Malam ini nampaknya akan jadi salah satu malam tersibuk, karena saya harus menyelesaikan finishing 4 buku di satu malam di rumah. Segala rencana sudah disiapkan, jam berapa sampai jam berapa mengerjakan yang mana dan seterusnya sehingga sebelum tengah malam bisa selesai. Begitu rencananya. Tiba tiba si bungsu Adam datang dan minta ditemani untuk melatih speed lari menggunakan treadmill. Karena memang pelatih bola menganjurkan Adam berlatih speed, saya menemani Adam latihan, meninggalkan kerja. Saya tidak mau menunda, mumpung ia sedang semangat dan untuk jaga momentum. Sesekali saya perhatikan waktu, nampaknya masih cukup. Setelah selesai dan sama-sama kelelahan, saya mulai duduk depan komputer dan siap bekerja mengejar target. Belum lama berselang, setelah mengganti bajunya yang basah kuyup, Adam datang lagi ke kamar kerja, kali ini minta diajarkan matematika, pecahan, desimal, persen, dll. Sekali lagi saya tunda kerja, dan coba menerangkan sebaik mungkin cara mudah agar Adam bisa mengerti. Sesekali saya perhatikan waktu, nampaknya masih bisa dikejar. Belum selesai menemani Adam belajar, kali ini si sulung Salsa datang. Ia mengajak diskusi tentang proyek presentasinya atau proyek workshop dari sekolah. Kami berdiskusi cukup lama, apakah sebaiknya menggunakan power point atau movie maker, bagaimana menentukan tema dan angle menarik dari workshopnya. Selama diskusi, Adam sesekali menyelak untuk bertanya soal-soal matematika yang tidak dimengertinya. Tanpa terasa (sebenarnya terasa sih), waktu sudah menjelang tengah malam, dan anak-anak harus tidur, dan tidak satupun pekerjaan yang harus saya kerjakan sempat terpegang. Nampaknya semua rencana tidak berjalan. Dan saya mengantarkan anak-anak tidur. Maklumlah, ibunya anak-anak sedang di luar kota, jadi malam ini saya urus anak-anak. Selepas mereka tidur, saya baru bisa mulai bekerja dan tidak tidur sampai subuh. Ada saat rasanya ingin mengatakan, "Please I'm busy" atau " Saya sedang sibuk, jangan diganggu!" dsb Tapi saya memilih untuk membiarkan anak-anak mengganggu saya bekerja. Seringkali orang tua berkata "Saya sibuk" ketika diganggu anak-anaknya. Bahkan ada yang marah ketika diganggu saat bekerja di rumah. Daripada menolak keinginan anak yang membutuhkan waktu saya, saya memilih untuk menunda waktu kerja untuk anak-anak dan mengorbankan waktu tidur sebagai gantinya. Kenapa? Karena rasanya tidak fair, waktu siang kita bekerja anak-anak sudah tidak bisa bertemu, dan ketika malam pun pekerjaan mengambil waktu anak-anak kita. Saya selalu ingat "Why" Salah satu alasan kenapa saya harus bekerja, harus lembur mengejar target kerja adalah agar anak-anak lebih sejahtera dan bahagia. Agar ketika sejahtera, saya punya waktu bebas bersama anak-anak. Jadi tidak fair rasanya kalau saya harus korbankan anak-anak karena sesuatu yang saya lakukan untuk MEREKA juga. Karena anak-anak adalah "WHY" atau salah satu alasan saya bekerja, jadi saya tidak mau membalik mengorbankan mereka karena pekerjaaan. Tapi ini bukan berarti Anda tidak bekerja profesional. Saya tetap mengejar target, hanya saja saya korbankan waktu tidur, bukan waktu bersama anak-anak. Kadang-kadang memang harus demikian. Salah satu yang paling dibutuhkan anak dari orang tua adalah "WAKTU" Paling ideal adalah memberikan KWANTITAS dan KUALITAS WAKTU. Kalaupun belum sanggup minimal KUALITAS WAKTU. Waktu berkualitas adalah PERHATIAN. Di antara kebutuhan waktu tersebut ada yang disebut MOMENTUM. Hadiah waktu terbaik adalah MOMENTUM yang TEPAT. Dan MOMENTUM yang tepat adalah saat mereka MEMBUTUHKAN. Kapan saat anak-anak membutuhkan ORANG TUA, ya saat mereka meminta dan datang kepada kita. Karena itulah saya sering meninggalkan kesibukan jika MOMENTUM kebutuhan anak datang. Karena HADIAH terbaik adalah hadiah yang diberikan saat dibutuhkan. Seringkali dalam seminar dan workshop motivasi saya tekankan: "Segeralah kaya ketika muda. Segeralah sejahtera ketika anak-anak masih kecil" Kenapa? Karena mereka butuh waktu kita ya saat mereka masih kecil. Jangan tunggu punya kebebasan waktu ketika pensiun, atau makmur ketika tua. Karena ketika tua mereka sudah punya teman, sudah punya organisasi dan sudah sibuk dengan dirinya sendiri. Jangan disaat mereka sudah matang dan sibuk kita malah mengganggu mereka. Apalagi kalau menunggu tua baru punya waktu, mungkin kesehatan kita juga sudah parah. Karena itu, BUAT WAKTU untuk anak anak. Jangan KALAU ADA WAKTU. Kalau kesejahteraan finansial belum cukup maka berikan WAKTU. Waktu yang Anda miliki, dengan waktu yang dimiliki orang terkaya di dunia jumlahnya sama, 24 jam sehari. Gunakan kekuatan WAKTU untuk membahagiakan anak. Jangan katakan KALAU ADA waktu, karena SELALU SAJA ADA KESIBUKAN. Waktu HARUS DISEDIAKAN, dan DISIAPKAN dan DIJATAHKAN untuk anak-anak kita. (Wisdom Diary) Ratih Junisari Mangiwa"Winning horse doesn't know why it runs the race. It runs because of beats & pain.Life is a race, God is your rider. So if u are in a pain, then think,God want You to win" (^&^)v Save a tree. Don't print this e-mail unless it's really necessary |
Sunday, December 12, 2010
"Kalau Ada Waktu" buat anak-anak
Sunday, November 07, 2010
Hidup bukan masalah yg harus dipecahkan, tapi sebuah kenyataan yg harus dijalani.
Suatu ketika ada sebuah kapal yg tenggelam diterjang badai. Tak ada yg tersisa kecuali 1 orang awak kapalnya. Dia terdampar pd sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendirian dan tak punya bekal makanan. Dia mulai mencari dan menyusun kayu beserta pelepah nyiur untuk dibangun menjadi sebuah gubuk kecil sbg tempat bernaungnya sambil membuat perapian penghangat badan. Keesokan harinya dia mulai mencari buah2an untuk mengganjal perutnya yg lapar. Namun sesampainya kembali ke gubuknya, dia mendapati gubuknya itu sdh hangus terbakar tanpa tersisa rata dng tanah. Rupanya dia lupa mematikan perapian yg dibuatnya semalam. Diapun berteriak marah, " Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa ??!!.. Tiba2 terdengar suara peluit kapal. Ternyata ada sebuah kapal laut yg sedang datang mendekat ke arah pantai. Lalu turunlah beberapa orang menghampiri pria yg sedang menangisi nasibnya td. Pria itu terkejut dan bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalo aku ada disini ??. Mereka menjawab," Kami melihat simbol asapmu !!.. Pesan cerita : Tuhan selalu ada pada hati kita walau dalam keadaan yg paling berat sekalipun. Jika doa kita dijawab YA oleh Tuhan, maka kita akan mendapatkan apa yg kita mau. Jika jawabannya TIDAK, maka kita akan mendapat pengganti yg lebih baik. Jika jawabannya TUNGGU, maka kita akan mendapat YANG TERBAIK sesuai dng kehendakNYA. Hidup bukan masalah yg harus dipecahkan, tapi sebuah kenyataan yg harus dijalani. Ratih Junisari Mangiwa(^&^)v Save a tree. Don't print this e-mail unless it's really necessary |
Tuesday, November 02, 2010
apakah kita kuat?
