|
Wednesday, August 11, 2010
Yang tidak bisa diucapkan "Ayah"
Nama Saya Selamet Bagio
Wajahnya mengingatkan saya pada almarhum Bokir, pelawak asal Betawi yang dulu kerap tampil di acara lenong yang disiarkan TVRI. Begitu juga tubuhnya yang kurus. Mirip sekali. Dia selalu bekerja dalam diam. Tidak banyak bicara dan tidak minta perhatian. Kadang saya dan rekan-rekan di kantor lupa bahwa dia ada di antara kami. Namanya Selamet Bagio. Tukang kebun di kantor Majalah Rolling Stone. Di halaman belakang kantor terdapat halaman seluas tiga ribu meter persegi. Ada sebuah panggung besar yang berdiri kokoh di sudut halaman. Di sanalah sejumlah musisi dan grup band pernah tampil. Antara lain God Bless, Efek Rumah Kaca, Naif, Andy Rif dan kawan-kawan, Koes Plus, Nidji, Samson, Ahmad Dani, Glen Fredly, Endah & Reza, dan masih banyak lagi. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan. Sebab kalau Anda pernah datang ke acara-acara musik yang diselenggarakan di halaman belakang kantor Rolling Stone, Anda akan merasakan sesuatu yang berbeda. Di halaman itu penuh dengan berbagai tanaman dan pohon. Asri dan indah. Semua yang pernah datang selalu memuji. Serasa di Bali. Dari balik jendela ruang kerja di lantai dua, saya bisa leluasa melihat Bagio bekerja. Dengan seragam abu-abunya yang khas, plus sepatu boot karet, setiap pagi sampai sore Bagio terlihat sibuk. Entah mengapa, melihat Bagio bekerja, semangat saya selalu bangkit. Energi positif yang dia sebarkan sungguh sangat terasa. Karena itu, seakan sebuah ritual, sebelum memulai kerja saya selalu meluangkan waktu beberapa menit untuk mengamati Bagio yang sedang bekerja. Pada awalnya saya selalu bertanya-tanya, siapa sebenarnya laki-laki berusia sekitar 35 tahun ini? Mengapa dia selalu bersemangat dalam bekerja? Bukankah dia "hanya" tukang kebun? Mengamati Bagio bekerja dalam diam, membuat saya teringat pada sebuah film. Saya lupa judulnya. Film itu berkisah tentang seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan raksasa. Tugasnya hanya mengantar surat dan dokumen-dokumen dari satu meja ke meja lain di kantor itu. Suasana kantor hiruk pikuk. Tetapi tak seorang pun peduli atas kehadirannya. Apa pentingnya peran seorang pengantar surat? Dia antara ada dan tiada. Di tengah keramaian, dia kesepian. Sampai pada suatu hari, seisi kantor panik. Surat dan dokumen tidak terdistribusi. Semua orang hari itu pusing tujuh keliling. Pekerjaan mereka jadi berantakan. Pada saat itu semua merasakan ada yang tidak beres: sang gadis yang biasa bertugas mengantar surat-surat tidak masuk kantor. Barulah saat itu semua menyadari betapa pentingnya peran gadis tersebut. Tetapi, semua sudah terlambat. Sang gadis yang merasa kesepian karena "tidak dianggap" di kantor itu, sudah bunuh diri karena depresi. Berlebihan memang, menyamakan Bagio dengan gadis dalam film tersebut. Tetapi film itu mengajarkan kepada saya bahwa setiap orang di sebuah perusahaan punya peran penting. Tidak perduli sekecil apapun perannya. Tidak perduli dia "hanya" office boy atau petugas cleaning service. Semua punya peran penting. Karena itu pula bukan karena saya takut Bagio bunuh diri jika saya kerap menyempatkan diri mendatangi dan menyapa lelaki murah senyum ini. Saya selalu tidak tahan untuk tidak mengucapkan terima kasih atas karyanya yang indah. Tanpa dia, halaman belakang kantor Rolling Stone tidak akan seindah sekarang. Sangat terasa betapa Bagio begitu bergairah dan antusias jika bercerita soal tanaman. Baru ditanya satu, dia sudah menjawab seribu. Dari nada bicara dan matanya yang berbinar-binar, saya bisa segera merasakan betapa Bagio bangga dan mencintai pekerjaannya. Karena itu, dari percakapan dengan Bagio, sayalah yang selalu mendapatkan keuntungan. Bercakap-cakap dengan Bagio selalu membuat semangat saya tumbuh lagi. Tapi, bagaimana dengan pandangan istri dan keluarganya pada profesi seorang tukang kebun? "Awalnya istri saya malu. Kami tinggal di kompleks perumahan yang