Thursday, August 05, 2010

maafkan aku yah

Seorang Ibu Guru TK mengadakan "permainan". Ibu Guru menyuruh anak-anak tiap
murid'nya membawa kantong plastik transparan 1 buah & kentang. Masing-masing
kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama org yg dibenci. Sehingga jmlh
kentang'nya tdk ditentukan brp, tergantung jumlah org yg dibenci.

Pd hari yg disepakati masing-masing murid membawa kentang dlm kantong plastik.
Ada yg berjmlh 2, ada yg 3 bahkan ada yg 5. Spt perintah guru mereka, tiap-tiap
kentang diberi nama sesuai nama org yg dibenci. Murid-murid hrs membawa kantong
plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet
sekalipun, selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai
mengeluh, apalagi yg membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak
sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega krn penderitaan
mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru: "Bgmn rasanya membawa kentang selama 1 minggu?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pd umumnya mereka tidak merasa
nyaman hrs membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi. Guru
pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.

Ibu Guru: "Seperti itulah kebencian yg selalu kita bawa-bawa apabila kita tdk
bisa memaafkan orang lain.

Sungguh sangat tdk menyenangkan membawa kentang busuk kemanapun kita pergi. Itu
hanya 1 minggu, bgmn jk kita membawa kebencian itu seumur hidup ?

Alangkah tidak nyamannya ...

Krn itu, lepaskanlah pengampunan kepada orang yang Anda benci.

Krn ketika anda tidak mau mengampuni, anda seperti sdng memegang bola berduri.
Semakin anda tdk mau melepaskan bola berduri itu, anda sendiri yg akan merasakan

sakit. Karena itu tidak ada jln lain kecuali melepaskan pengampunan.

Jd bagi semua orang yg pernah aku sakiti dan pernah tersinggung krn perkataan
maupun perbuatanku baik sengaja maupun tidak, aku mohon maaf yah... Semoga tidak

ada kebencian lg diantara kita...:)

MICHAEL OHER


Bagi kebanyakan orang, Michael Oher hanya seorang anak yang miskin
  dan bodoh. Penilaian ini bisa dibenarkan. Ia memang berasal dari
  keluarga miskin. Nilai-nilai sekolahnya pun sangat buruk. Namun,
  bagi pasangan suami-istri Sean Tuohy dan Leigh Anne, Michael adalah
  anak yang memiliki potensi besar, terutama dalam cabang olahraga
  rugbi. Hanya, Michael membutuhkan kasih dan bimbingan yang lebih
  untuk memenuhi potensinya tersebut. Maka, mereka mengangkatnya
  sebagai anak. Michael pun banyak berubah. Dan, ia sungguh-sungguh
  menjadi bintang American football di Amerika Serikat.

  Sebagai manusia, kita bisa juga melihat orang lain secara sepintas,
  dan memiliki anggapan sendiri yang belum tentu benar. Sesungguhnya
  jika kita bersedia melihat lebih saksama, kita akan melihat sisi
  yang lebih indah dari orang tersebut. Sebab Tuhan pasti menaruh
  potensi khusus dalam diri orang itu, yang membuat kita lebih
  menghargainya. Bahkan, jika mungkin membantunya menggapai potensi
  maksimal --ALS

         KETIKA KITA MENGENAL SEORANG PRIBADI DENGAN SaKSAMA
      KITA AKAN MENDAPATI TUHAN ADIL MEMBERI POTENSI BAGI SEMUA

Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?

Sir Percival Lowell adalah astronom ternama pada akhir abad ke-19.
  Ketika melihat planet Mars dari teleskop raksasa di Arizona, ia
  melihat ada garis-garis di planet itu. Menurutnya, itu adalah
  kanal-kanal buatan makhluk planet Mars. Lowell mengabdikan seluruh
  hidupnya untuk memetakan garis-garis itu. Namun, foto satelit kini
  membuktikan tidak ada kanal di Mars. Lantas apa yang dilihat Lowell?
  Ternyata ia melihat pembuluh-pembuluh darah di matanya sendiri saat
  melihat teleskop! Ia menderita penyakit langka yang kini disebut
  "Sindrom Lowell".