Di sebuah hutan, terdapat seekor monyet yang kuat dan ahli dalam memanjat. Suatu saat sang monyet memanjat pohon yang paling tinggi di hutan tersebut. Monyet itu akan mempelihatkan kekuatannya kepada banyak monyet yang sedang menatap dirinya. Dengan cepat dan tangkas monyet itu memanjat pohon itu. Dari dahan ke dahan lainnya, monyet itu memanjat dan melompat dengan gerakan indah, hingga tidak membutuhkan waktu lama sang monyet untuk mencapai puncak pohon. Dengan bangga sang monyet menepuk-nepuk dadanya, menunjukan bahwa dirinya adalah yang terhebat. Monyet-monyet lainnya pun berteriak-berteriak menunjukan bahwa mereka takjub dengan kemampunnya. Pada saat itu juga, tiba-tiba cuaca yang tadinya cerah berubah menjadi galap dan mendung. Gemuruh langit terdengar, rintik-rintik hujan turun tak lama, langsung disusul lebatnya hujan badai. Para monyet belarian menuju sarang-sarang mereka untuk berteduh, kecuali satu monyet yang memanjat pohon, dia berpegang dengan erat batang pohon yang ia panjat. Menahan hujan badai yang terus saja menghantamnya, yang seolah-olah berusaha menjatuhkannya. "Aku harus kuat, karna aku adalah monyet terkuat di hutan ini!" pikirnya sambil menahan kuatnya hembusan angin dan dinginnya hujan. Banyak pohon berjatuhan karena badai mematahkan batang-batangnya. Sang monyet beruntung karena berada di pohon yang tinggi dan kuat. Tak jarang sang monyet hampir jatuh karena pohon itu berayun-ayun dengan kuat, akan tetapi sang monyet sanggup bertahan. Sejam telah berlalu, akhirnya badai reda. Cahaya matahari yang hangat mulai menyinari hutan kembali. Hewan-hewan pun sudah keluar dari sarangnya, termasuk para monyet yang keluar untuk melihat kondisi temannya yang sedang memanjat itu. Sungguh menajubkan, monyet itu masih bertahan di puncak pohon tertinggi tersebut. "Ha ha ha, memang aku monyet terkuat di hutan ini. Hujan badai saja ta sanggup menjatuhkanku. Ha ha ha…" Pekiknya dengan bangga sambil menepuk-nepuk dadanya. Tak lama kemudian, angin sepoy-sepoy berhembus dengan hembusan lembut. Hembusan tersebut menyentuh seluruh badan sang monyet dengan halus dengan sinar matahari yang hangat. Sang monyet merasa nyaman dengan angin sepoy-sepoy hangat itu. Terasa bagaikan angin dari surga, setelah satu jam lamanya menahan hantaman hujan badai. Tak terasa, mata sang monyet mulai menyipit sedikit demi sedikit. Genggaman kuatnya tak tersasa mulai mengendur. Ototnya yang menegang, perlahan-lahan mulai melemah. Dan bisa ditebak, sang monyet itu langsung tertidur. Tak lama kemudian sang monyet itu bangun, dengan badan penuh luka. Dia baru sadar bahwa dia terjatuh ketika ia tertidur diatas pohon. Dan yang paling menyakitkan adalah ternyata dia telah dijatuhkan dengan mudah oleh angin-angin sepoi-sepoi itu. ~~~ Teman-teman yang tersayang.... Mungkin banyak dari diri kita ini merasa kuat dengan berbagai ujian berupa kesempitan, kelaparan, kesusahan, seperti badai hujan yang selalu menimpa diri kita. Akan tetapi banyak dari diri kita ini lemah dan tidak kuat terhadap ujian berupa kesenangan, harta, jabatan, seperti hembusan angin sepoi-sepoi hangat yang melenakan, sehingga membuat kita tertidur. Dan tanpa sadar kita ternyata sudah terjatuh. Semua keadaan di muka bumi ini pada hakekatnya adalah sebuah ujian. Apakah kita kuat dan sabar ketika diberi musibah? Dan apakah kita terlena ketika kita diberi kesenangan? |
Monday, November 01, 2010
MEMBERI TANPA PAMRIH
Di sebuah lembah sebelah utara pegunungan Alpen, Jerman, ada sebuah biara terkenal, namanya Maulbronn. Sejarah panjangnya bisa ditelusuri sejak tahun 1147. Pada 1993, oleh UNESCO, tempat tersebut diangkat sebagai salah satu warisan budaya dunia. Salah satu yang terkenal dari biara ini adalah sebuah mata air yang keluar dari sisi sebuah bukit. Aliran air tersebut dialirkan melalui sebatang pohon yang sudah terlebih dahulu dikosongkan, sehingga berbentuk pipa. Batangan pohon tersebut bersambung dengan batangan pohon lain. Begitu seterusnya. Derasnya aliran air membuat suara gemericik air menjadi salah satu atraksi tersendiri di sana. Di samping rangkaian batang pohon itu terdapat sebuah tulisan dalam bahasa Jerman, yang artinya: "Jika ada orang yang datang dan meminum air ini, apakah mereka akan berterima kasih? Tetapi, tidak apa-apa, bagaimanapun saya akan terus mengalir dan bergemericik. Betapa indah dan sederhananya hidup saya: saya memberi dan terus memberi." Berbuat baik kepada sesama tanpa memperhitungkan balas jasa atau pun ucapan terima kasih adalah salah satu aspek dari kemurahan hati. BERBUAT BAIK KEPADA ORANG LAIN ITU TINDAKAN TERPUJI |
Sunday, October 24, 2010
TETAP MENJADI BERKAT
Opa Lukas sudah hampir delapan puluh tahun usianya, tetapi masih tampak sangat sehat untuk orang sebayanya. Setiap hari ia selalu jalan pagi atau berenang selama 15-30 menit. Tidak pernah absen ke gereja, kecuali sedang sakit. Aktif di Persekutuan Lansia di gereja. Ramah, murah senyum, suka humor. Pernah ia sakit dan dirawat seminggu di rumah sakit, dan selama ia di situ hampir semua perawat dan dokter di rumah sakit mengenalnya. Ketika sudah cukup kuat berjalan, ia mengunjungi pasien lain, sekadar menyapa dan mendoakan. Kalau ditanya, apa resepnya hingga tetap sehat dan bersemangat, maka jawabnya, "Semua berkat Tuhan. Opa selalu memanjatkan syukur kepada Tuhan."
Sudah lama para ahli sepakat, bahwa ada korelasi yang erat antara hubungan dengan Tuhan dan hidup sehat. Di Inggris pernah dilakukan survei kepada para lansia. Hasilnya, kakek nenek yang hidupnya dekat dengan Tuhan; rajin membaca Alkitab, berdoa dan beribadah, umumnya mereka lebih bisa bersukacita dan bersyukur dalam hidupnya. Secara fisik pun mereka lebih sehat, tidak rewel, dan lebih mampu bersosialisasi.
Hal yang sama dikatakan oleh pemazmur , bahwa orang benar-yaitu mereka yang hidupnya dekat dengan Tuhan , akan bertunas seperti pohon korma dan akan tumbuh subur seperti pohon aras Libanon ). Pohon korma adalah pohon yang ketika semakin tua, buahnya semakin manis. Sedang pohon aras Libanon, semakin tua batangnya semakin bagus untuk dibuat mebel. Artinya, mereka akan senantiasa menjadi berkat, bahkan sampai masa tuanya --AYA
HIDUP DEKAT DENGAN TUHAN SUNGGUH MENYEHATKAN TAK HANYA JIWA, TETAPI JUGA RAGA Ratih Junisari Mangiwa(^&^)v Save a tree. Don't print this e-mail unless it's really necessary |
Sunday, September 26, 2010
BERBUAT KEBAIKAN
Suatu pagi seorang pemuda sedang berjalan di pinggir pantai. Ia melihat begitu banyak bintang laut yang terdampar di sana. Tak jauh dari situ ada seorang kakek yang sedang memunguti bintang laut dan melemparkannya kembali ke laut. Si pemuda mendekatinya dan bertanya, "Untuk apa Kakek melakukannya?" Kakek itu menjelaskan, bahwa semua bintang laut itu akan mati kalau terus-menerus kena cahaya matahari. "Pantai ini begitu luas, ada ribuan bintang laut yang terdampar. Tidakkah usaha Kakek ini akan percuma saja?" tanya pemuda itu lagi. Sambil mengambil satu bintang laut kakek itu berkata, "Tetapi pasti tidak akan percuma untuk yang satu ini." Perbuatan baik, sekecil apa pun, tidak akan sia-sia. Kalaupun itu tidak mengubah seluruh keadaan, setidaknya bisa mengubah sebagian kecil dari keadaan. Oleh karena itu, marilah kita tidak jemu-jemu berbuat kebaikan; di mana pun dan dalam bentuk apa pun-entah dengan cara berbagi rezeki untuk sesama di sekitar kita, menolong orang lain yang membutuhkan, atau kebaikan apa saja. Jangan berpikir bahwa tindakan-tindakan semacam itu seperti membuang air ke lautan luas. Sebab, masing- masing pasti ada gunanya. Setidaknya bagi orang yang menerima kebaikan itu --AYA |