rata-rata para suami bekerja di kantoran," ujar Bagio. "Tapi, sekarang dia tidak malu lagi. Saya sudah menjelaskan kalau saya senang dan bangga jadi tukang kebun," dia menambahkan. Lalu bagaimana pandangan anak-anak? "Anak saya satu, tapi sudah meninggal. Sampai sekarang saya belum dikaruniai anak lagi." Gairahnya pada pekerjaan, sifatnya yang jujur dan selalu berpandangan positif, membuat Bagio istimewa di mata saya. Apalagi dia selalu tampil penuh percaya diri. Suatu hari, perusahaan mengadakan halal bihalal di kantor. Seluruh karyawan berkumpul untuk makan siang bersama. Pada saat itu, saya meminta Bagio "berpidato". Tanpa canggung, di depan semua karyawan, Bagio mulai berpidato. Isinya, menurut saya, luar biasa. Dalam bahasa yang sederhana dia mengatakan mensyukuri jalan hidupnya. Mensyukuri pekerjaan yang diberikan Tuhan kepadanya. Dia mengakui bertapa dia mencintai pekerjaannya. Dia bahkan secara terbuka mengatakan kalau manusia hidup hanya mengejar gaji, maka dia tidak akan pernah puas. "Kalau tujuannya hanya mengejar gaji, tidak akan pernah cukup. Kita bisa frustasi," ujarnya disambut gelak tawa seisi kantor. Kata-kata Bagio seakan menyindir kami semua. Termasuk saya. Dalam perjalanan pekerjaan saya, saya sering merasa tidak puas atas gaji yang diberikan perusahaan. Begitu juga dalam perjalanan karir. Saya sering merasa "tidak ada apa-apanya" ketika membaca kisah sukses tokoh-tokoh dunia maupun tokoh-tokoh Indonesia. Saya kadang iri melihat anak-anak muda yang sukses dalam jabatan, pekerjaan, dan kekayaan. Mereka sukses dalam usia yang begitu belia. Hari itu pidato Bagio menohok hati saya. Pada suatu kesempatan, ketika saya ngobrol dengannya di halaman belakang, tak terbendung keinginan saya untuk bertanya pada Bagio apakah dia betul-betul bahagia bekerja sebagai tukang kebun? "Saya bahagia, Pak Andy. Saya bersyukur bisa bekerja sebagai tukang kebun. Apalagi kalau hasil karya saya dihargai," ujarnya sembari tersenyum. Manakala melihat wajah saya tetap penuh tanda tanya, dia lalu tertawa. "Nama saya Selamet Bagiyo. Hidup saya sudah selamat dan bahagia," ujarnya mencoba meyakinkan saya sumber : kickandy.com |
WALAU TIDAK MEMINTA
Belum lagi dipakai tiga bulan, sepeda motor Danang sudah hilang ketika di parkir dekat gereja. Ia kecewa sekali. Ia terus berdoa agar Tuhan mengembalikan motor itu, tetapi hasilnya nihil. Berbulan-bulan ia merasa sedih karena harus naik kendaraan umum lagi. Suatu hari ia berpikir, "Dulu sebelum memiliki motor, aku bahagia ketika naik bus atau mikrolet. Mengapa sekarang tidak?" Danang lalu belajar merasa cukup dengan apa yang ada. Setahun kemudian ia besaksi, "Kini aku bahagia lagi naik kendaraan umum. Kini prinsipku: Jika Tuhan tidak mengembalikan motorku, itu berarti aku tidak membutuhkannya!" Betapa sering kita bersungut-sungut ketika Tuhan tidak memberi apa yang kita minta. Kecewa saat melihat kenyataan berbeda dengan yang kita doakan dan harapkan. Kini saatnya kita belajar menjadi dewasa. Katakan pada diri sendiri: "Jika Tuhan tidak memberikan sesuatu, itu berarti aku tidak membutuhkannya. Aku bisa hidup bahagia tanpa itu!" --JTI TUHAN MEMBERI APA YANG KITA BUTUHKAN BUKAN APA YANG KITA INGINKAN |
PAHLAWAN WANITA
Dalam banyak budaya, wanita kerap dianggap sebagai warga kelas dua. Tak dihargai, dianggap tak bisa berbuat banyak. Akibatnya, banyak wanita juga memandang rendah dirinya sendiri. Bahkan, ketika ditawari melakukan suatu pelayanan, acap kali wanita menolak halus. "Ah, saya ini cuma ibu rumah tangga." "Saya ini enggak bisa apa-apa." Benarkah? Hari ini kita membaca bahwa orang-orang yang berjasa dalam hidup Musa hamba Tuhan yang dipakai luar biasa adalah para wanita! Mulai dari ibu Musa, Yokhebed, yang tidak mau membunuh bayinya .Miryam, kakaknya, yang dengan berani mengusulkan untuk mencari ibu susu bagi Musa). Dan, Putri Firaun yang akhirnya mengadopsi dan mendidik Musa ). Bahkan, dalam perikop sebelumnya kita melihat bahwa yang berani