah suramnya kehidupan kerap tidak tergantung pada kondisi
  di luar diri kita, tetapi pada bagaimana kita memandang dan
  menyikapinya. Habakuk hidup dalam masyarakat yang keras hati dan penuh
  dengan kejahatan . Walaupun demikian, ia tetap
  berpegang teguh pada imannya. Ia tidak membiarkan dirinya tenggelam
  dalam kesusahan. Sebaliknya, ia mengarahkan diri pada kasih dan kuasa
  Tuhan, karenanya ia tetap dapat bersyukur. Sekarang ini, kita mungkin
  tengah berada dalam kondisi yang sulit, tetapi sesungguhnya dalam
  keadaan demikian pun kita tetap dapat memilih untuk bersyukur --AYA

       DALAM KEADAAN APA  PUN SELALU ADA ALASAN UNTUK BERSYUKUR

Thursday, August 26, 2010

KISAH SUP BATU

KISAH SUP BATU

   Alkisah ada tiga pengembara, yang dalam perjalanannya singgah di
   sebuah kota. Warga kota itu tak pernah bergembira, sebab mereka hidup
   dengan sangat mementingkan diri sendiri. Mereka mengerjakan segala
   sesuatu sendiri dan untuk dirinya sendiri. Selain itu, mereka suka
   mencurigai semua orang. Termasuk kepada tiga pengembara kelaparan yang
   duduk di tengah alun-alun kota mereka. Tiga pengembara itu membuat api
   lalu merebus sebuah batu. "Apa yang kaubuat?" tanya seorang anak yang
   lewat. "Kami membuat sup batu yang sangat enak, " kata si pengembara,
   "tetapi akan jauh lebih enak jika ditambah sesiung kecil bawang, "
   lanjutnya. Anak itu pun berlari dan mengambilkan bawang. Orang-orang
   kota itu mulai penasaran. Mereka mengintip dan menengok satu per satu.
   "Sup ini akan jauh lebih enak jika ditambah wortel dan tomat. Seiris
   kecil daging juga membuat rasanya jauh lebih baik." Didorong oleh rasa
   ingin tahu yang kuat, mereka membawakan satu per satu bahan yang
   disebut para pengembara. Alhasil, jadilah sup yang enak (tentu setelah
   batunya dibuang) dan penduduk kota ikut menikmatinya. Untuk pertama
   kalinya penduduk kota itu meniadakan rasa curiga dan mengalami
   indahnya hidup berbagi dalam kebersamaan. Pemazmur menyebutkan betapa
   baiknya apabila kita hidup bersama dengan rukun. Tidak cuma berarti
   tinggal bersama-sama, tetapi saling menerima dan saling berbagi dalam
   kasih. Hidup rukun tanpa prasangka, yang menghalangi interaksi dengan
   sesama. Hidup harmonis ini bukan saja mendatangkan kebahagiaan bagi
   kita,  melainkan juga bagi Allah. Seperti kata pemazmur, "… sebab ke
   sanalah Tuhan memerintahkan berkat ..." --SL

    ORANG YANG SELALU MENARUH CURIGA MEMBATASI DIRINYA UNTUK BAHAGIA

Sunday, August 22, 2010

MEMBERI ATAU MEMANCING?

  Tulus hati merupakan nilai batin yang penting, tetapi sulit dijumpai.
  Masalahnya, kita biasa memiliki harapan di balik segala pemberian dan
  tindakan baik. Ketika kita melakukan kebaikan, kita diam-diam
  bermaksud membuat orang lain yang kita tolong merasa berutang pada
  kita. Hal ini tak ubahnya seperti memancing-ada sesuatu yang kita
  harapkan sebagai imbalan dari orang yang kita tolong; bahkan dari
  Tuhan. Namun, ini tentu saja tidak benar. Meski begitu, orang
  kristiani kerap punya motif tersembunyi. Kita menjadi orang yang penuh
  perhitungan dengan perbuatan baik kita. Semua ada hitungan bisnisnya.
  Lebih lagi firman Tuhan mengatakan: "Orang yang menabur sedikit  akan
  menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak
  juga". Benarkah pemahaman kita ini? Memberi adalah tindakan
  kasih yang semestinya muncul dengan segenap ketulusan, tanpa embel-
  embel apa pun.  "Hendaklah masing-
  masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau
  karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
  sukacita ... Allah sanggup melimpahkan segala anugerah kepada kamu
  ..." Bagi orang yang menjaga hatinya tulus dalam memberi, Allah
  melimpahkan berkat, yakni: "berkecukupan dalam segala sesuatu dan
  malah berkelebihan di berbagai perbuatan baik" (ayat 8). Mari
  memeriksa rekam jejak (track record) kita sendiri. Sudahkah hati kita
  jauh dari pamrih ketika kita mengasihi dan memberi? Periksalah diri
  Anda dengan jujur dan berani --DKL

             SEMAKIN DALAM SESEORANG MENGENAL KASIH TUHAN             
          IA AKAN SEMAKIN MERASA BERUTANG KASIH KEPADA TUHAN


Wednesday, August 18, 2010

SUKACITA PELAYANAN

  Saya teringat saat pertama kali saya belajar memasak. Saat itu mama
  saya spontan mengeluh, "Aduh, jadi repot!" Namun, Mama tetap mengajari
  saya memasak nasi goreng dengan sukacita. Saat itu, saya hanya diminta
  mengaduk nasinya dan Mama memberitahukan semua prosesnya sambil
  memasukkan semua bumbunya. Dan, jadilah nasi goreng pertama buatan
  saya. Waktu Papa mengatakan "Hm, lumayan enak!" rasanya hati senang
  sekali. Walaupun saya tahu, itu bukan nasi goreng saya, tetapi nasi
  goreng
Mama yang saya aduk. Seperti itulah pelayanan kita.
  Sesungguhnya Tuhan bisa saja mengerjakan semuanya sendiri. Jika
  melayani Tuhan, terkadang kita malah membuat Tuhan "repot" karena
  perilaku kita. Namun, itulah kasih Tuhan yang mau menjadikan kita
  sebagai rekan sekerja-Nya. Dan, sukacita kita adalah ketika kita dapat
  melihat karya Tuhan melalui tangan kita. Melayani Tuhan memang
  tidak mudah. Terkadang kita mengalami hal yang tidak mengenakkan
  Namun, inilah hak istimewa kita, yaitu turut merasakan sukacita Tuhan
  saat melihat orang-orang yang kita layani bertobat dan bertumbuh di
  dalam Tuhan. Oleh karena itu, tetaplah giat melayani Tuhan --VT

        TUHAN ADALAH KAPTEN DARI TIM IMPIAN YANG SELALU MENANG
    MAKA BETAPA ISTIMEWA APABILA KITA PUN MENJADI ANGGOTA TIM-NYA!