Wednesday, September 15, 2010
KEKUATAN PIKIRAN
Sejak kecil Tara Holland sudah bermimpi menjadi Miss America. Impiannya nyaris kandas setelah beberapa kali ikut kontes dan tidak menang. Bukannya putus asa, Tara terus berusaha. Akhirnya, pada 1997 ia sungguh-sungguh terpilih menjadi Miss America. Ketika ditanya seorang wartawan apakah ia canggung berjalan di atas panggung? Tara menjawab, "Tidak, karena saya sudah berjalan di atas panggung ribuan kali dalam pikiran saya." Ada pepatah dalam bahasa Latin: Fortis imaginatio generat casum. Artinya, imajinasi yang jelas menghasilkan kenyataan. Sejalan dengan yang dikatakan Marcus Aurelius dalam karyanya Meditations (Perenungan): "Profil kehidupan kita akan persis sama dengan apa yang kita pikirkan". Dengan kata lain, pikiran memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan seseorang. Ketika yang ada dalam pikiran kita adalah hal-hal yang negatif-kepedihan, keluhan, kemarahan, kebencian, dan kegagalan, hidup kita akan terasa suram dan kelam. Sebaliknya kalau pikiran kita sarat dengan hal-hal positif-kesuksesan, kasih, sukacita, kebaikan, dan kebahagiaan, dunia pun akan terasa cerah. Pikiran ibarat kacamata kehidupan, menentukan cerah suramnya apa yang kita lihat. BIASAKAN BERPIKIR POSITIF HIDUP AKAN TERASA LEBIH CERAH |
Thursday, September 02, 2010
-- JAWABAN-NYA TAK TERDUGA
Seseorang pernah menulis puisi: Ia meminta kekuatan, dan Allah memberinya kesulitan untuk menjadikannya kuat. Ia meminta hikmat, dan Allah memberinya masalah untuk dipecahkan. Ia meminta kemakmuran, dan Allah memberinya otak dan kegigihan untuk bekerja. Ia meminta keberanian, dan Allah memberinya bahaya untuk diatasi. Ia meminta kasih, dan Allah memberinya orang bermasalah yang perlu ditolong. Ia meminta kemurahan, dan Allah memberinya kesempatan. Ia tidak menerima satu pun yang diinginkannya; ia menerima segala sesuatu yang diperlukannya. Doanya terjawab. Lain kali, saat keadaan berlawanan dengan harapan kita, bersiaplah: Jangan-jangan Tuhan malah tengah datang mendekat! --ARS |
Tuesday, August 31, 2010
MEMBAWA KEBAIKAN
Dalam salah satu buku kumpulan khotbahnya, Menyembah dalam Roh dan Kebenaran, Pdt. Eka Darmaputera menulis demikian, "Dari semua makhluk ciptaan Tuhan, hanya manusia yang punya kecenderungan menyalahi dan melanggar hukum alam." Lalu beliau mengutip sebuah sajak: "Allah menciptakan matahari, matahari memberi sesuatu. Allah menciptakan bulan, bulan memberi sesuatu. Allah menciptakan bintang- bintang, bintang-bintang memberi sesuatu. Allah menciptakan awan- awan, awan-awan memberi sesuatu. Allah menciptakan bumi, bumi memberi sesuatu. Allah menciptakan pohon-pohon, pohon-pohon memberi sesuatu. Allah menciptakan bunga, buah, binatang, mereka memberi sesuatu. Allah menciptakan Anda dan saya, apa yang Anda dan saya beri?" Ya, apa yang Anda dan saya beri bagi kehidupan ini? Konon, ada tiga jenis orang di dunia ini. (1) Orang yang ada atau tidak ada sama saja, tidak membuat orang lain sedih atau senang. (2) Orang yang lebih baik tidak ada; orang lain justru senang kalau ia tidak ada. (3) Orang yang kehadirannya membawa kebaikan, sehingga ketika ia tidak ada, orang lain pun merasa sedih dan kehilangan. Pertanyaan untuk kita renungkan, orang jenis manakah kita? Semoga bukan jenis pertama, lebih-lebih bukan jenis kedua. Sebab kalau begitu kita adanya, itu berarti kita tidak memenuhi tujuan Allah menciptakan kita di dunia ini. Allah menciptakan kita-di mana pun kita berada, dan dalam peran apa pun kita hidup-untuk membawa kebaikan; memuliakan Allah, dan membuat orang lain merasa bersyukur --AYA KITA DICIPTAKAN DENGAN TUJUAN LUHUR SUDAHKAH KITA HIDUP SESUAI TUJUAN KITA DICIPTAKAN? |
Monday, August 30, 2010
MEMILIH UNTUK BERSYUKUR
Ada cerita tentang dua anak yang bernama Ceria dan Murung. Seperti namanya, Ceria sifatnya periang dan selalu tersenyum. Sebaliknya, Murung suka mengeluh dan selalu cemberut. Suatu kali Murung mendapat hadiah telepon genggam dari orangtuanya. Ia senang sekali, tetapi tidak lama wajahnya murung lagi. Ia khawatir teman-temannya meminjam telepon genggamnya itu dan merusakkannya. Bukannya mendatangkan kegembiraan, hadiah itu malah menjadi beban buatnya. Pada saat bersamaan, Ceria juga mendapat hadiah dari orangtuanya, yaitu kotoran kuda. Ketika menerima hadiah itu, Ceria kaget sekali, tetapi segera ia berpikir, "Ah, masa Ayah dan Ibu hanya memberi kotoran kuda, pasti ada sesuatu yang baik di balik ini." Ia lalu menghampiri ayah dan ibunya. "Ayah dan Ibu sangat mengasihi saya, jadi tidak mungkin hanya memberi kotoran kuda. Ini pasti sebuah tanda, bahwa Ayah Ibu sudah membelikan seekor kuda buat saya, " kata Ceria seraya tersenyum dan memeluk mereka. Cerah suramnya kehidupan kerap tidak tergantung pada kondisi di luar diri kita, tetapi pada bagaimana kita memandang dan menyikapinya. Habakuk hidup dalam masyarakat yang keras hati dan penuh dengan kejahatan . Walaupun demikian, ia tetap berpegang teguh pada imannya. Ia tidak membiarkan dirinya tenggelam dalam kesusahan. Sebaliknya, ia mengarahkan diri pada kasih dan kuasa Tuhan, karenanya ia tetap dapat bersyukur. Sekarang ini, kita mungkin tengah berada dalam kondisi yang sulit, tetapi sesungguhnya dalam keadaan demikian pun kita tetap dapat memilih untuk bersyukur --AYA DALAM KEADAAN APA PUN SELALU ADA ALASAN UNTUK BERSYUKUR |
Thursday, August 26, 2010
KISAH SUP BATU
KISAH SUP BATU Alkisah ada tiga pengembara, yang dalam perjalanannya singgah di sebuah kota. Warga kota itu tak pernah bergembira, sebab mereka hidup dengan sangat mementingkan diri sendiri. Mereka mengerjakan segala sesuatu sendiri dan untuk dirinya sendiri. Selain itu, mereka suka mencurigai semua orang. Termasuk kepada tiga pengembara kelaparan yang duduk di tengah alun-alun kota mereka. Tiga pengembara itu membuat api lalu merebus sebuah batu. "Apa yang kaubuat?" tanya seorang anak yang lewat. "Kami membuat sup batu yang sangat enak, " kata si pengembara, "tetapi akan jauh lebih enak jika ditambah sesiung kecil bawang, " lanjutnya. Anak itu pun berlari dan mengambilkan bawang. Orang-orang kota itu mulai penasaran. Mereka mengintip dan menengok satu per satu. "Sup ini akan jauh lebih enak jika ditambah wortel dan tomat. Seiris kecil daging juga membuat rasanya jauh lebih baik." Didorong oleh rasa ingin tahu yang kuat, mereka membawakan satu per satu bahan yang disebut para pengembara. Alhasil, jadilah sup yang enak (tentu setelah batunya dibuang) dan penduduk kota ikut menikmatinya. Untuk pertama kalinya penduduk kota itu meniadakan rasa curiga dan mengalami indahnya hidup berbagi dalam kebersamaan. Pemazmur menyebutkan betapa baiknya apabila kita hidup bersama dengan rukun. Tidak cuma berarti tinggal bersama-sama, tetapi saling menerima dan saling berbagi dalam kasih. Hidup rukun tanpa prasangka, yang menghalangi interaksi dengan sesama. Hidup harmonis ini bukan saja mendatangkan kebahagiaan bagi kita, melainkan juga bagi Allah. Seperti kata pemazmur, "… sebab ke sanalah Tuhan memerintahkan berkat ..." --SL ORANG YANG SELALU MENARUH CURIGA MEMBATASI DIRINYA UNTUK BAHAGIA |
Sunday, August 22, 2010
MEMBERI ATAU MEMANCING?
