Suatu malam, tiba-tiba saya pingin pergi berdua saja dengan Ibu dan ketika pikiran itu saya kemukakan ke istri saya, dan spontan dijawab..
"Ada apa dengan istrimu?" kata ibu dari ujung telepon.
Ibu saya adalah tipe yang selalu curiga kalau menerima undangan yang datangnya tiba-tiba. Bagi dia, itu pasti akan membawa berita buruk.
"Saya pikir, pasti akan menyenangkan kalau kita sekali-sekali ke luar berdua saja," jawab saya. "Istri saya baik-2 aja kok, tapi kali ini (besok) saya memang hanya pingin pergi berdua dengan Ibu, itupun kalau Ibu mau..."
"Ibu mau sekali,..." jawabnya setelah terdiam beberapa lama. Ah, ...sepertinya dia masih curiga.
Besok malamnya, sepulang kantor saya ke rumah ibu. Dari halaman sudah terlihat oleh saya dia agak gelisah, mungkin karena sudah tidak sabar menunggu, dan berdandan resmi sekali.
Ibu menyambut saya dengan senyum lebar, dengan sorot mata seolah tidak percaya akan diajak 'kencan' oleh anak laki-lakinya yang bontot.
"Ibu sempat cerita ke teman-teman tetangga tentang rencana kita ini. Mereka semua kaget dan merasa ikut senang seperti ibu sekarang," kata ibu seraya masuk mobil. "Mereka bilang besok pagi ingin tahu ceritanya."
Kami pergi ke restoran yang agak mahal. Suasana ruangan didalamnya terasa elegan & menyenangkan, dan sayup-sayup terdengar suara musik yang lembut. Ibu menggandeng lengan saya ketika memasuki ruangan,
Giliran mau pesan makanan, saya harus membacakan daftar menu karena ibu tak bisa lagi membacanya walaupun sudah menggunakan kacamata.
Ketika sedang membaca daftar itu, saya berhenti sejenak menengok ke ibu. Dia sedang memandangi saya dengan senyum yang penuh kasih...
"Dulu, ibu yang membacakan kamu daftar menu ketika kamu masih kecil," katanya, dengan nada bangga...
"Sekarang ibu santai saja. Giliran saya yang melayani ibu," jawab saya, dengan tidak kalah bangganya...
Sambil makan, kami membincangkan banyak hal sehari-hari. Tidak ada topik yang istimewa tapi obrolan mengalir saja sampai-sampai akhirnya kami terlambat untuk menonton film.
Ketika saya mengantarnya pulang, di muka pintu ibu berkata, "Ibu mau pergi lagi dengan kamu, tapi lain kali ibu yang bayar, ok ?!" Saya setuju...
"Bagaimana 'kencan'mu dengan Ibu?" tanya istri saya sesampai di rumah.
"Sangat menyenangkan. Lebih dari yang saya duga. Tadinya tidak tahu mau ngomong apa. Tapi malah ceritanya kelewat asyik sampai nggak jadi nonton film.."
Lalu .................................
Beberapa hari kemudian, ketika sedang di kantor saya dikagetkan oleh berita melalui telpon dari istri saya yang mengabarkan bahwa ibu telah dipanggil oleh Yang Maha Kuasa... terkena serangan jantung.
Begitu tiba-tiba kejadiannya.., saya merasa belum berbuat banyak untuk Ibu, masih terbayang dimata saya 'senyum & sorot mata' kebahagiaan yang terpancar diwajah Ibu ketika makan sambil ngobrol berdua dengan saya di restoran beberapa hari sebelumnya.
Selama seminggu kami tidur di rumah Ibu, disamping untuk benahin barang-barang Ibu yang perlu diberesin, juga menerima teman-teman arisan Ibu serta tetangga yang ingin bertamu untuk menyampaikan bela-sungkawa.
"Ibu sudah bayar makan malam kita (sesuai janji Ibu) walaupun rasanya tak mungkin kita bisa makan bersama lagi. Namun begitu, ibu sudah bayarkan untuk dua orang, Ibu pingin bisa kamu gunakan untuk makan berdua istrimu...
Terimakasih anakku, besar sekali arti undanganmu malam itu, bagi Ibu...!"
......................................
Ketika itulah saya baru memahami betapa pentingnya arti "kesempatan" ... yang bisa kita gunakan untuk mengatakan kepada orang-orang yang kita sayangi, mengenai perasaan kita terhadap mereka....!
......................................
Temans, hidup ini kadang terasa sangat singkat... tidak ada hal yang lebih penting dalam hidup ini daripada "Keluarga / Orang-2 yang kita cintai...".
Sediakan waktu kita secara khusus untuk mereka, jangan sampai kita terlambat untuk mengatakan / menunjukkan kepada mereka bahwa kita amat sangat menyintainya...!!!.
........................................
I miss U more than I ever missed..
I love U Mom...