Tuesday, August 17, 2010

MEMPERLUAS LINGKARAN KASIH

  Apa yang Anda lakukan saat berada dalam lift yang penuh sesak? Anda
  akan menunduk, menatap pintu, atau mengutak-ngatik telepon genggam.
  Anda menghindari kontak mata, karena merasa tidak nyaman berdekatan
  dengan orang asing. Ini bukti bahwa tiap orang memiliki boundary:
  tembok pembatas tak terlihat di sekeliling tubuhnya. Jika seorang
  asing mencoba mendekat, secara refleks tubuh akan resah dan bergerak
  menjauh sampai ke "jarak aman". Tidak heran kita hanya merasa nyaman
  berada dalam lingkungan keluarga dan teman. Lingkaran kasih kita
  sempit. Lingkaran kasih kita perlu diperluas dengan
  meruntuhkan tembok pembatas yang membuat kita malas menjangkau orang
  asing. Ini tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Kita perlu berjuang
  mengatasi rasa tidak nyaman. Lalu, membangun jembatan persahabatan
  dengan orang di sekitar yang berbeda suku, agama, budaya, maupun
  status sosialnya. Jika kita tidak mau keluar dari zona nyaman,
  bagaimana orang bisa mendengar berita keselamatan? --JTI

KITA BISA MENJADI BERKAT HANYA SELUAS LINGKARAN KASIH YANG KITA BUAT

Monday, August 16, 2010

SISA 12 BAKUL

  Di sebuah gereja kecil ada seorang ibu yang rajin melakukan tugas-
  tugas gereja walau yang sederhana; menyapu ruangan, membereskan kursi-
  kursi sehabis dipakai acara gereja, menata buku nyanyian dan warta
  jemaat sebelum kebaktian, dan lain-lain. Gereja itu tidak punya
  karyawan tetap untuk mengurus pekerjaan tersebut. Ia melakukannya
  dengan sukarela dan senang hati. "Saya ini bukan orang yang pintar,
  tetapi saya ingin memberikan kepada Tuhan apa yang bisa saya lakukan
  walau mungkin sangat kecil, " begitu ia berkata. Ibu itu sungguh
  menjadi berkat bagi gerejanya. Dalam Injil Yohanes dikisahkan tentang
  orang banyak berbondong-bondong mengikuti Tuhan Yesus. Mereka sangat
  terpesona dengan kuasa mukjizat dan pengajaran Tuhan Yesus. Hingga
  sampailah mereka di tempat terpencil, jauh ke mana-mana. Para murid
  pun kebingungan, bagaimana mereka bisa memberi makan orang sebanyak
  itu. Di antara orang banyak itu rupanya ada seorang anak kecil yang
  mempunyai lima roti dan dua ikan. Ia menyerahkannya kepada Tuhan
  Yesus. Dari yang sedikit itulah kuasa Tuhan dinyatakan. Orang banyak
  dikenyangkan. Bahkan, masih tersisa 12 bakul. Kita mungkin bukan orang
  yang pintar, bukan orang kaya, tidak punya jabatan penting dan tidak
  pandai bicara. Pendek kata, kita orang yang biasa-biasa saja. Tidak
  usah berkecil hati. Yang penting kita punya niat untuk menyerahkan apa
  yang kita mampu dan kita punya untuk Tuhan. Sesuatu yang kecil dan
  sederhana, kalau kita serahkan untuk Tuhan, akan menjadi sesuatu yang
  sangat berarti --AYA

                    BANYAK HAL BESAR BERASAL DARI
              PERKARA KECIL YANG DISERAHKAN KEPADA TUHAN

MENGEJAR EKOR SENDIRI

  Seekor anak anjing bergerak lucu "mengejar" ekor pendeknya sendiri
  untuk menggigitnya. Jelas ia berputar-putar terus, tanpa pernah
  mencapai tujuannya. Anjing tua berkata kepadanya, "Lupakanlah itu! Tak
  usah kaukejar ekormu itu. Berjalanlah saja, maka dengan sendirinya ia
  akan mengikutimu." Dalam hidup ini ada hal-hal yang tidak dapat diraih
  dengan terus sibuk mengejarnya. Salah satunya adalah kehormatan atau
  kemuliaan. Kian dikejar, kian menjauh. Sejenak teraih, sekejab raib
  lagi. Membuat kita jadi gila. Haus kuasa. Gila hormat. Di samping
  hasilnya sia-sia, harga yang harus dibayar pun amat mahal. Korban
  pasti berjatuhan. Hidup ini bukan untuk "mengejar"
  kemuliaan, kehormatan, kedudukan dan kekuasaan. Sebab, orang pasti
  akan "berputar-putar" dalam keributan, pertengkaran, dan aksi
  kekerasan. Semua payah, semua susah, semua kalah!
  Tugas kita adalah untuk "berjalan saja" memenuhi panggilan hidup,
  yaitu memuliakan Tuhan dengan cara melayani sesama; memberikan yang
  terbaik. Lupakan pamrih. Jauhkan keinginan untuk dimuliakan. Kemuliaan
  adalah hak Tuhan. Dia lebih tahu bagaimana melengkapi kita dengan
  anugerah-Nya. Berkat pasti "mengikuti" kita selaras dengan kemurahan-
  Nya atas karya pengabdian kita yang tulus --PAD

                   LAKUKAN SAJA KARYA TERBAIK ANDA
         TUHAN TAHU MENGARUNIAKAN APA YANG TERBAIK UNTUK ANDA

Thursday, August 12, 2010

Menulis Surat

   Ada sebuah pepatah, "buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya".
   Artinya, setiap sifat dan perilaku anak tidak akan jauh dari
   orangtuanya. Sebagaimana orangtua berlaku, demikianlah juga si anak
   meniru. Peribahasa ini tidak bicara tentang garis keturunan, tetapi
   tentang bagaimana cara kita mendidik anak. Mendidik anak ibarat
   menulis sesuatu di dalam hatinya, sehingga setiap perkataan, sifat,
   dan perilaku yang kita tunjukkan kepada anak sesungguhnya telah
   memberikan sebuah "goresan tinta" dalam diri si anak.