Tulus hati merupakan nilai batin yang penting, tetapi sulit dijumpai. Masalahnya, kita biasa memiliki harapan di balik segala pemberian dan tindakan baik. Ketika kita melakukan kebaikan, kita diam-diam bermaksud membuat orang lain yang kita tolong merasa berutang pada kita. Hal ini tak ubahnya seperti memancing-ada sesuatu yang kita harapkan sebagai imbalan dari orang yang kita tolong; bahkan dari Tuhan. Namun, ini tentu saja tidak benar. Meski begitu, orang kristiani kerap punya motif tersembunyi. Kita menjadi orang yang penuh perhitungan dengan perbuatan baik kita. Semua ada hitungan bisnisnya. Lebih lagi firman Tuhan mengatakan: "Orang yang menabur sedikit akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak akan menuai banyak juga". Benarkah pemahaman kita ini? Memberi adalah tindakan kasih yang semestinya muncul dengan segenap ketulusan, tanpa embel- embel apa pun. "Hendaklah masing- masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita ... Allah sanggup melimpahkan segala anugerah kepada kamu ..." Bagi orang yang menjaga hatinya tulus dalam memberi, Allah melimpahkan berkat, yakni: "berkecukupan dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di berbagai perbuatan baik" (ayat 8). Mari memeriksa rekam jejak (track record) kita sendiri. Sudahkah hati kita jauh dari pamrih ketika kita mengasihi dan memberi? Periksalah diri Anda dengan jujur dan berani --DKL SEMAKIN DALAM SESEORANG MENGENAL KASIH TUHAN IA AKAN SEMAKIN MERASA BERUTANG KASIH KEPADA TUHAN |
Wednesday, August 18, 2010
SUKACITA PELAYANAN
Saya teringat saat pertama kali saya belajar memasak. Saat itu mama saya spontan mengeluh, "Aduh, jadi repot!" Namun, Mama tetap mengajari saya memasak nasi goreng dengan sukacita. Saat itu, saya hanya diminta mengaduk nasinya dan Mama memberitahukan semua prosesnya sambil memasukkan semua bumbunya. Dan, jadilah nasi goreng pertama buatan saya. Waktu Papa mengatakan "Hm, lumayan enak!" rasanya hati senang sekali. Walaupun saya tahu, itu bukan nasi goreng saya, tetapi nasi goreng Mama yang saya aduk. Seperti itulah pelayanan kita. Sesungguhnya Tuhan bisa saja mengerjakan semuanya sendiri. Jika melayani Tuhan, terkadang kita malah membuat Tuhan "repot" karena perilaku kita. Namun, itulah kasih Tuhan yang mau menjadikan kita sebagai rekan sekerja-Nya. Dan, sukacita kita adalah ketika kita dapat melihat karya Tuhan melalui tangan kita. Melayani Tuhan memang tidak mudah. Terkadang kita mengalami hal yang tidak mengenakkan Namun, inilah hak istimewa kita, yaitu turut merasakan sukacita Tuhan saat melihat orang-orang yang kita layani bertobat dan bertumbuh di dalam Tuhan. Oleh karena itu, tetaplah giat melayani Tuhan --VT TUHAN ADALAH KAPTEN DARI TIM IMPIAN YANG SELALU MENANG MAKA BETAPA ISTIMEWA APABILA KITA PUN MENJADI ANGGOTA TIM-NYA! |
Tuesday, August 17, 2010
MEMPERLUAS LINGKARAN KASIH
Apa yang Anda lakukan saat berada dalam lift yang penuh sesak? Anda akan menunduk, menatap pintu, atau mengutak-ngatik telepon genggam. Anda menghindari kontak mata, karena merasa tidak nyaman berdekatan dengan orang asing. Ini bukti bahwa tiap orang memiliki boundary: tembok pembatas tak terlihat di sekeliling tubuhnya. Jika seorang asing mencoba mendekat, secara refleks tubuh akan resah dan bergerak menjauh sampai ke "jarak aman". Tidak heran kita hanya merasa nyaman berada dalam lingkungan keluarga dan teman. Lingkaran kasih kita sempit. Lingkaran kasih kita perlu diperluas dengan meruntuhkan tembok pembatas yang membuat kita malas menjangkau orang asing. Ini tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Kita perlu berjuang mengatasi rasa tidak nyaman. Lalu, membangun jembatan persahabatan dengan orang di sekitar yang berbeda suku, agama, budaya, maupun status sosialnya. Jika kita tidak mau keluar dari zona nyaman, bagaimana orang bisa mendengar berita keselamatan? --JTI KITA BISA MENJADI BERKAT HANYA SELUAS LINGKARAN KASIH YANG KITA BUAT |
Monday, August 16, 2010
SISA 12 BAKUL
Di sebuah gereja kecil ada seorang ibu yang rajin melakukan tugas- tugas gereja walau yang sederhana; menyapu ruangan, membereskan kursi- kursi sehabis dipakai acara gereja, menata buku nyanyian dan warta jemaat sebelum kebaktian, dan lain-lain. Gereja itu tidak punya karyawan tetap untuk mengurus pekerjaan tersebut. Ia melakukannya dengan sukarela dan senang hati. "Saya ini bukan orang yang pintar, tetapi saya ingin memberikan kepada Tuhan apa yang bisa saya lakukan walau mungkin sangat kecil, " begitu ia berkata. Ibu itu sungguh menjadi berkat bagi gerejanya. Dalam Injil Yohanes dikisahkan tentang orang banyak berbondong-bondong mengikuti Tuhan Yesus. Mereka sangat terpesona dengan kuasa mukjizat dan pengajaran Tuhan Yesus. Hingga sampailah mereka di tempat terpencil, jauh ke mana-mana. Para murid pun kebingungan, bagaimana mereka bisa memberi makan orang sebanyak itu. Di antara orang banyak itu rupanya ada seorang anak kecil yang mempunyai lima roti dan dua ikan. Ia menyerahkannya kepada Tuhan Yesus. Dari yang sedikit itulah kuasa Tuhan dinyatakan. Orang banyak dikenyangkan. Bahkan, masih tersisa 12 bakul. Kita mungkin bukan orang yang pintar, bukan orang kaya, tidak punya jabatan penting dan tidak pandai bicara. Pendek kata, kita orang yang biasa-biasa saja. Tidak usah berkecil hati. Yang penting kita punya niat untuk menyerahkan apa yang kita mampu dan kita punya untuk Tuhan. Sesuatu yang kecil dan sederhana, kalau kita serahkan untuk Tuhan, akan menjadi sesuatu yang sangat berarti --AYA BANYAK HAL BESAR BERASAL DARI PERKARA KECIL YANG DISERAHKAN KEPADA TUHAN |
MENGEJAR EKOR SENDIRI
Seekor anak anjing bergerak lucu "mengejar" ekor pendeknya sendiri untuk menggigitnya. Jelas ia berputar-putar terus, tanpa pernah mencapai tujuannya. Anjing tua berkata kepadanya, "Lupakanlah itu! Tak usah kaukejar ekormu itu. Berjalanlah saja, maka dengan sendirinya ia akan mengikutimu." Dalam hidup ini ada hal-hal yang tidak dapat diraih dengan terus sibuk mengejarnya. Salah satunya adalah kehormatan atau kemuliaan. Kian dikejar, kian menjauh. Sejenak teraih, sekejab raib lagi. Membuat kita jadi gila. Haus kuasa. Gila hormat. Di samping hasilnya sia-sia, harga yang harus dibayar pun amat mahal. Korban pasti berjatuhan. Hidup ini bukan untuk "mengejar" kemuliaan, kehormatan, kedudukan dan kekuasaan. Sebab, orang pasti akan "berputar-putar" dalam keributan, pertengkaran, dan aksi kekerasan. Semua payah, semua susah, semua kalah! Tugas kita adalah untuk "berjalan saja" memenuhi panggilan hidup, yaitu memuliakan Tuhan dengan cara melayani sesama; memberikan yang terbaik. Lupakan pamrih. Jauhkan keinginan untuk dimuliakan. Kemuliaan adalah hak Tuhan. Dia lebih tahu bagaimana melengkapi kita dengan anugerah-Nya. Berkat pasti "mengikuti" kita selaras dengan kemurahan- Nya atas karya pengabdian kita yang tulus --PAD LAKUKAN SAJA KARYA TERBAIK ANDA TUHAN TAHU MENGARUNIAKAN APA YANG TERBAIK UNTUK ANDA |
Thursday, August 12, 2010
Menulis Surat
Ada sebuah pepatah, "buah jatuh tidak akan jauh dari pohonnya". Artinya, setiap sifat dan perilaku anak tidak akan jauh dari orangtuanya. Sebagaimana orangtua berlaku, demikianlah juga si anak meniru. Peribahasa ini tidak bicara tentang garis keturunan, tetapi tentang bagaimana cara kita mendidik anak. Mendidik anak ibarat menulis sesuatu di dalam hatinya, sehingga setiap perkataan, sifat, dan perilaku yang kita tunjukkan kepada anak sesungguhnya telah memberikan sebuah "goresan tinta" dalam diri si anak. Anak-anak kita pun seumpama surat kehidupan dari kita, orangtuanya. Setiap orang yang membaca "surat kehidupan" tersebut; entah memujinya atau mencelanya, secara tidak langsung itu sebetulnya tertuju kepada kita juga. Jadi, jika anak kita menjadi nakal dan berperilaku tidak baik, salah satu yang berperan dalam perilaku itu adalah orangtua, yaitu ketika kita tidak pernah menggoreskan firman Tuhan dengan "tinta" Roh Allah di dalam hati mereka. Oleh sebab itu, mari mulai sekarang goreskan "tinta" Roh Allah kita di dalam hati anak-anak, baik melalui perkataan pun perilaku yang kita tunjukkan setiap hari. Niscaya anak-anak kita akan menjadi surat pujian kita yang dapat dibaca oleh setiap orang -—RY GORESAN TINTA KEHIDUPAN ORANGTUA AKAN MENENTUKAN ANAK MENJADI SURAT YANG SEPERTI APA |
