Wednesday, August 11, 2010

Yang tidak bisa diucapkan "Ayah"

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja
diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri,
yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya..
Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap
hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk
menelponmu?
Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu
bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja
dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan
apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......
Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.
Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di
sepedamu...
Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya"
,
Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?
Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh
sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama
menatapmu iba.
Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi
tidak sekarang"
Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anakyang
manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit
membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".

Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja.....
Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papa
bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?
Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa
berharga..
Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...

Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalahMama....
Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak
dalam batinnya,
Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS
menjagamu?

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke
rumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.... :')
Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di
ruang tamu..
Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturan
untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang
dengan hati yang sangat khawatir...
Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...
Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akan
mengeras danPapa
memarahimu.. .

Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera
datang?
"Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa"

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter
atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - mata
hanya karena memikirkan masa depanmu nanti...
Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai
dengan keinginan Papa

Ketika kamu menjadi gadis dewasa....
Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain...
Papa harus melepasmu di bandara.
Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?
Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk
berhati-hati. .
Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan
menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT....kuat untuk pergi dan menjadi
dewasa.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang
pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan
teman-temannya yang lain.
Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia
tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti Papa
belikan untukmu".
Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum?


Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang
tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin padaPapa
untuk mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin..
Karena Papa tahu.....
Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

Dan akhirnya....

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelakiyang
di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....
Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakang
panggung sebentar, dan menangis?
Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....
Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata: "Ya Tuhan tugasku telah
selesai dengan baik....
Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik....
Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang
sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Papa telah menyelesaikan tugasnya....

Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
Dan dia adalah yang orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam
segala hal..

Saya mendapatkan notes ini dari seorang teman, dan mungkin ada baiknya jika
aku kembali membagikannya kepada teman-teman ku yang lain.

Tulisan ini aku dedikasikan kepada sahabat-sahabatku yang cantik, yang
kini sudah berubah menjadi wanita dewasa serta ANGGUN, dan juga untuk
teman-teman pria ku yang sudah ataupun akan menjadi ayah yang HEBAT

Nama Saya Selamet Bagio

Wajahnya mengingatkan saya pada almarhum Bokir, pelawak asal Betawi yang dulu kerap tampil di acara lenong yang disiarkan TVRI.
Begitu juga tubuhnya yang kurus. Mirip sekali.
Dia selalu bekerja dalam diam.
Tidak banyak bicara dan tidak minta perhatian. Kadang saya dan rekan-rekan di kantor lupa bahwa dia ada di antara kami.

Namanya Selamet Bagio.

Tukang kebun di kantor Majalah Rolling Stone. Di halaman belakang kantor terdapat halaman seluas tiga ribu meter persegi.

Ada sebuah panggung besar yang berdiri kokoh di sudut halaman.

Di sanalah sejumlah musisi dan grup band pernah tampil. Antara lain God Bless, Efek Rumah Kaca, Naif, Andy Rif dan kawan-kawan, Koes Plus, Nidji, Samson, Ahmad Dani, Glen Fredly, Endah & Reza, dan masih banyak lagi.

Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan. Sebab kalau Anda pernah datang ke acara-acara musik yang diselenggarakan di halaman belakang kantor Rolling Stone, Anda akan merasakan sesuatu yang berbeda. Di halaman itu penuh dengan berbagai tanaman dan pohon. Asri dan indah. Semua yang pernah datang selalu memuji. Serasa di Bali.

Dari balik jendela ruang kerja di lantai dua, saya bisa leluasa melihat Bagio bekerja. Dengan seragam abu-abunya yang khas, plus sepatu boot karet, setiap pagi sampai sore Bagio terlihat sibuk. Entah mengapa, melihat Bagio bekerja, semangat saya selalu bangkit. Energi positif yang dia sebarkan sungguh sangat terasa.

Karena itu, seakan sebuah ritual, sebelum memulai kerja saya selalu meluangkan waktu beberapa menit untuk mengamati Bagio yang sedang bekerja.

Pada awalnya saya selalu bertanya-tanya, siapa sebenarnya laki-laki berusia sekitar 35 tahun ini? Mengapa dia selalu bersemangat dalam bekerja? Bukankah dia "hanya" tukang kebun?

Mengamati Bagio bekerja dalam diam, membuat saya teringat pada sebuah film.