   Anak-anak kita pun seumpama surat kehidupan dari kita, orangtuanya.
   Setiap orang yang membaca "surat kehidupan" tersebut; entah
   memujinya atau mencelanya, secara tidak langsung itu sebetulnya
   tertuju kepada kita juga. Jadi, jika anak kita menjadi nakal dan
   berperilaku tidak baik, salah satu yang berperan dalam perilaku itu
   adalah orangtua, yaitu ketika kita tidak pernah menggoreskan firman
   Tuhan dengan "tinta" Roh Allah di dalam hati mereka. Oleh sebab itu,
   mari mulai sekarang goreskan "tinta" Roh Allah kita di dalam hati
   anak-anak, baik melalui perkataan pun perilaku yang kita tunjukkan
   setiap hari. Niscaya anak-anak kita akan menjadi surat pujian kita
   yang dapat dibaca oleh setiap orang -—RY

                       GORESAN TINTA KEHIDUPAN ORANGTUA
            AKAN MENENTUKAN ANAK MENJADI SURAT YANG SEPERTI APA

Urusan dengan Tuhan

   Ibu Teresa pernah berujar, "Banyak orang menjengkelkan dan
   mementingkan diri sendiri. Walau begitu, ampunilah mereka. Jika Anda
   berbuat baik, orang bisa curiga. Walau begitu, tetaplah berbuat
   baik. Jika Anda jujur, orang akan mencurangi Anda. Walau begitu,
   tetaplah jujur. Kebaikan Anda hari ini mungkin sudah terlupakan
   besok pagi. Walau begitu, teruslah berbuat baik. Sebab segala
   sesuatu merupakan urusan Anda dengan Allah. Bukan dengan manusia.
   Maka, berikan selalu yang terbaik."

  
   Kita pun perlu hidup mengasihi Tuhan dan bekerja bagi-Nya tanpa
   harus mementingkan penghargaan manusia. Bisa saja kesetiaan hidup
   atau pelayanan kita tak diperhatikan, dihargai, apalagi diingat
   orang. Bahkan, kadang perbuatan baik dan pelayanan kita bisa
   disalahmengerti atau mendapat tanggapan yang tidak baik. Walau
   begitu, biarlah kita tetap setia. Sebab melakukan yang baik setiap
   kali merupakan urusan kita untuk memenuhi tujuan yang Tuhan tetapkan
   bagi hidup kita. Jadi, berikan selalu yang terbaik —-AW

                TAK PENTING ORANG TAHU APA YANG KITA LAKUKAN
           YANG PENTING TUHAN SENANG DENGAN APA YANG KITA LAYANKAN

NEUROTEOLOGI

   Neuroteologi, studi tentang peranan otak dalam kehidupan beragama,
   memaparkan apa yang terjadi dalam otak seseorang ketika ia
   memikirkan Allah atau hakikat kehidupan. Andrew Newberg, dalam buku
   How God Changes Your Brain (2009), memaparkan bagaimana aktivitas
   rohaniah dapat meningkatkan daya otak manusia. Aktivitas itu
   mengubah sel otak, menguatkan bagian yang menunjang konsentrasi dan
   menggugah belas kasihan, serta menenangkan bagian yang berkaitan
   dengan ketakutan dan kemarahan.

   Kita tak dapat mengontrol sepenuhnya keadaan lingkungan di sekitar
   kita. Masalah dan konflikùmulai dari yang sepele sampai yang
   benar-benar parah dapat muncul silih berganti. Namun di tengah
   semua itu, kita dapat tetap memiliki ketenangan batin saat
   mengarahkan pikiran kepada Tuhan. Renungkan kembali firman-Nya  yang
   kita baca dalam saat teduh hari ini, misalnya. Firman Tuhan mungkin
   tidak mencantumkan secara detail, apa langkah konkret yang mesti
   kita ambil. Namun, kekuatan dan damai sejahtera akan kita rasakan
   jika kita secara sengaja mengarahkan pikiran pada Tuhan dengan
   mendekat kepada Allah lewat firman-Nya --ARS

           KEDAMAIAN SEJATI BUKANLAH KEADAAN TANPA KONFLIK
        MELAINKAN MUNCUL DARI HADIRAT ALLAH DALAM BATIN KITA

Wednesday, August 11, 2010

Yang tidak bisa diucapkan "Ayah"

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja
diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri,
yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya..
Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap
hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk
menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu
bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja
dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan
apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di
sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya"
,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh
sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama
menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi
tidak sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anakyang
manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit
membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja.....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa
bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa
berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalahMama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak
dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS
menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke
rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di
ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan
untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang
dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan
mengeras danPapa
memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera
datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter
atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata
hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai
dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk
berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan
menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT....kuat untuk pergi dan menjadi
dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang
pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan
teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia
tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa
belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?


Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang
tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin padaPapa
untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelakiyang
di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang
panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Tuhan tugasku telah
selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang
sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam
segala hal..

Saya mendapatkan notes ini dari seorang teman, dan mungkin ada baiknya jika
aku kembali membagikannya kepada teman-teman ku yang lain.

Tulisan ini aku dedikasikan kepada sahabat-sahabatku yang cantik, yang
kini sudah berubah menjadi wanita dewasa serta ANGGUN, dan juga untuk
teman-teman pria ku yang sudah ataupun akan menjadi ayah yang HEBAT

Nama Saya Selamet Bagio

Wajahnya mengingatkan saya pada almarhum Bokir, pelawak asal Betawi yang dulu kerap tampil di acara lenong yang disiarkan TVRI.
Begitu juga tubuhnya yang kurus. Mirip sekali.
Dia selalu bekerja dalam diam.
Tidak banyak bicara dan tidak minta perhatian. Kadang saya dan rekan-rekan di kantor lupa bahwa dia ada di antara kami.

Namanya Selamet Bagio.

Tukang kebun di kantor Majalah Rolling Stone. Di halaman belakang kantor terdapat halaman seluas tiga ribu meter persegi.

Ada sebuah panggung besar yang berdiri kokoh di sudut halaman.

Di sanalah sejumlah musisi dan grup band pernah tampil. Antara lain God Bless, Efek Rumah Kaca, Naif, Andy Rif dan kawan-kawan, Koes Plus, Nidji, Samson, Ahmad Dani, Glen Fredly, Endah & Reza, dan masih banyak lagi.

Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan. Sebab kalau Anda pernah datang ke acara-acara musik yang diselenggarakan di halaman belakang kantor Rolling Stone, Anda akan merasakan sesuatu yang berbeda. Di halaman itu penuh dengan berbagai tanaman dan pohon. Asri dan indah. Semua yang pernah datang selalu memuji. Serasa di Bali.