  Sama seperti Lowell, kita pun bisa salah memandang orang lain.
  Sifat-sifat buruk orang lain tampak begitu besar dan nyata, sehingga
  kita terdorong untuk menegur dan menghakiminya. Padahal tanpa sadar
  kita pun punya sifat buruk itu, bahkan mungkin lebih parah! Ini
  ibarat orang yang mau mengeluarkan serpihan kayu dari mata orang
  lain, padahal ada balok di matanya sendiri. Sebuah perbuatan munafik
  yang tidak akan berhasil. Seseorang harus menyadari dulu sifat-sifat
  buruknya sendiri, lalu berusaha mengatasinya. "Balok di matanya"
  harus dikeluarkan, sebelum bisa menegur orang dengan penuh wibawa.

  Sikap suka menghakimi kerap muncul dalam keluarga. Bisa terjadi
  dalam hubungan antara orangtua dan anak, atau suami dan istri.
  Kedekatan membuat kita sangat mengenal cacat cela orang-orang yang
  kita kasihi. Akibatnya, kita menjadi sangat mudah menemukan
  kesalahan mereka. Ini yang harus kita waspadai. Lain kali, sebelum
  menuduh dan mencaci-maki, periksalah diri sendiri dulu. Belum tentu
  kita lebih baik dari mereka. Jadi, lebih baik saling menasihati
  daripada saling menghakimi --JTI

            DENGAN MENGHAKIMI KITA MERASA DIRI HEBAT
    DENGAN SALING MENASIHATI KITA AKAN MERASA DIRI SEDERAJAT


KEBETULAN

Seorang kenalan menceritakan pengalamannya mencari rumah kontrakan.
   Sudah berminggu-minggu mencari, ia belum juga mendapatkannya.
   Padahal kebutuhan itu mendesak dan sudah menjadi prioritas doanya.
   Suatu saat, seorang kawan meminta bantuannya mengantarkan barang ke
   sebuah alamat. Ketika mengantar barang ke alamat yang dituju, ia
   melihat tanda "DIKONTRAKKAN" pada rumah di sebelah rumah tersebut.
   Begitulah ceritanya ia mengontrak rumah yang dihuninya sekarang.
   Sebuah kebetulan?

   Bahasa Inggris menyebut "kebetulan" sebagai "coincidence". Kata ini
   berasal dari dua kata: "co" (kerja sama) dan "incidence" (kejadian).
   Jadi, kurang lebih berarti ada dua atau lebih kejadian yang "bekerja
   sama" demi mencapai sebuah tujuan. Dalam bahasa sehari-hari kita
   menyebutnya "kebetulan".
   Tuhan adalah Perencana Agung. Setiap kejadian, baik atau buruk, ada
   dalam kendali-Nya. Semua bisa dipakai untuk melayani rencana-Nya
   yang mulia. Sebenarnya arti "kebetulan" bukan kejadian-kejadian yang
   tanpa sengaja bertemu, melainkan justru dengan sengaja dipertemukan
   agar "bekerja sama" demi melayani tujuan lebih besar yang Tuhan
   kehendaki. Demikian hendaknya kita memandang segala kejadian
   sehari-hari dengan iman -—PAD

           APA YANG KITA KIRA SEBAGAI "KEBETULAN" TAK BERSENGAJA
                   ADALAH PENGATURAN TUHAN YANG BERSENGAJA

WASPADAI KUASA ANDA

  Erasmus Darwin seorang penyair Inggris pernah menulis, "Orang yang
  memperbolehkan adanya penindasan, telah membagi-bagikan kejahatan."
  Penindasan ditujukan pada pihak yang lebih lemah karena ada kuasa
  yang lebih besar dari si penindas. Kuasa sendiri pada dasarnya tidak
  memuat sesuatu yang buruk, tetapi jika kuasa dipakai secara negatif,
  kejahatan bisa mulai bersemi dari situ.