Saya lupa judulnya. Film itu berkisah tentang seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan raksasa. Tugasnya hanya mengantar surat dan dokumen-dokumen dari satu meja ke meja lain di kantor itu. Suasana kantor hiruk pikuk. Tetapi tak seorang pun peduli atas kehadirannya. Apa pentingnya peran seorang pengantar surat? Dia antara ada dan tiada. Di tengah keramaian, dia kesepian.

Sampai pada suatu hari, seisi kantor panik. Surat dan dokumen tidak terdistribusi.

Semua orang hari itu pusing tujuh keliling. Pekerjaan mereka jadi berantakan.

Pada saat itu semua merasakan ada yang tidak beres: sang gadis yang biasa bertugas mengantar surat-surat tidak masuk kantor. Barulah saat itu semua menyadari betapa pentingnya peran gadis tersebut. Tetapi, semua sudah terlambat.

Sang gadis yang merasa kesepian karena "tidak dianggap" di kantor itu, sudah bunuh diri karena depresi.

Berlebihan memang, menyamakan Bagio dengan gadis dalam film tersebut. Tetapi film itu mengajarkan kepada saya bahwa setiap orang di sebuah perusahaan punya peran penting. Tidak perduli sekecil apapun perannya. Tidak perduli dia "hanya" office boy atau petugas cleaning service. Semua punya peran penting.

Karena itu pula bukan karena saya takut Bagio bunuh diri jika saya kerap menyempatkan diri mendatangi dan menyapa lelaki murah senyum ini.

Saya selalu tidak tahan untuk tidak mengucapkan terima kasih atas karyanya yang indah. Tanpa dia, halaman belakang kantor Rolling Stone tidak akan seindah sekarang.

Sangat terasa betapa Bagio begitu bergairah dan antusias jika bercerita soal tanaman. Baru ditanya satu, dia sudah menjawab seribu. Dari nada bicara dan matanya yang berbinar-binar, saya bisa segera merasakan betapa Bagio bangga dan mencintai pekerjaannya. Karena itu, dari percakapan dengan Bagio, sayalah yang selalu mendapatkan keuntungan. Bercakap-cakap dengan Bagio selalu membuat semangat saya tumbuh lagi.

Tapi, bagaimana dengan pandangan istri dan keluarganya pada profesi seorang tukang kebun? "Awalnya istri saya malu. Kami tinggal di kompleks perumahan yang rata-rata para suami bekerja di kantoran," ujar Bagio. "Tapi, sekarang dia tidak malu lagi.

Saya sudah menjelaskan kalau saya senang dan bangga jadi tukang kebun," dia menambahkan. Lalu bagaimana pandangan anak-anak? "Anak saya satu, tapi sudah meninggal. Sampai sekarang saya belum dikaruniai anak lagi."

Gairahnya pada pekerjaan, sifatnya yang jujur dan selalu berpandangan positif, membuat Bagio istimewa di mata saya. Apalagi dia selalu tampil penuh percaya diri.

Suatu hari, perusahaan mengadakan halal bihalal di kantor. Seluruh karyawan berkumpul untuk makan siang bersama. Pada saat itu, saya meminta Bagio "berpidato". Tanpa canggung, di depan semua karyawan, Bagio mulai berpidato. Isinya, menurut saya, luar biasa.

Dalam bahasa yang sederhana dia mengatakan mensyukuri jalan hidupnya.

Mensyukuri pekerjaan yang diberikan Tuhan kepadanya.

Dia mengakui bertapa dia mencintai pekerjaannya. Dia bahkan secara terbuka mengatakan kalau manusia hidup hanya mengejar gaji, maka dia tidak akan pernah puas. "Kalau tujuannya hanya mengejar gaji, tidak akan pernah cukup. Kita bisa frustasi," ujarnya disambut gelak tawa seisi kantor. Kata-kata Bagio seakan menyindir kami semua. Termasuk saya.

Dalam perjalanan pekerjaan saya, saya sering merasa tidak puas atas gaji yang diberikan perusahaan. Begitu juga dalam perjalanan karir.

Saya sering merasa "tidak ada apa-apanya" ketika membaca kisah sukses tokoh-tokoh dunia maupun tokoh-tokoh Indonesia. Saya kadang iri melihat anak-anak muda yang sukses dalam jabatan, pekerjaan, dan kekayaan. Mereka sukses dalam usia yang begitu belia. Hari itu pidato Bagio menohok hati saya.