Dari balik jendela ruang kerja di lantai dua, saya bisa leluasa melihat Bagio bekerja. Dengan seragam abu-abunya yang khas, plus sepatu boot karet, setiap pagi sampai sore Bagio terlihat sibuk. Entah mengapa, melihat Bagio bekerja, semangat saya selalu bangkit. Energi positif yang dia sebarkan sungguh sangat terasa.

Karena itu, seakan sebuah ritual, sebelum memulai kerja saya selalu meluangkan waktu beberapa menit untuk mengamati Bagio yang sedang bekerja.

Pada awalnya saya selalu bertanya-tanya, siapa sebenarnya laki-laki berusia sekitar 35 tahun ini? Mengapa dia selalu bersemangat dalam bekerja? Bukankah dia "hanya" tukang kebun?

Mengamati Bagio bekerja dalam diam, membuat saya teringat pada sebuah film.

Saya lupa judulnya. Film itu berkisah tentang seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan raksasa. Tugasnya hanya mengantar surat dan dokumen-dokumen dari satu meja ke meja lain di kantor itu. Suasana kantor hiruk pikuk. Tetapi tak seorang pun peduli atas kehadirannya. Apa pentingnya peran seorang pengantar surat? Dia antara ada dan tiada. Di tengah keramaian, dia kesepian.

Sampai pada suatu hari, seisi kantor panik. Surat dan dokumen tidak terdistribusi.

Semua orang hari itu pusing tujuh keliling. Pekerjaan mereka jadi berantakan.

Pada saat itu semua merasakan ada yang tidak beres: sang gadis yang biasa bertugas mengantar surat-surat tidak masuk kantor. Barulah saat itu semua menyadari betapa pentingnya peran gadis tersebut. Tetapi, semua sudah terlambat.

Sang gadis yang merasa kesepian karena "tidak dianggap" di kantor itu, sudah bunuh diri karena depresi.

Berlebihan memang, menyamakan Bagio dengan gadis dalam film tersebut. Tetapi film itu mengajarkan kepada saya bahwa setiap orang di sebuah perusahaan punya peran penting. Tidak perduli sekecil apapun perannya. Tidak perduli dia "hanya" office boy atau petugas cleaning service. Semua punya peran penting.

Karena itu pula bukan karena saya takut Bagio bunuh diri jika saya kerap menyempatkan diri mendatangi dan menyapa lelaki murah senyum ini.

Saya selalu tidak tahan untuk tidak mengucapkan terima kasih atas karyanya yang indah. Tanpa dia, halaman belakang kantor Rolling Stone tidak akan seindah sekarang.

Sangat terasa betapa Bagio begitu bergairah dan antusias jika bercerita soal tanaman. Baru ditanya satu, dia sudah menjawab seribu. Dari nada bicara dan matanya yang berbinar-binar, saya bisa segera merasakan betapa Bagio bangga dan mencintai pekerjaannya. Karena itu, dari percakapan dengan Bagio, sayalah yang selalu mendapatkan keuntungan. Bercakap-cakap dengan Bagio selalu membuat semangat saya tumbuh lagi.

Tapi, bagaimana dengan pandangan istri dan keluarganya pada profesi seorang tukang kebun? "Awalnya istri saya malu. Kami tinggal di kompleks perumahan yang rata-rata para suami bekerja di kantoran," ujar Bagio. "Tapi, sekarang dia tidak malu lagi.

Saya sudah menjelaskan kalau saya senang dan bangga jadi tukang kebun," dia menambahkan. Lalu bagaimana pandangan anak-anak? "Anak saya satu, tapi sudah meninggal. Sampai sekarang saya belum dikaruniai anak lagi."

Gairahnya pada pekerjaan, sifatnya yang jujur dan selalu berpandangan positif, membuat Bagio istimewa di mata saya. Apalagi dia selalu tampil penuh percaya diri.

Suatu hari, perusahaan mengadakan halal bihalal di kantor. Seluruh karyawan berkumpul untuk makan siang bersama. Pada saat itu, saya meminta Bagio "berpidato". Tanpa canggung, di depan semua karyawan, Bagio mulai berpidato. Isinya, menurut saya, luar biasa.

Dalam bahasa yang sederhana dia mengatakan mensyukuri jalan hidupnya.

Mensyukuri pekerjaan yang diberikan Tuhan kepadanya.

Dia mengakui bertapa dia mencintai pekerjaannya. Dia bahkan secara terbuka mengatakan kalau manusia hidup hanya mengejar gaji, maka dia tidak akan pernah puas. "Kalau tujuannya hanya mengejar gaji, tidak akan pernah cukup. Kita bisa frustasi," ujarnya disambut gelak tawa seisi kantor. Kata-kata Bagio seakan menyindir kami semua. Termasuk saya.

Dalam perjalanan pekerjaan saya, saya sering merasa tidak puas atas gaji yang diberikan perusahaan. Begitu juga dalam perjalanan karir.

Saya sering merasa "tidak ada apa-apanya" ketika membaca kisah sukses tokoh-tokoh dunia maupun tokoh-tokoh Indonesia. Saya kadang iri melihat anak-anak muda yang sukses dalam jabatan, pekerjaan, dan kekayaan. Mereka sukses dalam usia yang begitu belia. Hari itu pidato Bagio menohok hati saya.

Pada suatu kesempatan, ketika saya ngobrol dengannya di halaman belakang, tak terbendung keinginan saya untuk bertanya pada Bagio apakah dia betul-betul bahagia bekerja sebagai tukang kebun?

"Saya bahagia, Pak Andy. Saya bersyukur bisa bekerja sebagai tukang kebun.

Apalagi kalau hasil karya saya dihargai," ujarnya sembari tersenyum.

Manakala melihat wajah saya tetap penuh tanda tanya, dia lalu tertawa. "Nama saya Selamet Bagiyo. Hidup saya sudah selamat dan bahagia," ujarnya mencoba meyakinkan saya

sumber : kickandy.com


WALAU TIDAK MEMINTA

  Belum lagi dipakai tiga bulan, sepeda motor Danang sudah hilang
  ketika di parkir dekat gereja. Ia kecewa sekali. Ia terus berdoa
  agar Tuhan mengembalikan motor itu, tetapi hasilnya nihil.
  Berbulan-bulan ia merasa sedih karena harus naik kendaraan umum
  lagi. Suatu hari ia berpikir, "Dulu sebelum memiliki motor, aku
  bahagia ketika naik bus atau mikrolet. Mengapa sekarang tidak?"
  Danang lalu belajar merasa cukup dengan apa yang ada. Setahun
  kemudian ia besaksi, "Kini aku bahagia lagi naik kendaraan umum.
  Kini prinsipku: Jika Tuhan tidak mengembalikan motorku, itu berarti
  aku tidak membutuhkannya!"
 