  Berhati-hatilah dengan kekuasaan yang saat ini melekat pada diri
  Anda. Hendaknya kita menggunakannya dalam posisi apa pun dan di mana
  pun untuk menyejahterakan sesama, bukan menindas. Ingatlah bahwa ada
  Dia yang mengawasi segalanya. Jangan sampai "tangan yang kuat" itu
  menegur kita --DKL 

                         TUHAN MAHAKUASA
             MAKA TAK ADA GUNANYA MANUSIA SOK KUASA


CERITA BERSAMBUNG

Pada masa kanak-kanak, saya berlangganan majalah Bobo si kelinci.
  Salah satu komik serial di dalamnya berkisah tentang Juwita dan Si
  Sirik. Juwita adalah gadis jelita yang baik budi. Namun, ia selalu
  diganggu oleh Si Sirik, nenek penyihir yang usil dan ada saja ulah
  tingkah jahatnya. Saya heran, pengarang komik itu tak pernah
  kehabisan cerita. Selalu ada cerita baru. Mengapa? Karena ada
  karakter Si Sirik. Sirik artinya iri atau dengki. Iri hati memang
  selalu punya 1.001 alasan untuk memusuhi orang lain. Selalu punya
  cerita untuk menjatuhkan sesama.

  Kedengkian memang induk dari segala kebencian dan
  kejahatan.

  Kedengkian kerap kali tanpa sadar membentuk cara kita berpikir dan
  bertindak. Halus tak kentara, tetapi selalu "bicara". Iri hati
  sering merasuk ke dalam dan merusak persaudaraan.  "Sebab di mana ada iri hati dan
  mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam
  perbuatan jahat" . Jadi, waspadalah! --PAD

         KEBENCIAN MENJADI KISAH BERSAMBUNG YANG TIADA HENTI
              KARENA DIJALIN OLEH BENANG MERAH IRI HATI

HITUNG SAMPAI 10

  Seorang pelayan toko sedang menjawab pertanyaan pelanggan, "Iya, Bu.
  Tetapi itu sudah lama tidak ada." Manajer toko yang kebetulan lewat
  terkejut, dan segera berkata kepada si pelayan, "Apa? Sudah lama
  tidak ada? Maaf, Bu, ia salah. Pasti ada. Ia karyawan baru di sini.
  Ia tidak tahu bahwa toko kami menyediakan semua kebutuhan. Ini toko
  serbaada, Bu. Jadi jangan khawatir, kami pasti punya persediaannya
  di gudang. Sekarang, saya sendiri yang akan mengambilkannya untuk
  Ibu. Apa yang menurutnya sudah lama tidak ada?" Ibu itu menjawab,
  "Kucing liar."

  Cerita di atas pesannya sederhana, jangan terlalu cepat mengambil
  kesimpulan (jump to conclusion). Bertindak tanpa berpikir panjang
  hanya akan menciptakan masalah baru. Lebih dari itu, tindakan
  emosional tidak jarang malah memperlihatkan kebodohan dan kelemahan
  kita sendiri. Selain bisa mencelakakan orang lain, bisa juga
  mencelakakan diri kita sendiri.

   Jadi, baiklah kita mengingat ungkapan sederhana ini, "Sebelum
  mengomentari sesuatu, hitunglah sampai sepuluh". Artinya, pikirkan
  baik-baik sebelum mengambil kesimpulan atau mengutarakan sesuatu.
  Kalau tidak ingin menyesal kelak --AYA

                     BERBICARA TANPA BERPIKIR
                HANYA AKAN MENIMBULKAN PENYESALAN

TIDUR TENTERAM

Tidur, yang bagi sebagian orang adalah hal mudah dan murah, bisa
   menjadi hal yang sulit dan mahal untuk dinikmati bagi sebagian orang
   yang lain. Banyak keadaan dapat membuat kita menjadi sulit tidur.
   Bisa karena adanya penyakit sulit tidur atau insomnia, atau karena
   kita sedang banyak pikiran sebab dirundung oleh situasi yang kita
   anggap genting!