Pada suatu kesempatan, ketika saya ngobrol dengannya di halaman belakang, tak terbendung keinginan saya untuk bertanya pada Bagio apakah dia betul-betul bahagia bekerja sebagai tukang kebun?

"Saya bahagia, Pak Andy. Saya bersyukur bisa bekerja sebagai tukang kebun.

Apalagi kalau hasil karya saya dihargai," ujarnya sembari tersenyum.

Manakala melihat wajah saya tetap penuh tanda tanya, dia lalu tertawa. "Nama saya Selamet Bagiyo. Hidup saya sudah selamat dan bahagia," ujarnya mencoba meyakinkan saya

sumber : kickandy.com


WALAU TIDAK MEMINTA

  Belum lagi dipakai tiga bulan, sepeda motor Danang sudah hilang
  ketika di parkir dekat gereja. Ia kecewa sekali. Ia terus berdoa
  agar Tuhan mengembalikan motor itu, tetapi hasilnya nihil.
  Berbulan-bulan ia merasa sedih karena harus naik kendaraan umum
  lagi. Suatu hari ia berpikir, "Dulu sebelum memiliki motor, aku
  bahagia ketika naik bus atau mikrolet. Mengapa sekarang tidak?"
  Danang lalu belajar merasa cukup dengan apa yang ada. Setahun
  kemudian ia besaksi, "Kini aku bahagia lagi naik kendaraan umum.
  Kini prinsipku: Jika Tuhan tidak mengembalikan motorku, itu berarti
  aku tidak membutuhkannya!"
 
  Betapa sering kita bersungut-sungut ketika Tuhan tidak memberi apa
  yang kita minta. Kecewa saat melihat kenyataan berbeda dengan yang
  kita doakan dan harapkan. Kini saatnya kita belajar menjadi dewasa.
  Katakan pada diri sendiri: "Jika Tuhan tidak memberikan sesuatu, itu
  berarti aku tidak membutuhkannya. Aku bisa hidup bahagia tanpa itu!"
  --JTI 

                 TUHAN MEMBERI APA YANG KITA BUTUHKAN
                     BUKAN APA YANG KITA INGINKAN


PAHLAWAN WANITA

Dalam banyak budaya, wanita kerap dianggap sebagai warga kelas dua. Tak dihargai, dianggap tak bisa berbuat banyak. Akibatnya, banyak   wanita juga memandang rendah dirinya sendiri. Bahkan, ketika   ditawari melakukan suatu pelayanan, acap kali wanita menolak halus.
  "Ah, saya ini cuma ibu rumah tangga." "Saya ini enggak bisa   apa-apa." Benarkah?
Hari ini kita membaca bahwa orang-orang yang berjasa dalam hidup  Musa hamba Tuhan yang dipakai luar biasa adalah para wanita! Mulai   dari ibu Musa, Yokhebed, yang tidak mau membunuh bayinya .Miryam, kakaknya, yang dengan berani mengusulkan untuk mencari ibu  susu bagi Musa). Dan, Putri Firaun yang akhirnya mengadopsi  dan mendidik Musa ).
Bahkan, dalam perikop sebelumnya kita   melihat bahwa yang berani melawan perintah Firaun untuk membunuh   bayi-bayi Israel, juga adalah para wanita. Yakni bidan-bidan Mesir   yang takut akan Tuhan . Rancangan Firaun digagalkan, justru oleh para wanita yang   kerap dianggap lemah. 
Di tangan Allah, tidak ada wanita yang tidak bisa berperan. Para  wanita di atas menjadi pahlawan Allah bukan dengan berperang, tetapi dengan melakukan tugas dan panggilan mereka. Para bidan menjadi bidan yang baik dan takut Tuhan. Yokhebed menjadi ibu yang baik. Miryam menjadi kakak yang melindungi adiknya. Mereka tidak berubah
menjadi "wanita super", tetapi mereka melakukan tugas dari Tuhan dengan setia. Mungkin ketika melakukan setiap bagiannya, mereka  tidak menyadari dampak yang timbul setelahnya. Namun, Tuhan mengingat dan merangkaikannya dengan indah.
Biarlah mulai hari ini, para wanita bangkit menjadi pahlawan-Nya --GS