  Betapa sering kita bersungut-sungut ketika Tuhan tidak memberi apa
  yang kita minta. Kecewa saat melihat kenyataan berbeda dengan yang
  kita doakan dan harapkan. Kini saatnya kita belajar menjadi dewasa.
  Katakan pada diri sendiri: "Jika Tuhan tidak memberikan sesuatu, itu
  berarti aku tidak membutuhkannya. Aku bisa hidup bahagia tanpa itu!"
  --JTI 

                 TUHAN MEMBERI APA YANG KITA BUTUHKAN
                     BUKAN APA YANG KITA INGINKAN


PAHLAWAN WANITA

Dalam banyak budaya, wanita kerap dianggap sebagai warga kelas dua. Tak dihargai, dianggap tak bisa berbuat banyak. Akibatnya, banyak   wanita juga memandang rendah dirinya sendiri. Bahkan, ketika   ditawari melakukan suatu pelayanan, acap kali wanita menolak halus.
  "Ah, saya ini cuma ibu rumah tangga." "Saya ini enggak bisa   apa-apa." Benarkah?
Hari ini kita membaca bahwa orang-orang yang berjasa dalam hidup  Musa hamba Tuhan yang dipakai luar biasa adalah para wanita! Mulai   dari ibu Musa, Yokhebed, yang tidak mau membunuh bayinya .Miryam, kakaknya, yang dengan berani mengusulkan untuk mencari ibu  susu bagi Musa). Dan, Putri Firaun yang akhirnya mengadopsi  dan mendidik Musa ).
Bahkan, dalam perikop sebelumnya kita   melihat bahwa yang berani melawan perintah Firaun untuk membunuh   bayi-bayi Israel, juga adalah para wanita. Yakni bidan-bidan Mesir   yang takut akan Tuhan . Rancangan Firaun digagalkan, justru oleh para wanita yang   kerap dianggap lemah. 
Di tangan Allah, tidak ada wanita yang tidak bisa berperan. Para  wanita di atas menjadi pahlawan Allah bukan dengan berperang, tetapi dengan melakukan tugas dan panggilan mereka. Para bidan menjadi bidan yang baik dan takut Tuhan. Yokhebed menjadi ibu yang baik. Miryam menjadi kakak yang melindungi adiknya. Mereka tidak berubah
menjadi "wanita super", tetapi mereka melakukan tugas dari Tuhan dengan setia. Mungkin ketika melakukan setiap bagiannya, mereka  tidak menyadari dampak yang timbul setelahnya. Namun, Tuhan mengingat dan merangkaikannya dengan indah.
Biarlah mulai hari ini, para wanita bangkit menjadi pahlawan-Nya --GS

               WANITA IALAH SENJATA DI TANGAN ALLAH  YANG DAPAT MEMBUAT PERBEDAAN DI DUNIA

Terjun Bebas

  Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman nyaris sempurna. Ia lulus dari
  salah satu universitas terbaik di Amerika dan menikah dengan gadis
  impiannya. Kariernya sebagai pialang saham terus menanjak dan
  memberinya penghasilan hingga Rp8,8 miliar per tahun. Lalu tibalah
  saat itu. Tahun 2008 resesi menghantam perekonomian Amerika. Hidup
  Karpman pun "terjun bebas" dalam sekejap. Ia kehilangan pekerjaan,
  tabungan, dan hartanya.

  Guna menghidupi keluarga, Karpman mengambil langkah drastis. Ia
  melamar pekerjaan sebagai pengantar pizza dengan penghasilan yang
  amat pas-pasan, bahkan untuk orang kebanyakan. Kehidupannya pun
  berubah 180 derajat, tetapi ia tidak menyesalinya, "Ini hanya sebuah
  proses. Saya mensyukuri tiap sen yang saya dapat. Ada pelajaran
  berharga dari setiap potong piza yang saya antar, yaitu kerendahan
  hati."

  Hidup di dunia ini memang serba tidak pasti. Apa yang ada kini, bisa
  tiba-tiba hilang tak berbekas. Hari ini kita berhasil, besok gagal.
  Usaha yang semula maju mendadak bangkrut. Kita semula sehat,
  tiba-tiba sakit. Namun, tak usah khawatir. Sejauh kita berjalan
  bersama Tuhan, semua itu takkan "melumpuhkan" kita. Bersama Tuhan,
  kita akan siap menghadapi perubahan apa pun yang terjadi --AYA

          KETIKA MENGALAMI PERUBAHAN DRASTIS DALAM HIDUP
          INGATLAH KASIH SETIA TUHAN TAK PERNAH BERUBAH

MEMILIH UNTUK SEDERHANA

   Wal-Mart memang tidak ada di Indonesia, tetapi ada kisah menarik
   dari bisnis ritel ini. Dalam skala global, Wal-Mart menempati urutan
   teratas jaringan ritel. Bahkan, buku 100 Great Business Ideas
   mencatat bahwa hasil penjualan satu hari di Wal-Mart lebih besar
   dari Pendapatan Domestik Bruto dari 36 negara. Namun di balik cerita
   sukses tersebut, ada cerita menarik. Sam Walton, pemimpin jaringan
   Wal-Mart, justru terkenal karena penampilannya yang sederhana dan
   hobinya yang dinilai eksentrik: minum kopi di belakang toko seperti
   karyawan biasa. Sam Walton tidak sendiri. Ingvar Kamprad, miliarder
   pemilik IKEA (peritel terbesar perabot untuk rumah) tidak pernah
   memakai jas, selalu terbang dengan tiket kelas ekonomi, mengendarai
   Volvo yang umurnya sudah sepuluh tahun dan tidak ragu menaiki
   kendaraan umum.

   Orang-orang kaya kerap digambarkan sebagai sosok yang tak disukai di
   dalam Alkitab. Apakah orang kristiani tidak boleh kaya? Pangkal
   persoalannya bukan di sini. Perikop hari ini menekankan bahwa hal
   yang tidak disukai Tuhan dari "orang kaya" adalah apabila ia
   berfokus mengumpulkan harta duniawi (ayat 3), mencurangi orang lain
   demi materi (ayat 4), dan bergaya hidup hedonis (ayat 5).