      Bagi Anda, mana yang lebih besar: Tuhan atau masalah yang sedang
   Anda hadapi? Kedamaian hati bukan terletak pada ketiadaan masalah,
   melainkan pada bagaimana kita memandang masalah. Kalau kita
   memandang masalah lebih besar dari Allah, tak heran jika hati
   gundah, hingga tidur pun resah. Sebaliknya, ika iman membuat Anda
   sadar bahwa Tuhan selalu lebih besar dari masalah, Anda akan
   dimampukan untuk bersikap tenang dan merasa tenteram meski sedang di
   tengah badai kehidupan —-DKL

      INGATLAH BAHWA ALLAH SELALU LEBIH BESAR DARI pada MASALAH
           PASTI HATI JADI TENANG, TIDUR PUN TAK GELISAH

KENA BATUNYA

                        
  Pengalaman buruk tertentu bisa membuat orang sentimen setengah mati
  kepada sesuatu atau seseorang. Sebagai contoh, karena pernah ditipu
  orang dari suku tertentu, seseorang menjadi benci pada semua orang
  dari suku itu; gusar pada segala hal yang berbau suku tersebut.
  Padahal itu penyamarataan yang keliru.   

  Dulu, ketika hendak menyerang Yerusalem, Daud pernah dihina orang
  Yebus, penduduk Yerusalem. Mereka menyebutnya pecundang; yang akan
  dikalahkan orang-orang buta dan timpang. Daud pun merasa harga
  dirinya diinjak-injak. Dan sejak itu, ia menjadi benci pada
  orang-orang timpang dan buta (2 Samuel 5:8). Namun, di kemudian
  hari Tuhan mengizinkan sesuatu yang aneh terjadi. Ketika ia bertekad
  memenuhi janji kepada sahabatnya Yonatan yang telah meninggal, yaitu
  menunjukkan kasih kepada keturunannya, dibawalah kepadanya anak
  Yonatan yang bernama Mefiboset yang timpang kakinya! Demi
  membuktikan tekadnya untuk mengasihi, setiap hari Daud makan semeja
  dengannya. Lantas kita katakan: Daud kena batunya.

  Perasaan sentimen bisa jadi cukup akrab dengan kita. Padahal
  perasaan itu menghalangi kita untuk bersikap adil dan mengasihi.
  Sentimen membuat kita cenderung menyamaratakan; pukul rata saja.
  Akibatnya, mungkin ada pihak tak bersalah yang jadi sasaran. Belum
  lagi jika perasaan sentimen itu kita tularkan pada orang-orang di
  sekeliling kita. Semua jadi ikut curiga, takut, dan tendensius
  akibat sebuah sentimen pribadi.

  Mari bersikap lebih jujur dan adil dengan belajar mengatasi sentimen
  pribadi. Tak perlu menunggu sampai Tuhan mengizinkan pengalaman
  serupa Daud terjadi pada kita, bukan? --PAD 

           KASIH KERAP KALI PERLU DITUNJUKKAN DENGAN BUKTI
       KHUSUSNYA PADA ORANG YANG KITA KECUALIKAN UNTUK DIKASIHI


MEMERCAYAKAN DIRI


   Seorang bapak cemas. Pesta pernikahan anaknya akan digelar di alam
   terbuka beberapa hari lagi. Padahal tiap hari turun hujan. Jika
   hujan turun saat pesta berlangsung, semua  acara bisa  berantakan!
   Seorang teman menawarkan solusi. "Pakailah pawang hujan," ujarnya,
   "Serahkan saja kepadanya, semua pasti beres!" Sebagai orang beriman,
   sang bapak menolak. Ia merenung: "Daripada memercayakan diri pada
   pawang, lebih baik aku memercayakan diri kepada Yesus, Raja alam
   raya." Ia pun bertelut. Berserah. Hatinya menjadi tenang. Saat pesta
   berlangsung, cuaca ternyata cerah!

   Beriman berarti memercayakan diri kepada Tuhan dan kuasa-Nya. Orang
   yang beriman harus yakin bahwa Allah ada dan sanggup memberi upah
   kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari-Nya.

