Monday, August 30, 2010

MEMILIH UNTUK BERSYUKUR

  Ada cerita tentang dua anak yang bernama Ceria dan Murung.  Seperti
  namanya, Ceria sifatnya periang dan selalu tersenyum. Sebaliknya,
  Murung suka mengeluh dan selalu cemberut. Suatu kali Murung mendapat
  hadiah telepon genggam dari orangtuanya. Ia senang sekali, tetapi
  tidak lama wajahnya murung lagi. Ia khawatir teman-temannya meminjam
  telepon genggamnya itu dan merusakkannya. Bukannya mendatangkan
  kegembiraan, hadiah itu malah menjadi beban buatnya. Pada saat
  bersamaan, Ceria juga mendapat hadiah dari orangtuanya, yaitu kotoran
  kuda. Ketika menerima hadiah itu, Ceria kaget sekali, tetapi segera ia
  berpikir, "Ah, masa Ayah dan Ibu hanya memberi kotoran kuda, pasti ada
  sesuatu yang baik di balik ini." Ia lalu menghampiri ayah dan ibunya.
  "Ayah dan Ibu sangat mengasihi saya, jadi tidak mungkin hanya memberi
  kotoran kuda. Ini pasti sebuah tanda, bahwa Ayah Ibu sudah membelikan
  seekor kuda buat saya, " kata Ceria seraya tersenyum dan memeluk
  mereka. Cerah suramnya kehidupan kerap tidak tergantung pada kondisi
  di luar diri kita, tetapi pada bagaimana kita memandang dan
  menyikapinya. Habakuk hidup dalam masyarakat yang keras hati dan penuh
  dengan kejahatan . Walaupun demikian, ia tetap
  berpegang teguh pada imannya. Ia tidak membiarkan dirinya tenggelam
  dalam kesusahan. Sebaliknya, ia mengarahkan diri pada kasih dan kuasa
  Tuhan, karenanya ia tetap dapat bersyukur. Sekarang ini, kita mungkin
  tengah berada dalam kondisi yang sulit, tetapi sesungguhnya dalam
  keadaan demikian pun kita tetap dapat memilih untuk bersyukur --AYA

       DALAM KEADAAN APA  PUN SELALU ADA ALASAN UNTUK BERSYUKUR