Monday, August 16, 2010

SISA 12 BAKUL

  Di sebuah gereja kecil ada seorang ibu yang rajin melakukan tugas-
  tugas gereja walau yang sederhana; menyapu ruangan, membereskan kursi-
  kursi sehabis dipakai acara gereja, menata buku nyanyian dan warta
  jemaat sebelum kebaktian, dan lain-lain. Gereja itu tidak punya
  karyawan tetap untuk mengurus pekerjaan tersebut. Ia melakukannya
  dengan sukarela dan senang hati. "Saya ini bukan orang yang pintar,
  tetapi saya ingin memberikan kepada Tuhan apa yang bisa saya lakukan
  walau mungkin sangat kecil, " begitu ia berkata. Ibu itu sungguh
  menjadi berkat bagi gerejanya. Dalam Injil Yohanes dikisahkan tentang
  orang banyak berbondong-bondong mengikuti Tuhan Yesus. Mereka sangat
  terpesona dengan kuasa mukjizat dan pengajaran Tuhan Yesus. Hingga
  sampailah mereka di tempat terpencil, jauh ke mana-mana. Para murid
  pun kebingungan, bagaimana mereka bisa memberi makan orang sebanyak
  itu. Di antara orang banyak itu rupanya ada seorang anak kecil yang
  mempunyai lima roti dan dua ikan. Ia menyerahkannya kepada Tuhan
  Yesus. Dari yang sedikit itulah kuasa Tuhan dinyatakan. Orang banyak
  dikenyangkan. Bahkan, masih tersisa 12 bakul. Kita mungkin bukan orang
  yang pintar, bukan orang kaya, tidak punya jabatan penting dan tidak
  pandai bicara. Pendek kata, kita orang yang biasa-biasa saja. Tidak
  usah berkecil hati. Yang penting kita punya niat untuk menyerahkan apa
  yang kita mampu dan kita punya untuk Tuhan. Sesuatu yang kecil dan
  sederhana, kalau kita serahkan untuk Tuhan, akan menjadi sesuatu yang
  sangat berarti --AYA

                    BANYAK HAL BESAR BERASAL DARI
              PERKARA KECIL YANG DISERAHKAN KEPADA TUHAN

MENGEJAR EKOR SENDIRI

  Seekor anak anjing bergerak lucu "mengejar" ekor pendeknya sendiri
  untuk menggigitnya. Jelas ia berputar-putar terus, tanpa pernah
  mencapai tujuannya. Anjing tua berkata kepadanya, "Lupakanlah itu! Tak
  usah kaukejar ekormu itu. Berjalanlah saja, maka dengan sendirinya ia
  akan mengikutimu." Dalam hidup ini ada hal-hal yang tidak dapat diraih
  dengan terus sibuk mengejarnya. Salah satunya adalah kehormatan atau
  kemuliaan. Kian dikejar, kian menjauh. Sejenak teraih, sekejab raib
  lagi. Membuat kita jadi gila. Haus kuasa. Gila hormat. Di samping
  hasilnya sia-sia, harga yang harus dibayar pun amat mahal. Korban
  pasti berjatuhan. Hidup ini bukan untuk "mengejar"
  kemuliaan, kehormatan, kedudukan dan kekuasaan. Sebab, orang pasti
  akan "berputar-putar" dalam keributan, pertengkaran, dan aksi
  kekerasan. Semua payah, semua susah, semua kalah!
  Tugas kita adalah untuk "berjalan saja" memenuhi panggilan hidup,
  yaitu memuliakan Tuhan dengan cara melayani sesama; memberikan yang
  terbaik. Lupakan pamrih. Jauhkan keinginan untuk dimuliakan. Kemuliaan
  adalah hak Tuhan. Dia lebih tahu bagaimana melengkapi kita dengan
  anugerah-Nya. Berkat pasti "mengikuti" kita selaras dengan kemurahan-
  Nya atas karya pengabdian kita yang tulus --PAD

                   LAKUKAN SAJA KARYA TERBAIK ANDA
         TUHAN TAHU MENGARUNIAKAN APA YANG TERBAIK UNTUK ANDA