Di sebuah gereja kecil ada seorang ibu yang rajin melakukan tugas- tugas gereja walau yang sederhana; menyapu ruangan, membereskan kursi- kursi sehabis dipakai acara gereja, menata buku nyanyian dan warta jemaat sebelum kebaktian, dan lain-lain. Gereja itu tidak punya karyawan tetap untuk mengurus pekerjaan tersebut. Ia melakukannya dengan sukarela dan senang hati. "Saya ini bukan orang yang pintar, tetapi saya ingin memberikan kepada Tuhan apa yang bisa saya lakukan walau mungkin sangat kecil, " begitu ia berkata. Ibu itu sungguh menjadi berkat bagi gerejanya. Dalam Injil Yohanes dikisahkan tentang orang banyak berbondong-bondong mengikuti Tuhan Yesus. Mereka sangat terpesona dengan kuasa mukjizat dan pengajaran Tuhan Yesus. Hingga sampailah mereka di tempat terpencil, jauh ke mana-mana. Para murid pun kebingungan, bagaimana mereka bisa memberi makan orang sebanyak itu. Di antara orang banyak itu rupanya ada seorang anak kecil yang mempunyai lima roti dan dua ikan. Ia menyerahkannya kepada Tuhan Yesus. Dari yang sedikit itulah kuasa Tuhan dinyatakan. Orang banyak dikenyangkan. Bahkan, masih tersisa 12 bakul. Kita mungkin bukan orang yang pintar, bukan orang kaya, tidak punya jabatan penting dan tidak pandai bicara. Pendek kata, kita orang yang biasa-biasa saja. Tidak usah berkecil hati. Yang penting kita punya niat untuk menyerahkan apa yang kita mampu dan kita punya untuk Tuhan. Sesuatu yang kecil dan sederhana, kalau kita serahkan untuk Tuhan, akan menjadi sesuatu yang sangat berarti --AYA BANYAK HAL BESAR BERASAL DARI PERKARA KECIL YANG DISERAHKAN KEPADA TUHAN |
Monday, August 16, 2010
SISA 12 BAKUL
MENGEJAR EKOR SENDIRI
Seekor anak anjing bergerak lucu "mengejar" ekor pendeknya sendiri untuk menggigitnya. Jelas ia berputar-putar terus, tanpa pernah mencapai tujuannya. Anjing tua berkata kepadanya, "Lupakanlah itu! Tak usah kaukejar ekormu itu. Berjalanlah saja, maka dengan sendirinya ia akan mengikutimu." Dalam hidup ini ada hal-hal yang tidak dapat diraih dengan terus sibuk mengejarnya. Salah satunya adalah kehormatan atau kemuliaan. Kian dikejar, kian menjauh. Sejenak teraih, sekejab raib lagi. Membuat kita jadi gila. Haus kuasa. Gila hormat. Di samping hasilnya sia-sia, harga yang harus dibayar pun amat mahal. Korban pasti berjatuhan. Hidup ini bukan untuk "mengejar" kemuliaan, kehormatan, kedudukan dan kekuasaan. Sebab, orang pasti akan "berputar-putar" dalam keributan, pertengkaran, dan aksi kekerasan. Semua payah, semua susah, semua kalah! Tugas kita adalah untuk "berjalan saja" memenuhi panggilan hidup, yaitu memuliakan Tuhan dengan cara melayani sesama; memberikan yang terbaik. Lupakan pamrih. Jauhkan keinginan untuk dimuliakan. Kemuliaan adalah hak Tuhan. Dia lebih tahu bagaimana melengkapi kita dengan anugerah-Nya. Berkat pasti "mengikuti" kita selaras dengan kemurahan- Nya atas karya pengabdian kita yang tulus --PAD LAKUKAN SAJA KARYA TERBAIK ANDA TUHAN TAHU MENGARUNIAKAN APA YANG TERBAIK UNTUK ANDA |
Subscribe to:
Posts (Atom)