   Disadari atau tidak, kita kerap menempatkan kesederhanaan dalam
   posisi yang berbanding lurus dengan kemiskinan; karena itu kita
   ingin menghindarinya. Namun, prinsip ini jelas tidak berlaku bagi
   Sam Walton atau Ingvar Kamprad. Juga terlebih bagi Kristus sendiri,
   yang meneladankan hidup penuh kesederhanaan. Maka, kita belajar
   bahwa sikap sederhana justru menunjukkan kekayaan batin seseorang
   -—OLV

                BERGAYA HIDUP SEDERHANA TAK ADA RUGINYA
        MALAH MENOLONG KITA TAK EGOIS DAN BERBAGI
DENGAN SESAMA

Tuesday, August 10, 2010

Afrika Selatan

   Siapa yang menyangka Afrika Selatan dapat dipilih menjadi tuan rumah
   kejuaraan sepak bola akbar seperti Piala Dunia. Dulu mereka adalah
   negara yang dikeluarkan dari keanggotaan FIFA karena sistem
   apartheid yang mereka anut. Sebuah sistem politik yang membedakan
   hak orang-orang kulit putih dan hitam. Namun sejak 1990-an, negara
   ini dibebaskan dari tirani pemisahan tersebut. Hingga akhirnya
   mereka bukan hanya diterima kembali menjadi anggota FIFA, melainkan
   juga terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia.

   Kejutan serupa pernah terjadi pada bangsa Israel. Siapa yang
   menyangka bahwa Israel menjadi sebuah bangsa yang kuat, padahal
   semula mereka budak di Mesir. Selama berpuluh-puluh tahun mereka
   mengembara di padang pasir, tak memiliki tanah air tempat mereka
   tinggal dan membangun bangsanya. Namun demikian, dengan pertolongan
   dan kuasa Tuhan, mereka berhasil melewati tantangan dan bahkan
   berhasil merebut negeri Kanaan dengan mengalahkan raja-raja di
   negeri itu yang memiliki tentara dan pahlawan-pahlawan perang yang
   hebat, seperti orang-orang yang disebut dalam Alkitab sebagai orang
   Enak.

   Ini membuktikan bahwa apa yang terjadi sekarang bisa berubah kapan
   saja. Bangsa yang semula memiliki sejarah buruk, suatu saat dapat
   berkembang baik. Karena itu, jika bangsa kita saat ini tengah dalam
   keadaan carut-marut, jangan putus harapan. Harapan itulah yang
   membuat kita tetap bertekun mendoakan negeri ini; mengasihi negeri
   ini; melakukan yang terbaik bagi negeri ini. Tuhan pasti tidak akan
   pernah tinggal diam melihat segala permasalahan negeri ini, terlebih
   lagi apabila ada anak-anak-Nya yang setia berdoa -—RY

           DOA-DOA KITA AKAN JAUH LEBIH BERARTI BAGI NEGERI INI
                 DIBANDINGKAN KELUHAN BAHKAN KUTUKAN

JIKA SUDAH NORMAL?

  Sejak ditinggal mati suaminya, Desi kehilangan semangat hidup. Ia
  tidak lagi tertarik untuk berolahraga atau merawat tubuh seperti
  dulu. Ia selalu berpikir, "Nanti jika situasinya sudah kembali
  normal, aku akan berolahraga lagi." Tiga tahun berlalu dan Desi
  merasa situasinya belum berubah. Tiba-tiba ia tersadar, "Jika aku
  tidak mulai berusaha melakukan apa yang masih bisa kulakukan,
  situasi tidak akan kembali menjadi normal!" Ia pun memutuskan untuk
  kembali beraktivitas, lalu semua menjadi normal lagi.

  Pengkhotbah menyatakan bahwa situasi yang kita hadapi kerap tidak
  ideal. Tidak normal. Investasi yang kita tanam belum tentu langsung
  membuahkan hasil (ayat 1). Pemberian kita kepada orang lain belum
  tentu bisa menolongnya keluar dari musibah (ayat 2). Cuaca dan arah
  angin hari ini mungkin tidak ideal untuk menabur benih. Apa pun yang
  kita lakukan selalu punya risiko untuk gagal. Namun, jauh lebih baik
  kita berusaha berbuat sesuatu ketimbang terus menunggu situasi
  hingga menjadi ideal. Jika kita selalu menanti "saat yang tepat"
  untuk bertindak, kita akan menunggu selamanya tanpa hasil apa pun!
  Lebih baik kalah setelah mencoba, daripada menyerah sebelum
  berusaha.

  Apakah Anda merasa beban persoalan membuat hidup Anda menjadi "tidak
  normal"? Jangan menunggu semuanya menjadi normal kembali. Bisa jadi
  Anda tidak akan pernah bisa mengalami hidup seperti dulu. Pengalaman
  hidup kerap mengubah diri dan lingkungan kita. Jadi, lebih baik
  lakukan saja apa yang bisa Anda lakukan hari ini. Allah akan
  menolong dan memberi "rasa normal" yang baru! --JTI

OSCAR DAN RAZZIE

  Di Hollywood, ada penghargaan bidang perfilman, yaitu Piala Oscar
  untuk menghargai kinerja terbaik, ada pula piala Razzie untuk
  mengganjar kinerja terburuk. Pada Maret 2010, Sandra Bullock menjadi
  aktris pertama yang mendapatkan kedua piala itu pada tahun yang
  sama. Ia memperoleh Razzie sebagai aktris terburuk karena
  penampilannya di film All About Steve, lalu meraih Oscar sebagai
  aktris terbaik untuk perannya di The Blind Side. Sandra memajang
  kedua piala itu di rak yang sama di rumahnya. Ia menganggap piala
  Razzie sebagai penetral yang hebat. "Piala itu mengingatkan saya
  agar tidak membusungkan dada menyombongkan diri."
  Adakah "duri" yang terus mengganggu kita? Kita berusaha sekuat
  tenaga untuk menyingkirkannya, tetapi tidak berhasil juga. Mungkin
  Tuhan mengizinkannya untuk mengingatkan kita akan kemanusiaan dan
  kebutuhan kita akan anugerah-Nya. Agar, kita dapat belajar
  menerimanya secara rela dan lapang dada --ARS

                 DALAM KEMURAHAN ANUGERAH TUHAN
            KELEMAHAN DAPAT BERUBAH MENJADI KEKUATAN

MENCARI ATAU MENJADI?

   "Ada gula ada semut", begitu bunyi pepatah lama yang kebenarannya
   tetap berlaku. Banyak orang akan berkumpul di sekeliling orang kaya.
   Berlagak sebagai kawan, tentu saja demi mendapat cipratan rezeki.
   Namun, kenyataan membuktikan bahwa mereka sebenarnya bukan teman,
   melainkan benalu; bukan sahabat, melainkan penjilat. Sikap mereka
   akan berubah drastis seiring keadaan yang berubah. Habis manis sepah
   dibuang.