               WANITA IALAH SENJATA DI TANGAN ALLAH  YANG DAPAT MEMBUAT PERBEDAAN DI DUNIA

Terjun Bebas

  Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman nyaris sempurna. Ia lulus dari
  salah satu universitas terbaik di Amerika dan menikah dengan gadis
  impiannya. Kariernya sebagai pialang saham terus menanjak dan
  memberinya penghasilan hingga Rp8,8 miliar per tahun. Lalu tibalah
  saat itu. Tahun 2008 resesi menghantam perekonomian Amerika. Hidup
  Karpman pun "terjun bebas" dalam sekejap. Ia kehilangan pekerjaan,
  tabungan, dan hartanya.

  Guna menghidupi keluarga, Karpman mengambil langkah drastis. Ia
  melamar pekerjaan sebagai pengantar pizza dengan penghasilan yang
  amat pas-pasan, bahkan untuk orang kebanyakan. Kehidupannya pun
  berubah 180 derajat, tetapi ia tidak menyesalinya, "Ini hanya sebuah
  proses. Saya mensyukuri tiap sen yang saya dapat. Ada pelajaran
  berharga dari setiap potong piza yang saya antar, yaitu kerendahan
  hati."

  Hidup di dunia ini memang serba tidak pasti. Apa yang ada kini, bisa
  tiba-tiba hilang tak berbekas. Hari ini kita berhasil, besok gagal.
  Usaha yang semula maju mendadak bangkrut. Kita semula sehat,
  tiba-tiba sakit. Namun, tak usah khawatir. Sejauh kita berjalan
  bersama Tuhan, semua itu takkan "melumpuhkan" kita. Bersama Tuhan,
  kita akan siap menghadapi perubahan apa pun yang terjadi --AYA

          KETIKA MENGALAMI PERUBAHAN DRASTIS DALAM HIDUP
          INGATLAH KASIH SETIA TUHAN TAK PERNAH BERUBAH

MEMILIH UNTUK SEDERHANA

   Wal-Mart memang tidak ada di Indonesia, tetapi ada kisah menarik
   dari bisnis ritel ini. Dalam skala global, Wal-Mart menempati urutan
   teratas jaringan ritel. Bahkan, buku 100 Great Business Ideas
   mencatat bahwa hasil penjualan satu hari di Wal-Mart lebih besar
   dari Pendapatan Domestik Bruto dari 36 negara. Namun di balik cerita
   sukses tersebut, ada cerita menarik. Sam Walton, pemimpin jaringan
   Wal-Mart, justru terkenal karena penampilannya yang sederhana dan
   hobinya yang dinilai eksentrik: minum kopi di belakang toko seperti
   karyawan biasa. Sam Walton tidak sendiri. Ingvar Kamprad, miliarder
   pemilik IKEA (peritel terbesar perabot untuk rumah) tidak pernah
   memakai jas, selalu terbang dengan tiket kelas ekonomi, mengendarai
   Volvo yang umurnya sudah sepuluh tahun dan tidak ragu menaiki
   kendaraan umum.

   Orang-orang kaya kerap digambarkan sebagai sosok yang tak disukai di
   dalam Alkitab. Apakah orang kristiani tidak boleh kaya? Pangkal
   persoalannya bukan di sini. Perikop hari ini menekankan bahwa hal
   yang tidak disukai Tuhan dari "orang kaya" adalah apabila ia
   berfokus mengumpulkan harta duniawi (ayat 3), mencurangi orang lain
   demi materi (ayat 4), dan bergaya hidup hedonis (ayat 5).

   Disadari atau tidak, kita kerap menempatkan kesederhanaan dalam
   posisi yang berbanding lurus dengan kemiskinan; karena itu kita
   ingin menghindarinya. Namun, prinsip ini jelas tidak berlaku bagi
   Sam Walton atau Ingvar Kamprad. Juga terlebih bagi Kristus sendiri,
   yang meneladankan hidup penuh kesederhanaan. Maka, kita belajar
   bahwa sikap sederhana justru menunjukkan kekayaan batin seseorang
   -—OLV

                BERGAYA HIDUP SEDERHANA TAK ADA RUGINYA
        MALAH MENOLONG KITA TAK EGOIS DAN BERBAGI
DENGAN SESAMA