Urusan dengan Tuhan
Ibu Teresa pernah berujar, "Banyak orang menjengkelkan dan mementingkan diri sendiri. Walau begitu, ampunilah mereka. Jika Anda berbuat baik, orang bisa curiga. Walau begitu, tetaplah berbuat baik. Jika Anda jujur, orang akan mencurangi Anda. Walau begitu, tetaplah jujur. Kebaikan Anda hari ini mungkin sudah terlupakan besok pagi. Walau begitu, teruslah berbuat baik. Sebab segala sesuatu merupakan urusan Anda dengan Allah. Bukan dengan manusia. Maka, berikan selalu yang terbaik." Kita pun perlu hidup mengasihi Tuhan dan bekerja bagi-Nya tanpa harus mementingkan penghargaan manusia. Bisa saja kesetiaan hidup atau pelayanan kita tak diperhatikan, dihargai, apalagi diingat orang. Bahkan, kadang perbuatan baik dan pelayanan kita bisa disalahmengerti atau mendapat tanggapan yang tidak baik. Walau begitu, biarlah kita tetap setia. Sebab melakukan yang baik setiap kali merupakan urusan kita untuk memenuhi tujuan yang Tuhan tetapkan bagi hidup kita. Jadi, berikan selalu yang terbaik —-AW TAK PENTING ORANG TAHU APA YANG KITA LAKUKAN YANG PENTING TUHAN SENANG DENGAN APA YANG KITA LAYANKAN |
NEUROTEOLOGI
Neuroteologi, studi tentang peranan otak dalam kehidupan beragama, memaparkan apa yang terjadi dalam otak seseorang ketika ia memikirkan Allah atau hakikat kehidupan. Andrew Newberg, dalam buku How God Changes Your Brain (2009), memaparkan bagaimana aktivitas rohaniah dapat meningkatkan daya otak manusia. Aktivitas itu mengubah sel otak, menguatkan bagian yang menunjang konsentrasi dan menggugah belas kasihan, serta menenangkan bagian yang berkaitan dengan ketakutan dan kemarahan. Kita tak dapat mengontrol sepenuhnya keadaan lingkungan di sekitar kita. Masalah dan konflikùmulai dari yang sepele sampai yang benar-benar parah dapat muncul silih berganti. Namun di tengah semua itu, kita dapat tetap memiliki ketenangan batin saat mengarahkan pikiran kepada Tuhan. Renungkan kembali firman-Nya yang kita baca dalam saat teduh hari ini, misalnya. Firman Tuhan mungkin tidak mencantumkan secara detail, apa langkah konkret yang mesti kita ambil. Namun, kekuatan dan damai sejahtera akan kita rasakan jika kita secara sengaja mengarahkan pikiran pada Tuhan dengan mendekat kepada Allah lewat firman-Nya --ARS KEDAMAIAN SEJATI BUKANLAH KEADAAN TANPA KONFLIK MELAINKAN MUNCUL DARI HADIRAT ALLAH DALAM BATIN KITA |
Wednesday, August 11, 2010
Yang tidak bisa diucapkan "Ayah"
|
Nama Saya Selamet Bagio
Wajahnya mengingatkan saya pada almarhum Bokir, pelawak asal Betawi yang dulu kerap tampil di acara lenong yang disiarkan TVRI. Begitu juga tubuhnya yang kurus. Mirip sekali. Dia selalu bekerja dalam diam. Tidak banyak bicara dan tidak minta perhatian. Kadang saya dan rekan-rekan di kantor lupa bahwa dia ada di antara kami. Namanya Selamet Bagio. Tukang kebun di kantor Majalah Rolling Stone. Di halaman belakang kantor terdapat halaman seluas tiga ribu meter persegi. Ada sebuah panggung besar yang berdiri kokoh di sudut halaman. Di sanalah sejumlah musisi dan grup band pernah tampil. Antara lain God Bless, Efek Rumah Kaca, Naif, Andy Rif dan kawan-kawan, Koes Plus, Nidji, Samson, Ahmad Dani, Glen Fredly, Endah & Reza, dan masih banyak lagi. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan. Sebab kalau Anda pernah datang ke acara-acara musik yang diselenggarakan di halaman belakang kantor Rolling Stone, Anda akan merasakan sesuatu yang berbeda. Di halaman itu penuh dengan berbagai tanaman dan pohon. Asri dan indah. Semua yang pernah datang selalu memuji. Serasa di Bali. Dari balik jendela ruang kerja di lantai dua, saya bisa leluasa melihat Bagio bekerja. Dengan seragam abu-abunya yang khas, plus sepatu boot karet, setiap pagi sampai sore Bagio terlihat sibuk. Entah mengapa, melihat Bagio bekerja, semangat saya selalu bangkit. Energi positif yang dia sebarkan sungguh sangat terasa. Karena itu, seakan sebuah ritual, sebelum memulai kerja saya selalu meluangkan waktu beberapa menit untuk mengamati Bagio yang sedang bekerja. Pada awalnya saya selalu bertanya-tanya, siapa sebenarnya laki-laki berusia sekitar 35 tahun ini? Mengapa dia selalu bersemangat dalam bekerja? Bukankah dia "hanya" tukang kebun? Mengamati Bagio bekerja dalam diam, membuat saya teringat pada sebuah film. Saya lupa judulnya. Film itu berkisah tentang seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan raksasa. Tugasnya hanya mengantar surat dan dokumen-dokumen dari satu meja ke meja lain di kantor itu. Suasana kantor hiruk pikuk. Tetapi tak seorang pun peduli atas kehadirannya. Apa pentingnya peran seorang pengantar surat? Dia antara ada dan tiada. Di tengah keramaian, dia kesepian. Sampai pada suatu hari, seisi kantor panik. Surat dan dokumen tidak terdistribusi. Semua orang hari itu pusing tujuh keliling. Pekerjaan mereka jadi berantakan. Pada saat itu semua merasakan ada yang tidak beres: sang gadis yang biasa bertugas mengantar surat-surat tidak masuk kantor. Barulah saat itu semua menyadari betapa pentingnya peran gadis tersebut. Tetapi, semua sudah terlambat. Sang gadis yang merasa kesepian karena "tidak dianggap" di kantor itu, sudah bunuh diri karena depresi. Berlebihan memang, menyamakan Bagio dengan gadis dalam film tersebut. Tetapi film itu mengajarkan kepada saya bahwa setiap orang di sebuah perusahaan punya peran penting. Tidak perduli sekecil apapun perannya. Tidak perduli dia "hanya" office boy atau petugas cleaning service. Semua punya peran penting. Karena itu pula bukan karena saya takut Bagio bunuh diri jika saya kerap menyempatkan diri mendatangi dan menyapa lelaki murah senyum ini. Saya selalu tidak tahan untuk tidak mengucapkan terima kasih atas karyanya yang indah. Tanpa dia, halaman belakang kantor Rolling Stone tidak akan seindah sekarang. Sangat terasa betapa Bagio begitu bergairah dan antusias jika bercerita soal tanaman. Baru ditanya satu, dia sudah menjawab seribu. Dari nada bicara dan matanya yang berbinar-binar, saya bisa segera merasakan betapa Bagio bangga dan mencintai pekerjaannya. Karena itu, dari percakapan dengan Bagio, sayalah yang selalu mendapatkan keuntungan. Bercakap-cakap dengan Bagio selalu membuat semangat saya tumbuh lagi. Tapi, bagaimana dengan pandangan istri dan keluarganya pada profesi seorang tukang kebun? "Awalnya istri saya malu. Kami tinggal di kompleks perumahan yang rata-rata para suami bekerja di kantoran," ujar Bagio. "Tapi, sekarang dia tidak malu lagi. Saya sudah menjelaskan kalau saya senang dan bangga jadi tukang kebun," dia menambahkan. Lalu bagaimana pandangan anak-anak? "Anak saya satu, tapi sudah meninggal. Sampai sekarang saya belum dikaruniai anak lagi." Gairahnya pada pekerjaan, sifatnya yang jujur dan selalu berpandangan positif, membuat Bagio istimewa di mata saya. Apalagi dia selalu tampil penuh percaya diri. Suatu hari, perusahaan mengadakan halal bihalal di kantor. Seluruh karyawan berkumpul untuk makan siang bersama. Pada saat itu, saya meminta Bagio "berpidato". Tanpa canggung, di depan semua karyawan, Bagio mulai berpidato. Isinya, menurut saya, luar biasa. Dalam bahasa yang sederhana dia mengatakan mensyukuri jalan hidupnya. Mensyukuri pekerjaan yang diberikan Tuhan kepadanya. Dia mengakui bertapa dia mencintai pekerjaannya. Dia bahkan secara terbuka mengatakan kalau manusia hidup hanya mengejar gaji, maka dia tidak akan pernah puas. "Kalau tujuannya hanya mengejar gaji, tidak akan pernah cukup. Kita bisa frustasi," ujarnya disambut gelak tawa seisi kantor. Kata-kata Bagio seakan menyindir kami semua. Termasuk saya. Dalam perjalanan pekerjaan saya, saya sering merasa tidak puas atas gaji yang diberikan perusahaan. Begitu juga dalam perjalanan karir. Saya sering merasa "tidak ada apa-apanya" ketika membaca kisah sukses tokoh-tokoh dunia maupun tokoh-tokoh Indonesia. Saya kadang iri melihat anak-anak muda yang sukses dalam jabatan, pekerjaan, dan kekayaan. Mereka sukses dalam usia yang begitu belia. Hari itu pidato Bagio menohok hati saya. Pada suatu kesempatan, ketika saya ngobrol dengannya di halaman belakang, tak terbendung keinginan saya untuk bertanya pada Bagio apakah dia betul-betul bahagia bekerja sebagai tukang kebun? "Saya bahagia, Pak Andy. Saya bersyukur bisa bekerja sebagai tukang kebun. Apalagi kalau hasil karya saya dihargai," ujarnya sembari tersenyum. Manakala melihat wajah saya tetap penuh tanda tanya, dia lalu tertawa. "Nama saya Selamet Bagiyo. Hidup saya sudah selamat dan bahagia," ujarnya mencoba meyakinkan saya sumber : kickandy.com |