   Kenyataan di atas kerap dialami oleh orang yang tadinya kaya,
   kemudian jatuh miskin. Yang semula tebu, tetapi akhirnya tinggal
   jadi ampas. Maka, semua yang tadinya teman tiba-tiba saja
   menghilang. Namun, tidak berarti si kaya pun tidak merasakan
   "pahit"-nya kebenaran ini. Penulis Amsal adalah salah satu
   contohnya. Ia adalah si kaya yang sadar bahwa yang ada padanya bukan
   kawan. Yang berkerumun di sekelilingnya tak lebih daripada para
   penjilat. Padahal yang ia butuhkan adalah teman. Orang kaya pun
   punya kesusahan dan kesukaran. Mereka butuh solidaritas seorang
   sahabat sejati. Sedangkan "persahabatan" palsu menghadirkan kesepian
   dan kemuakan tersendiri bagi si kaya.

   Semua orang perlu teman yang setia di segala waktu. Entah ia kaya
   atau miskin. Tidak ada manusia yang suka diperalat pada saat ia
   kaya, lalu dengan begitu saja dicampakkan pada saat ia miskin.
   Kenyataannya memang sulit mencari seorang sahabat, baik bagi si
   miskin maupun si kaya. Oleh sebab itu, siapa pun Anda, janganlah
   terpaku hanya "mencari" sahabat; justru sebaliknya "jadilah" sahabat
   bagi yang membutuhkan. Sama seperti Yesus tatkala hadir di dunia ini
   -—PAD

                 DARIPADA MENCARI SAHABAT KE MANA-MANA
                 LEBIH BAIK MENJADI KAWAN DI MANA-MANA

Thursday, August 05, 2010

maafkan aku yah

Seorang Ibu Guru TK mengadakan "permainan". Ibu Guru menyuruh anak-anak tiap
murid'nya membawa kantong plastik transparan 1 buah & kentang. Masing-masing
kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama org yg dibenci. Sehingga jmlh
kentang'nya tdk ditentukan brp, tergantung jumlah org yg dibenci.

Pd hari yg disepakati masing-masing murid membawa kentang dlm kantong plastik.
Ada yg berjmlh 2, ada yg 3 bahkan ada yg 5. Spt perintah guru mereka, tiap-tiap
kentang diberi nama sesuai nama org yg dibenci. Murid-murid hrs membawa kantong
plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet
sekalipun, selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai
mengeluh, apalagi yg membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak
sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega krn penderitaan
mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru: "Bgmn rasanya membawa kentang selama 1 minggu?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pd umumnya mereka tidak merasa
nyaman hrs membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi. Guru
pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.

Ibu Guru: "Seperti itulah kebencian yg selalu kita bawa-bawa apabila kita tdk
bisa memaafkan orang lain.

Sungguh sangat tdk menyenangkan membawa kentang busuk kemanapun kita pergi. Itu
hanya 1 minggu, bgmn jk kita membawa kebencian itu seumur hidup ?

Alangkah tidak nyamannya ...

Krn itu, lepaskanlah pengampunan kepada orang yang Anda benci.

Krn ketika anda tidak mau mengampuni, anda seperti sdng memegang bola berduri.
Semakin anda tdk mau melepaskan bola berduri itu, anda sendiri yg akan merasakan

sakit. Karena itu tidak ada jln lain kecuali melepaskan pengampunan.

Jd bagi semua orang yg pernah aku sakiti dan pernah tersinggung krn perkataan
maupun perbuatanku baik sengaja maupun tidak, aku mohon maaf yah... Semoga tidak

ada kebencian lg diantara kita...:)

MICHAEL OHER


Bagi kebanyakan orang, Michael Oher hanya seorang anak yang miskin
  dan bodoh. Penilaian ini bisa dibenarkan. Ia memang berasal dari
  keluarga miskin. Nilai-nilai sekolahnya pun sangat buruk. Namun,
  bagi pasangan suami-istri Sean Tuohy dan Leigh Anne, Michael adalah
  anak yang memiliki potensi besar, terutama dalam cabang olahraga
  rugbi. Hanya, Michael membutuhkan kasih dan bimbingan yang lebih
  untuk memenuhi potensinya tersebut. Maka, mereka mengangkatnya
  sebagai anak. Michael pun banyak berubah. Dan, ia sungguh-sungguh
  menjadi bintang American football di Amerika Serikat.

  Sebagai manusia, kita bisa juga melihat orang lain secara sepintas,
  dan memiliki anggapan sendiri yang belum tentu benar. Sesungguhnya
  jika kita bersedia melihat lebih saksama, kita akan melihat sisi
  yang lebih indah dari orang tersebut. Sebab Tuhan pasti menaruh
  potensi khusus dalam diri orang itu, yang membuat kita lebih
  menghargainya. Bahkan, jika mungkin membantunya menggapai potensi
  maksimal --ALS

         KETIKA KITA MENGENAL SEORANG PRIBADI DENGAN SaKSAMA
      KITA AKAN MENDAPATI TUHAN ADIL MEMBERI POTENSI BAGI SEMUA

Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

Sir Percival Lowell adalah astronom ternama pada akhir abad ke-19.
  Ketika melihat planet Mars dari teleskop raksasa di Arizona, ia
  melihat ada garis-garis di planet itu. Menurutnya, itu adalah
  kanal-kanal buatan makhluk planet Mars. Lowell mengabdikan seluruh
  hidupnya untuk memetakan garis-garis itu. Namun, foto satelit kini
  membuktikan tidak ada kanal di Mars. Lantas apa yang dilihat Lowell?
  Ternyata ia melihat pembuluh-pembuluh darah di matanya sendiri saat
  melihat teleskop! Ia menderita penyakit langka yang kini disebut
  "Sindrom Lowell".

  Sama seperti Lowell, kita pun bisa salah memandang orang lain.
  Sifat-sifat buruk orang lain tampak begitu besar dan nyata, sehingga
  kita terdorong untuk menegur dan menghakiminya. Padahal tanpa sadar
  kita pun punya sifat buruk itu, bahkan mungkin lebih parah! Ini
  ibarat orang yang mau mengeluarkan serpihan kayu dari mata orang
  lain, padahal ada balok di matanya sendiri. Sebuah perbuatan munafik
  yang tidak akan berhasil. Seseorang harus menyadari dulu sifat-sifat
  buruknya sendiri, lalu berusaha mengatasinya. "Balok di matanya"
  harus dikeluarkan, sebelum bisa menegur orang dengan penuh wibawa.