   Hanya dengan memercayakan diri, kita memperoleh ketenangan. Mengapa
   Anda tidak khawatir menyimpan uang di bank? Karena Anda memercayakan
   diri pada nama baik bank itu. Mengapa Anda tidak khawatir melepas
   anak-anak di sekolah? Karena Anda memercayakan mereka kepada para
   guru. Dengan cara yang sama, percayakanlah diri Anda pada Tuhan!
   Berjalanlah dengan-Nya, maka hati Anda pun tenang —-JTI

         KITA BISA MELANGKAH MANTAP BUKAN KARENA PERCAYA DIRI
                MELAINKAN KARENA MEMERCAYAKAN DIRI

KENANGAN

  Andy sudah menikah dengan Anna selama sekitar dua puluh tahun.
  Selama periode tersebut, seperti semua pasangan lain, terkadang
  mereka bertengkar. Sesekali pertengkaran tersebut begitu panas,
  sampai mereka tidak yakin lagi akan cinta satu sama lain. Pada saat
  seperti itu, Andy suka memutar lagu kenangan mereka. Lagu yang
  mengingatkan pada saat-saat indah ketika cinta di antara mereka
  terasa begitu kuat. Melalui lagu tersebut, rasa cinta mereka
  dipulihkan. Pertengkaran pun bisa diselesaikan dengan baik.

  Kenangan juga penting dalam hubungan pribadi kita dengan Tuhan.
  Ketika kita bimbang atau ragu akan penyertaan Tuhan, kenangan akan
  jamahan-Nya pada masa lalu penting untuk menguatkan kita.

  Apakah Anda sedang merasa Tuhan jauh dan tidak peduli? Ingatlah
  pengalaman ketika jamahan-Nya nyata atas hidup kita.  Janji-Nya
  untuk tidak pernah meninggalkan kita, selalu dapat kita pegang. Apa
  pun yang sedang kita rasakan, yakinilah bahwa Dia yang mengasihi
  kita pada masa lalu, tak berhenti mengasihi kita saat ini --ALS

        KENANGAN AKAN JAMAHAN TUHAN AKAN MENEGUHKAN KITA
                 BAHWA KESETIAAN-NYA SELALU ADA


JANGKAR YANG KOKOH

Dua minggu setelah gempa besar mengguncang Haiti, tim SAR pesimis.
Mana mungkin masih ada orang yang bisa bertahan hidup, setelah lebih
dari 10 hari tidak makan, tidak minum, dengan tubuh terjepit
reruntuhan? Mereka keliru! Emanuel Buteau ditemukan masih hidup.
Segera pemuda ini dilarikan ke Rumah Sakit darurat. Setelah pulih,
wartawan bertanya, "Apa yang membuatmu bisa bertahan?" Ia menjawab:
"Selama terjepit, saya terus berseru memohon pertolongan Tuhan.
Pengharapan saya tidak sia-sia. Kuasa-Nya bekerja!"

Pengharapan itu bagai jangkar. Begitu ditancapkan ke dasar laut,
kapal menjadi mantap. Punya pegangan. Tidak diombang-ambingkan
ombak. Dengan pengharapan, biar jalan di depan sulit, hati tidak menjadi pahit.
Malahan makin tekun dan tahan uji, karena yakin yang terbaik pasti
akan datang .

Harapan kita sering keliru. Kadang kita mengharapkan jalan yang
mudah. Atau, berharap hidup berjalan sesuai skenario kita. Harapan
seperti itu bisa mengecewakan. Namun, pengharapan bahwa kita akan
menerima kemuliaan Allah adalah jangkar yang kokoh. Marabahaya bisa
datang. Usaha bisa kandas. Cita-cita bisa tidak kesampaian. Namun,
pengharapan membuat kita yakin: ini bukan akhir segalanya. Yang
terbaik masih akan datang! --JTI

KETIKA ANDA DIOMBANG-AMBINGKAN ANEKA PERSOALAN
JANGAN LUPA TANCAPKAN JANGKAR PENGHARAPAN KEPADA TUHAN