melawan perintah Firaun untuk membunuh bayi-bayi Israel, juga adalah para wanita. Yakni bidan-bidan Mesir yang takut akan Tuhan . Rancangan Firaun digagalkan, justru oleh para wanita yang kerap dianggap lemah. Di tangan Allah, tidak ada wanita yang tidak bisa berperan. Para wanita di atas menjadi pahlawan Allah bukan dengan berperang, tetapi dengan melakukan tugas dan panggilan mereka. Para bidan menjadi bidan yang baik dan takut Tuhan. Yokhebed menjadi ibu yang baik. Miryam menjadi kakak yang melindungi adiknya. Mereka tidak berubah menjadi "wanita super", tetapi mereka melakukan tugas dari Tuhan dengan setia. Mungkin ketika melakukan setiap bagiannya, mereka tidak menyadari dampak yang timbul setelahnya. Namun, Tuhan mengingat dan merangkaikannya dengan indah. Biarlah mulai hari ini, para wanita bangkit menjadi pahlawan-Nya --GS WANITA IALAH SENJATA DI TANGAN ALLAH YANG DAPAT MEMBUAT PERBEDAAN DI DUNIA |
Terjun Bebas
Selama 45 tahun, hidup Ken Karpman nyaris sempurna. Ia lulus dari salah satu universitas terbaik di Amerika dan menikah dengan gadis impiannya. Kariernya sebagai pialang saham terus menanjak dan memberinya penghasilan hingga Rp8,8 miliar per tahun. Lalu tibalah saat itu. Tahun 2008 resesi menghantam perekonomian Amerika. Hidup Karpman pun "terjun bebas" dalam sekejap. Ia kehilangan pekerjaan, tabungan, dan hartanya. Guna menghidupi keluarga, Karpman mengambil langkah drastis. Ia melamar pekerjaan sebagai pengantar pizza dengan penghasilan yang amat pas-pasan, bahkan untuk orang kebanyakan. Kehidupannya pun berubah 180 derajat, tetapi ia tidak menyesalinya, "Ini hanya sebuah proses. Saya mensyukuri tiap sen yang saya dapat. Ada pelajaran berharga dari setiap potong piza yang saya antar, yaitu kerendahan hati." Hidup di dunia ini memang serba tidak pasti. Apa yang ada kini, bisa tiba-tiba hilang tak berbekas. Hari ini kita berhasil, besok gagal. Usaha yang semula maju mendadak bangkrut. Kita semula sehat, tiba-tiba sakit. Namun, tak usah khawatir. Sejauh kita berjalan bersama Tuhan, semua itu takkan "melumpuhkan" kita. Bersama Tuhan, kita akan siap menghadapi perubahan apa pun yang terjadi --AYA KETIKA MENGALAMI PERUBAHAN DRASTIS DALAM HIDUP INGATLAH KASIH SETIA TUHAN TAK PERNAH BERUBAH |
MEMILIH UNTUK SEDERHANA
Wal-Mart memang tidak ada di Indonesia, tetapi ada kisah menarik dari bisnis ritel ini. Dalam skala global, Wal-Mart menempati urutan teratas jaringan ritel. Bahkan, buku 100 Great Business Ideas mencatat bahwa hasil penjualan satu hari di Wal-Mart lebih besar dari Pendapatan Domestik Bruto dari 36 negara. Namun di balik cerita sukses tersebut, ada cerita menarik. Sam Walton, pemimpin jaringan Wal-Mart, justru terkenal karena penampilannya yang sederhana dan hobinya yang dinilai eksentrik: minum kopi di belakang toko seperti karyawan biasa. Sam Walton tidak sendiri. Ingvar Kamprad, miliarder pemilik IKEA (peritel terbesar perabot untuk rumah) tidak pernah memakai jas, selalu terbang dengan tiket kelas ekonomi, mengendarai Volvo yang umurnya sudah sepuluh tahun dan tidak ragu menaiki kendaraan umum. Orang-orang kaya kerap digambarkan sebagai sosok yang tak disukai di dalam Alkitab. Apakah orang kristiani tidak boleh kaya? Pangkal persoalannya bukan di sini. Perikop hari ini menekankan bahwa hal yang tidak disukai Tuhan dari "orang kaya" adalah apabila ia berfokus mengumpulkan harta duniawi (ayat 3), mencurangi orang lain demi materi (ayat 4), dan bergaya hidup hedonis (ayat 5). Disadari atau tidak, kita kerap menempatkan kesederhanaan dalam posisi yang berbanding lurus dengan kemiskinan; karena itu kita ingin menghindarinya. Namun, prinsip ini jelas tidak berlaku bagi Sam Walton atau Ingvar Kamprad. Juga terlebih bagi Kristus sendiri, yang meneladankan hidup penuh kesederhanaan. Maka, kita belajar bahwa sikap sederhana justru menunjukkan kekayaan batin seseorang -—OLV BERGAYA HIDUP SEDERHANA TAK ADA RUGINYA MALAH MENOLONG KITA TAK EGOIS DAN BERBAGI DENGAN SESAMA |