  Sikap suka menghakimi kerap muncul dalam keluarga. Bisa terjadi
  dalam hubungan antara orangtua dan anak, atau suami dan istri.
  Kedekatan membuat kita sangat mengenal cacat cela orang-orang yang
  kita kasihi. Akibatnya, kita menjadi sangat mudah menemukan
  kesalahan mereka. Ini yang harus kita waspadai. Lain kali, sebelum
  menuduh dan mencaci-maki, periksalah diri sendiri dulu. Belum tentu
  kita lebih baik dari mereka. Jadi, lebih baik saling menasihati
  daripada saling menghakimi --JTI

            DENGAN MENGHAKIMI KITA MERASA DIRI HEBAT
    DENGAN SALING MENASIHATI KITA AKAN MERASA DIRI SEDERAJAT


KEBETULAN

Seorang kenalan menceritakan pengalamannya mencari rumah kontrakan.
   Sudah berminggu-minggu mencari, ia belum juga mendapatkannya.
   Padahal kebutuhan itu mendesak dan sudah menjadi prioritas doanya.
   Suatu saat, seorang kawan meminta bantuannya mengantarkan barang ke
   sebuah alamat. Ketika mengantar barang ke alamat yang dituju, ia
   melihat tanda "DIKONTRAKKAN" pada rumah di sebelah rumah tersebut.
   Begitulah ceritanya ia mengontrak rumah yang dihuninya sekarang.
   Sebuah kebetulan?

   Bahasa Inggris menyebut "kebetulan" sebagai "coincidence". Kata ini
   berasal dari dua kata: "co" (kerja sama) dan "incidence" (kejadian).
   Jadi, kurang lebih berarti ada dua atau lebih kejadian yang "bekerja
   sama" demi mencapai sebuah tujuan. Dalam bahasa sehari-hari kita
   menyebutnya "kebetulan".
   Tuhan adalah Perencana Agung. Setiap kejadian, baik atau buruk, ada
   dalam kendali-Nya. Semua bisa dipakai untuk melayani rencana-Nya
   yang mulia. Sebenarnya arti "kebetulan" bukan kejadian-kejadian yang
   tanpa sengaja bertemu, melainkan justru dengan sengaja dipertemukan
   agar "bekerja sama" demi melayani tujuan lebih besar yang Tuhan
   kehendaki. Demikian hendaknya kita memandang segala kejadian
   sehari-hari dengan iman -—PAD

           APA YANG KITA KIRA SEBAGAI "KEBETULAN" TAK BERSENGAJA
                   ADALAH PENGATURAN TUHAN YANG BERSENGAJA

WASPADAI KUASA ANDA

  Erasmus Darwin seorang penyair Inggris pernah menulis, "Orang yang
  memperbolehkan adanya penindasan, telah membagi-bagikan kejahatan."
  Penindasan ditujukan pada pihak yang lebih lemah karena ada kuasa
  yang lebih besar dari si penindas. Kuasa sendiri pada dasarnya tidak
  memuat sesuatu yang buruk, tetapi jika kuasa dipakai secara negatif,
  kejahatan bisa mulai bersemi dari situ.

  Berhati-hatilah dengan kekuasaan yang saat ini melekat pada diri
  Anda. Hendaknya kita menggunakannya dalam posisi apa pun dan di mana
  pun untuk menyejahterakan sesama, bukan menindas. Ingatlah bahwa ada
  Dia yang mengawasi segalanya. Jangan sampai "tangan yang kuat" itu
  menegur kita --DKL 

                         TUHAN MAHAKUASA
             MAKA TAK ADA GUNANYA MANUSIA SOK KUASA


CERITA BERSAMBUNG

Pada masa kanak-kanak, saya berlangganan majalah Bobo si kelinci.
  Salah satu komik serial di dalamnya berkisah tentang Juwita dan Si
  Sirik. Juwita adalah gadis jelita yang baik budi. Namun, ia selalu
  diganggu oleh Si Sirik, nenek penyihir yang usil dan ada saja ulah
  tingkah jahatnya. Saya heran, pengarang komik itu tak pernah
  kehabisan cerita. Selalu ada cerita baru. Mengapa? Karena ada
  karakter Si Sirik. Sirik artinya iri atau dengki. Iri hati memang
  selalu punya 1.001 alasan untuk memusuhi orang lain. Selalu punya
  cerita untuk menjatuhkan sesama.

  Kedengkian memang induk dari segala kebencian dan
  kejahatan.

  Kedengkian kerap kali tanpa sadar membentuk cara kita berpikir dan
  bertindak. Halus tak kentara, tetapi selalu "bicara". Iri hati
  sering merasuk ke dalam dan merusak persaudaraan.  "Sebab di mana ada iri hati dan
  mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam
  perbuatan jahat" . Jadi, waspadalah! --PAD

         KEBENCIAN MENJADI KISAH BERSAMBUNG YANG TIADA HENTI
              KARENA DIJALIN OLEH BENANG MERAH IRI HATI

HITUNG SAMPAI 10

  Seorang pelayan toko sedang menjawab pertanyaan pelanggan, "Iya, Bu.
  Tetapi itu sudah lama tidak ada." Manajer toko yang kebetulan lewat
  terkejut, dan segera berkata kepada si pelayan, "Apa? Sudah lama
  tidak ada? Maaf, Bu, ia salah. Pasti ada. Ia karyawan baru di sini.
  Ia tidak tahu bahwa toko kami menyediakan semua kebutuhan. Ini toko
  serbaada, Bu. Jadi jangan khawatir, kami pasti punya persediaannya
  di gudang. Sekarang, saya sendiri yang akan mengambilkannya untuk
  Ibu. Apa yang menurutnya sudah lama tidak ada?" Ibu itu menjawab,
  "Kucing liar."

  Cerita di atas pesannya sederhana, jangan terlalu cepat mengambil
  kesimpulan (jump to conclusion). Bertindak tanpa berpikir panjang
  hanya akan menciptakan masalah baru. Lebih dari itu, tindakan
  emosional tidak jarang malah memperlihatkan kebodohan dan kelemahan
  kita sendiri. Selain bisa mencelakakan orang lain, bisa juga
  mencelakakan diri kita sendiri.

   Jadi, baiklah kita mengingat ungkapan sederhana ini, "Sebelum
  mengomentari sesuatu, hitunglah sampai sepuluh". Artinya, pikirkan
  baik-baik sebelum mengambil kesimpulan atau mengutarakan sesuatu.
  Kalau tidak ingin menyesal kelak --AYA

                     BERBICARA TANPA BERPIKIR
                HANYA AKAN MENIMBULKAN PENYESALAN