WALAU TIDAK MEMINTA
Belum lagi dipakai tiga bulan, sepeda motor Danang sudah hilang ketika di parkir dekat gereja. Ia kecewa sekali. Ia terus berdoa agar Tuhan mengembalikan motor itu, tetapi hasilnya nihil. Berbulan-bulan ia merasa sedih karena harus naik kendaraan umum lagi. Suatu hari ia berpikir, "Dulu sebelum memiliki motor, aku bahagia ketika naik bus atau mikrolet. Mengapa sekarang tidak?" Danang lalu belajar merasa cukup dengan apa yang ada. Setahun kemudian ia besaksi, "Kini aku bahagia lagi naik kendaraan umum. Kini prinsipku: Jika Tuhan tidak mengembalikan motorku, itu berarti aku tidak membutuhkannya!" Betapa sering kita bersungut-sungut ketika Tuhan tidak memberi apa yang kita minta. Kecewa saat melihat kenyataan berbeda dengan yang kita doakan dan harapkan. Kini saatnya kita belajar menjadi dewasa. Katakan pada diri sendiri: "Jika Tuhan tidak memberikan sesuatu, itu berarti aku tidak membutuhkannya. Aku bisa hidup bahagia tanpa itu!" --JTI TUHAN MEMBERI APA YANG KITA BUTUHKAN BUKAN APA YANG KITA INGINKAN |
PAHLAWAN WANITA
Dalam banyak budaya, wanita kerap dianggap sebagai warga kelas dua. Tak dihargai, dianggap tak bisa berbuat banyak. Akibatnya, banyak wanita juga memandang rendah dirinya sendiri. Bahkan, ketika ditawari melakukan suatu pelayanan, acap kali wanita menolak halus. "Ah, saya ini cuma ibu rumah tangga." "Saya ini enggak bisa apa-apa." Benarkah? Hari ini kita membaca bahwa orang-orang yang berjasa dalam hidup Musa hamba Tuhan yang dipakai luar biasa adalah para wanita! Mulai dari ibu Musa, Yokhebed, yang tidak mau membunuh bayinya .Miryam, kakaknya, yang dengan berani mengusulkan untuk mencari ibu susu bagi Musa). Dan, Putri Firaun yang akhirnya mengadopsi dan mendidik Musa ). Bahkan, dalam perikop sebelumnya kita melihat bahwa yang berani melawan perintah Firaun untuk membunuh bayi-bayi Israel, juga adalah para wanita. Yakni bidan-bidan Mesir yang takut akan Tuhan . Rancangan Firaun digagalkan, justru oleh para wanita yang kerap dianggap lemah. Di tangan Allah, tidak ada wanita yang tidak bisa berperan. Para wanita di atas menjadi pahlawan Allah bukan dengan berperang, tetapi dengan melakukan tugas dan panggilan mereka. Para bidan menjadi bidan yang baik dan takut Tuhan. Yokhebed menjadi ibu yang baik. Miryam menjadi kakak yang melindungi adiknya. Mereka tidak berubah menjadi "wanita super", tetapi mereka melakukan tugas dari Tuhan dengan setia. Mungkin ketika melakukan setiap bagiannya, mereka tidak menyadari dampak yang timbul setelahnya. Namun, Tuhan mengingat dan merangkaikannya dengan indah. Biarlah mulai hari ini, para wanita bangkit menjadi pahlawan-Nya --GS WANITA IALAH SENJATA DI TANGAN ALLAH YANG DAPAT MEMBUAT PERBEDAAN DI DUNIA |
Terjun Bebas
Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman nyaris sempurna. Ia lulus dari salah satu universitas terbaik di Amerika dan menikah dengan gadis impiannya. Kariernya sebagai pialang saham terus menanjak dan memberinya penghasilan hingga Rp8,8 miliar per tahun. Lalu tibalah saat itu. Tahun 2008 resesi menghantam perekonomian Amerika. Hidup Karpman pun "terjun bebas" dalam sekejap. Ia kehilangan pekerjaan, tabungan, dan hartanya. Guna menghidupi keluarga, Karpman mengambil langkah drastis. Ia melamar pekerjaan sebagai pengantar pizza dengan penghasilan yang amat pas-pasan, bahkan untuk orang kebanyakan. Kehidupannya pun berubah 180 derajat, tetapi ia tidak menyesalinya, "Ini hanya sebuah proses. Saya mensyukuri tiap sen yang saya dapat. Ada pelajaran berharga dari setiap potong piza yang saya antar, yaitu kerendahan hati." Hidup di dunia ini memang serba tidak pasti. Apa yang ada kini, bisa tiba-tiba hilang tak berbekas. Hari ini kita berhasil, besok gagal. Usaha yang semula maju mendadak bangkrut. Kita semula sehat, tiba-tiba sakit. Namun, tak usah khawatir. Sejauh kita berjalan bersama Tuhan, semua itu takkan "melumpuhkan" kita. Bersama Tuhan, kita akan siap menghadapi perubahan apa pun yang terjadi --AYA KETIKA MENGALAMI PERUBAHAN DRASTIS DALAM HIDUP INGATLAH KASIH SETIA TUHAN TAK PERNAH BERUBAH |
MEMILIH UNTUK SEDERHANA
Wal-Mart memang tidak ada di Indonesia, tetapi ada kisah menarik dari bisnis ritel ini. Dalam skala global, Wal-Mart menempati urutan teratas jaringan ritel. Bahkan, buku 100 Great Business Ideas mencatat bahwa hasil penjualan satu hari di Wal-Mart lebih besar dari Pendapatan Domestik Bruto dari 36 negara. Namun di balik cerita sukses tersebut, ada cerita menarik. Sam Walton, pemimpin jaringan Wal-Mart, justru terkenal karena penampilannya yang sederhana dan hobinya yang dinilai eksentrik: minum kopi di belakang toko seperti karyawan biasa. Sam Walton tidak sendiri. Ingvar Kamprad, miliarder pemilik IKEA (peritel terbesar perabot untuk rumah) tidak pernah memakai jas, selalu terbang dengan tiket kelas ekonomi, mengendarai Volvo yang umurnya sudah sepuluh tahun dan tidak ragu menaiki kendaraan umum. Orang-orang kaya kerap digambarkan sebagai sosok yang tak disukai di dalam Alkitab. Apakah orang kristiani tidak boleh kaya? Pangkal persoalannya bukan di sini. Perikop hari ini menekankan bahwa hal yang tidak disukai Tuhan dari "orang kaya" adalah apabila ia berfokus mengumpulkan harta duniawi (ayat 3), mencurangi orang lain demi materi (ayat 4), dan bergaya hidup hedonis (ayat 5). Disadari atau tidak, kita kerap menempatkan kesederhanaan dalam posisi yang berbanding lurus dengan kemiskinan; karena itu kita ingin menghindarinya. Namun, prinsip ini jelas tidak berlaku bagi Sam Walton atau Ingvar Kamprad. Juga terlebih bagi Kristus sendiri, yang meneladankan hidup penuh kesederhanaan. Maka, kita belajar bahwa sikap sederhana justru menunjukkan kekayaan batin seseorang -—OLV BERGAYA HIDUP SEDERHANA TAK ADA RUGINYA MALAH MENOLONG KITA TAK EGOIS DAN BERBAGI DENGAN SESAMA |
Tuesday, August 10, 2010
Afrika Selatan
Siapa yang menyangka Afrika Selatan dapat dipilih menjadi tuan rumah kejuaraan sepak bola akbar seperti Piala Dunia. Dulu mereka adalah negara yang dikeluarkan dari keanggotaan FIFA karena sistem apartheid yang mereka anut. Sebuah sistem politik yang membedakan hak orang-orang kulit putih dan hitam. Namun sejak 1990-an, negara ini dibebaskan dari tirani pemisahan tersebut. Hingga akhirnya mereka bukan hanya diterima kembali menjadi anggota FIFA, melainkan juga terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia. Kejutan serupa pernah terjadi pada bangsa Israel. Siapa yang menyangka bahwa Israel menjadi sebuah bangsa yang kuat, padahal semula mereka budak di Mesir. Selama berpuluh-puluh tahun mereka mengembara di padang pasir, tak memiliki tanah air tempat mereka tinggal dan membangun bangsanya. Namun demikian, dengan pertolongan dan kuasa Tuhan, mereka berhasil melewati tantangan dan bahkan berhasil merebut negeri Kanaan dengan mengalahkan raja-raja di negeri itu yang memiliki tentara dan pahlawan-pahlawan perang yang hebat, seperti orang-orang yang disebut dalam Alkitab sebagai orang Enak. Ini membuktikan bahwa apa yang terjadi sekarang bisa berubah kapan saja. Bangsa yang semula memiliki sejarah buruk, suatu saat dapat berkembang baik. Karena itu, jika bangsa kita saat ini tengah dalam keadaan carut-marut, jangan putus harapan. Harapan itulah yang membuat kita tetap bertekun mendoakan negeri ini; mengasihi negeri ini; melakukan yang terbaik bagi negeri ini. Tuhan pasti tidak akan pernah tinggal diam melihat segala permasalahan negeri ini, terlebih lagi apabila ada anak-anak-Nya yang setia berdoa -—RY DOA-DOA KITA AKAN JAUH LEBIH BERARTI BAGI NEGERI INI DIBANDINGKAN KELUHAN BAHKAN KUTUKAN |
JIKA SUDAH NORMAL?
Sejak ditinggal mati suaminya, Desi kehilangan semangat hidup. Ia tidak lagi tertarik untuk berolahraga atau merawat tubuh seperti dulu. Ia selalu berpikir, "Nanti jika situasinya sudah kembali normal, aku akan berolahraga lagi." Tiga tahun berlalu dan Desi merasa situasinya belum berubah. Tiba-tiba ia tersadar, "Jika aku tidak mulai berusaha melakukan apa yang masih bisa kulakukan, situasi tidak akan kembali menjadi normal!" Ia pun memutuskan untuk kembali beraktivitas, lalu semua menjadi normal lagi. Pengkhotbah menyatakan bahwa situasi yang kita hadapi kerap tidak ideal. Tidak normal. Investasi yang kita tanam belum tentu langsung membuahkan hasil (ayat 1). Pemberian kita kepada orang lain belum tentu bisa menolongnya keluar dari musibah (ayat 2). Cuaca dan arah angin hari ini mungkin tidak ideal untuk menabur benih. Apa pun yang kita lakukan selalu punya risiko untuk gagal. Namun, jauh lebih baik kita berusaha berbuat sesuatu ketimbang terus menunggu situasi hingga menjadi ideal. Jika kita selalu menanti "saat yang tepat" untuk bertindak, kita akan menunggu selamanya tanpa hasil apa pun! Lebih baik kalah setelah mencoba, daripada menyerah sebelum berusaha. Apakah Anda merasa beban persoalan membuat hidup Anda menjadi "tidak normal"? Jangan menunggu semuanya menjadi normal kembali. Bisa jadi Anda tidak akan pernah bisa mengalami hidup seperti dulu. Pengalaman hidup kerap mengubah diri dan lingkungan kita. Jadi, lebih baik lakukan saja apa yang bisa Anda lakukan hari ini. Allah akan menolong dan memberi "rasa normal" yang baru! --JTI |
OSCAR DAN RAZZIE
Di Hollywood, ada penghargaan bidang perfilman, yaitu Piala Oscar untuk menghargai kinerja terbaik, ada pula piala Razzie untuk mengganjar kinerja terburuk. Pada Maret 2010, Sandra Bullock menjadi aktris pertama yang mendapatkan kedua piala itu pada tahun yang sama. Ia memperoleh Razzie sebagai aktris terburuk karena penampilannya di film All About Steve, lalu meraih Oscar sebagai aktris terbaik untuk perannya di The Blind Side. Sandra memajang kedua piala itu di rak yang sama di rumahnya. Ia menganggap piala Razzie sebagai penetral yang hebat. "Piala itu mengingatkan saya agar tidak membusungkan dada menyombongkan diri." Adakah "duri" yang terus mengganggu kita? Kita berusaha sekuat tenaga untuk menyingkirkannya, tetapi tidak berhasil juga. Mungkin Tuhan mengizinkannya untuk mengingatkan kita akan kemanusiaan dan kebutuhan kita akan anugerah-Nya. Agar, kita dapat belajar menerimanya secara rela dan lapang dada --ARS DALAM KEMURAHAN ANUGERAH TUHAN KELEMAHAN DAPAT BERUBAH MENJADI KEKUATAN |
MENCARI ATAU MENJADI?
"Ada gula ada semut", begitu bunyi pepatah lama yang kebenarannya tetap berlaku. Banyak orang akan berkumpul di sekeliling orang kaya. Berlagak sebagai kawan, tentu saja demi mendapat cipratan rezeki. Namun, kenyataan membuktikan bahwa mereka sebenarnya bukan teman, melainkan benalu; bukan sahabat, melainkan penjilat. Sikap mereka akan berubah drastis seiring keadaan yang berubah. Habis manis sepah dibuang. Kenyataan di atas kerap dialami oleh orang yang tadinya kaya, kemudian jatuh miskin. Yang semula tebu, tetapi akhirnya tinggal jadi ampas. Maka, semua yang tadinya teman tiba-tiba saja menghilang. Namun, tidak berarti si kaya pun tidak merasakan "pahit"-nya kebenaran ini. Penulis Amsal adalah salah satu contohnya. Ia adalah si kaya yang sadar bahwa yang ada padanya bukan kawan. Yang berkerumun di sekelilingnya tak lebih daripada para penjilat. Padahal yang ia butuhkan adalah teman. Orang kaya pun punya kesusahan dan kesukaran. Mereka butuh solidaritas seorang sahabat sejati. Sedangkan "persahabatan" palsu menghadirkan kesepian dan kemuakan tersendiri bagi si kaya. Semua orang perlu teman yang setia di segala waktu. Entah ia kaya atau miskin. Tidak ada manusia yang suka diperalat pada saat ia kaya, lalu dengan begitu saja dicampakkan pada saat ia miskin. Kenyataannya memang sulit mencari seorang sahabat, baik bagi si miskin maupun si kaya. Oleh sebab itu, siapa pun Anda, janganlah terpaku hanya "mencari" sahabat; justru sebaliknya "jadilah" sahabat bagi yang membutuhkan. Sama seperti Yesus tatkala hadir di dunia ini -—PAD DARIPADA MENCARI SAHABAT KE MANA-MANA LEBIH BAIK MENJADI KAWAN DI MANA-MANA |
Thursday, August 05, 2010
maafkan aku yah
Seorang Ibu Guru TK mengadakan "permainan". Ibu Guru menyuruh anak-anak tiap murid'nya membawa kantong plastik transparan 1 buah & kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama org yg dibenci. Sehingga jmlh kentang'nya tdk ditentukan brp, tergantung jumlah org yg dibenci. Pd hari yg disepakati masing-masing murid membawa kentang dlm kantong plastik. Ada yg berjmlh 2, ada yg 3 bahkan ada yg 5. Spt perintah guru mereka, tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama org yg dibenci. Murid-murid hrs membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu. Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yg membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega krn penderitaan mereka akan segera berakhir. Ibu Guru: "Bgmn rasanya membawa kentang selama 1 minggu?" Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pd umumnya mereka tidak merasa nyaman hrs membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi. Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan. Ibu Guru: "Seperti itulah kebencian yg selalu kita bawa-bawa apabila kita tdk bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tdk menyenangkan membawa kentang busuk kemanapun kita pergi. Itu hanya 1 minggu, bgmn jk kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya ... Krn itu, lepaskanlah pengampunan kepada orang yang Anda benci. Krn ketika anda tidak mau mengampuni, anda seperti sdng memegang bola berduri. Semakin anda tdk mau melepaskan bola berduri itu, anda sendiri yg akan merasakan sakit. Karena itu tidak ada jln lain kecuali melepaskan pengampunan. Jd bagi semua orang yg pernah aku sakiti dan pernah tersinggung krn perkataan maupun perbuatanku baik sengaja maupun tidak, aku mohon maaf yah... Semoga tidak ada kebencian lg diantara kita...:) |
MICHAEL OHER
Bagi kebanyakan orang, Michael Oher hanya seorang anak yang miskin dan bodoh. Penilaian ini bisa dibenarkan. Ia memang berasal dari keluarga miskin. Nilai-nilai sekolahnya pun sangat buruk. Namun, bagi pasangan suami-istri Sean Tuohy dan Leigh Anne, Michael adalah anak yang memiliki potensi besar, terutama dalam cabang olahraga rugbi. Hanya, Michael membutuhkan kasih dan bimbingan yang lebih untuk memenuhi potensinya tersebut. Maka, mereka mengangkatnya sebagai anak. Michael pun banyak berubah. Dan, ia sungguh-sungguh menjadi bintang American football di Amerika Serikat. Sebagai manusia, kita bisa juga melihat orang lain secara sepintas, dan memiliki anggapan sendiri yang belum tentu benar. Sesungguhnya jika kita bersedia melihat lebih saksama, kita akan melihat sisi yang lebih indah dari orang tersebut. Sebab Tuhan pasti menaruh potensi khusus dalam diri orang itu, yang membuat kita lebih menghargainya. Bahkan, jika mungkin membantunya menggapai potensi maksimal --ALS KETIKA KITA MENGENAL SEORANG PRIBADI DENGAN SaKSAMA KITA AKAN MENDAPATI TUHAN ADIL MEMBERI POTENSI BAGI SEMUA |
Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Sir Percival Lowell adalah astronom ternama pada akhir abad ke-19. Ketika melihat planet Mars dari teleskop raksasa di Arizona, ia melihat ada garis-garis di planet itu. Menurutnya, itu adalah kanal-kanal buatan makhluk planet Mars. Lowell mengabdikan seluruh hidupnya untuk memetakan garis-garis itu. Namun, foto satelit kini membuktikan tidak ada kanal di Mars. Lantas apa yang dilihat Lowell? Ternyata ia melihat pembuluh-pembuluh darah di matanya sendiri saat melihat teleskop! Ia menderita penyakit langka yang kini disebut "Sindrom Lowell". Sama seperti Lowell, kita pun bisa salah memandang orang lain. Sifat-sifat buruk orang lain tampak begitu besar dan nyata, sehingga kita terdorong untuk menegur dan menghakiminya. Padahal tanpa sadar kita pun punya sifat buruk itu, bahkan mungkin lebih parah! Ini ibarat orang yang mau mengeluarkan serpihan kayu dari mata orang lain, padahal ada balok di matanya sendiri. Sebuah perbuatan munafik yang tidak akan berhasil. Seseorang harus menyadari dulu sifat-sifat buruknya sendiri, lalu berusaha mengatasinya. "Balok di matanya" harus dikeluarkan, sebelum bisa menegur orang dengan penuh wibawa. Sikap suka menghakimi kerap muncul dalam keluarga. Bisa terjadi dalam hubungan antara orangtua dan anak, atau suami dan istri. Kedekatan membuat kita sangat mengenal cacat cela orang-orang yang kita kasihi. Akibatnya, kita menjadi sangat mudah menemukan kesalahan mereka. Ini yang harus kita waspadai. Lain kali, sebelum menuduh dan mencaci-maki, periksalah diri sendiri dulu. Belum tentu kita lebih baik dari mereka. Jadi, lebih baik saling menasihati daripada saling menghakimi --JTI DENGAN MENGHAKIMI KITA MERASA DIRI HEBAT DENGAN SALING MENASIHATI KITA AKAN MERASA DIRI SEDERAJAT |
KEBETULAN
Seorang kenalan menceritakan pengalamannya mencari rumah kontrakan. Sudah berminggu-minggu mencari, ia belum juga mendapatkannya. Padahal kebutuhan itu mendesak dan sudah menjadi prioritas doanya. Suatu saat, seorang kawan meminta bantuannya mengantarkan barang ke sebuah alamat. Ketika mengantar barang ke alamat yang dituju, ia melihat tanda "DIKONTRAKKAN" pada rumah di sebelah rumah tersebut. Begitulah ceritanya ia mengontrak rumah yang dihuninya sekarang. Sebuah kebetulan? Bahasa Inggris menyebut "kebetulan" sebagai "coincidence". Kata ini berasal dari dua kata: "co" (kerja sama) dan "incidence" (kejadian). Jadi, kurang lebih berarti ada dua atau lebih kejadian yang "bekerja sama" demi mencapai sebuah tujuan. Dalam bahasa sehari-hari kita menyebutnya "kebetulan". Tuhan adalah Perencana Agung. Setiap kejadian, baik atau buruk, ada dalam kendali-Nya. Semua bisa dipakai untuk melayani rencana-Nya yang mulia. Sebenarnya arti "kebetulan" bukan kejadian-kejadian yang tanpa sengaja bertemu, melainkan justru dengan sengaja dipertemukan agar "bekerja sama" demi melayani tujuan lebih besar yang Tuhan kehendaki. Demikian hendaknya kita memandang segala kejadian sehari-hari dengan iman -—PAD APA YANG KITA KIRA SEBAGAI "KEBETULAN" TAK BERSENGAJA ADALAH PENGATURAN TUHAN YANG BERSENGAJA |
WASPADAI KUASA ANDA
Erasmus Darwin seorang penyair Inggris pernah menulis, "Orang yang memperbolehkan adanya penindasan, telah membagi-bagikan kejahatan." Penindasan ditujukan pada pihak yang lebih lemah karena ada kuasa yang lebih besar dari si penindas. Kuasa sendiri pada dasarnya tidak memuat sesuatu yang buruk, tetapi jika kuasa dipakai secara negatif, kejahatan bisa mulai bersemi dari situ. Berhati-hatilah dengan kekuasaan yang saat ini melekat pada diri Anda. Hendaknya kita menggunakannya dalam posisi apa pun dan di mana pun untuk menyejahterakan sesama, bukan menindas. Ingatlah bahwa ada Dia yang mengawasi segalanya. Jangan sampai "tangan yang kuat" itu menegur kita --DKL TUHAN MAHAKUASA MAKA TAK ADA GUNANYA MANUSIA SOK KUASA |
CERITA BERSAMBUNG
Pada masa kanak-kanak, saya berlangganan majalah Bobo si kelinci. Salah satu komik serial di dalamnya berkisah tentang Juwita dan Si Sirik. Juwita adalah gadis jelita yang baik budi. Namun, ia selalu diganggu oleh Si Sirik, nenek penyihir yang usil dan ada saja ulah tingkah jahatnya. Saya heran, pengarang komik itu tak pernah kehabisan cerita. Selalu ada cerita baru. Mengapa? Karena ada karakter Si Sirik. Sirik artinya iri atau dengki. Iri hati memang selalu punya 1.001 alasan untuk memusuhi orang lain. Selalu punya cerita untuk menjatuhkan sesama. Kedengkian memang induk dari segala kebencian dan kejahatan. Kedengkian kerap kali tanpa sadar membentuk cara kita berpikir dan bertindak. Halus tak kentara, tetapi selalu "bicara". Iri hati sering merasuk ke dalam dan merusak persaudaraan. "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat" . Jadi, waspadalah! --PAD KEBENCIAN MENJADI KISAH BERSAMBUNG YANG TIADA HENTI KARENA DIJALIN OLEH BENANG MERAH IRI HATI |
HITUNG SAMPAI 10
Seorang pelayan toko sedang menjawab pertanyaan pelanggan, "Iya, Bu. Tetapi itu sudah lama tidak ada." Manajer toko yang kebetulan lewat terkejut, dan segera berkata kepada si pelayan, "Apa? Sudah lama tidak ada? Maaf, Bu, ia salah. Pasti ada. Ia karyawan baru di sini. Ia tidak tahu bahwa toko kami menyediakan semua kebutuhan. Ini toko serbaada, Bu. Jadi jangan khawatir, kami pasti punya persediaannya di gudang. Sekarang, saya sendiri yang akan mengambilkannya untuk Ibu. Apa yang menurutnya sudah lama tidak ada?" Ibu itu menjawab, "Kucing liar." Cerita di atas pesannya sederhana, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan (jump to conclusion). Bertindak tanpa berpikir panjang hanya akan menciptakan masalah baru. Lebih dari itu, tindakan emosional tidak jarang malah memperlihatkan kebodohan dan kelemahan kita sendiri. Selain bisa mencelakakan orang lain, bisa juga mencelakakan diri kita sendiri. Jadi, baiklah kita mengingat ungkapan sederhana ini, "Sebelum mengomentari sesuatu, hitunglah sampai sepuluh". Artinya, pikirkan baik-baik sebelum mengambil kesimpulan atau mengutarakan sesuatu. Kalau tidak ingin menyesal kelak --AYA BERBICARA TANPA BERPIKIR HANYA AKAN MENIMBULKAN PENYESALAN |