Seorang Ibu Guru TK mengadakan "permainan". Ibu Guru menyuruh anak-anak tiap murid'nya membawa kantong plastik transparan 1 buah & kentang. Masing-masing kentang tersebut diberi nama berdasarkan nama org yg dibenci. Sehingga jmlh kentang'nya tdk ditentukan brp, tergantung jumlah org yg dibenci. Pd hari yg disepakati masing-masing murid membawa kentang dlm kantong plastik. Ada yg berjmlh 2, ada yg 3 bahkan ada yg 5. Spt perintah guru mereka, tiap-tiap kentang diberi nama sesuai nama org yg dibenci. Murid-murid hrs membawa kantong plastik berisi kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun, selama 1 minggu. Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid mulai mengeluh, apalagi yg membawa 5 buah kentang, selain berat baunya juga tidak sedap. Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega krn penderitaan mereka akan segera berakhir. Ibu Guru: "Bgmn rasanya membawa kentang selama 1 minggu?" Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pd umumnya mereka tidak merasa nyaman hrs membawa kentang-kentang busuk tersebut ke manapun mereka pergi. Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan. Ibu Guru: "Seperti itulah kebencian yg selalu kita bawa-bawa apabila kita tdk bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tdk menyenangkan membawa kentang busuk kemanapun kita pergi. Itu hanya 1 minggu, bgmn jk kita membawa kebencian itu seumur hidup ? Alangkah tidak nyamannya ... Krn itu, lepaskanlah pengampunan kepada orang yang Anda benci. Krn ketika anda tidak mau mengampuni, anda seperti sdng memegang bola berduri. Semakin anda tdk mau melepaskan bola berduri itu, anda sendiri yg akan merasakan sakit. Karena itu tidak ada jln lain kecuali melepaskan pengampunan. Jd bagi semua orang yg pernah aku sakiti dan pernah tersinggung krn perkataan maupun perbuatanku baik sengaja maupun tidak, aku mohon maaf yah... Semoga tidak ada kebencian lg diantara kita...:) |
Thursday, August 05, 2010
maafkan aku yah
MICHAEL OHER
Bagi kebanyakan orang, Michael Oher hanya seorang anak yang miskin dan bodoh. Penilaian ini bisa dibenarkan. Ia memang berasal dari keluarga miskin. Nilai-nilai sekolahnya pun sangat buruk. Namun, bagi pasangan suami-istri Sean Tuohy dan Leigh Anne, Michael adalah anak yang memiliki potensi besar, terutama dalam cabang olahraga rugbi. Hanya, Michael membutuhkan kasih dan bimbingan yang lebih untuk memenuhi potensinya tersebut. Maka, mereka mengangkatnya sebagai anak. Michael pun banyak berubah. Dan, ia sungguh-sungguh menjadi bintang American football di Amerika Serikat. Sebagai manusia, kita bisa juga melihat orang lain secara sepintas, dan memiliki anggapan sendiri yang belum tentu benar. Sesungguhnya jika kita bersedia melihat lebih saksama, kita akan melihat sisi yang lebih indah dari orang tersebut. Sebab Tuhan pasti menaruh potensi khusus dalam diri orang itu, yang membuat kita lebih menghargainya. Bahkan, jika mungkin membantunya menggapai potensi maksimal --ALS KETIKA KITA MENGENAL SEORANG PRIBADI DENGAN SaKSAMA KITA AKAN MENDAPATI TUHAN ADIL MEMBERI POTENSI BAGI SEMUA |
Mengapakah engkau melihat serpihan kayu di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Sir Percival Lowell adalah astronom ternama pada akhir abad ke-19. Ketika melihat planet Mars dari teleskop raksasa di Arizona, ia melihat ada garis-garis di planet itu. Menurutnya, itu adalah kanal-kanal buatan makhluk planet Mars. Lowell mengabdikan seluruh hidupnya untuk memetakan garis-garis itu. Namun, foto satelit kini membuktikan tidak ada kanal di Mars. Lantas apa yang dilihat Lowell? Ternyata ia melihat pembuluh-pembuluh darah di matanya sendiri saat melihat teleskop! Ia menderita penyakit langka yang kini disebut "Sindrom Lowell". Sama seperti Lowell, kita pun bisa salah memandang orang lain. Sifat-sifat buruk orang lain tampak begitu besar dan nyata, sehingga kita terdorong untuk menegur dan menghakiminya. Padahal tanpa sadar kita pun punya sifat buruk itu, bahkan mungkin lebih parah! Ini ibarat orang yang mau mengeluarkan serpihan kayu dari mata orang lain, padahal ada balok di matanya sendiri. Sebuah perbuatan munafik yang tidak akan berhasil. Seseorang harus menyadari dulu sifat-sifat buruknya sendiri, lalu berusaha mengatasinya. "Balok di matanya" harus dikeluarkan, sebelum bisa menegur orang dengan penuh wibawa. Sikap suka menghakimi kerap muncul dalam keluarga. Bisa terjadi dalam hubungan antara orangtua dan anak, atau suami dan istri. Kedekatan membuat kita sangat mengenal cacat cela orang-orang yang kita kasihi. Akibatnya, kita menjadi sangat mudah menemukan kesalahan mereka. Ini yang harus kita waspadai. Lain kali, sebelum menuduh dan mencaci-maki, periksalah diri sendiri dulu. Belum tentu kita lebih baik dari mereka. Jadi, lebih baik saling menasihati daripada saling menghakimi --JTI DENGAN MENGHAKIMI KITA MERASA DIRI HEBAT DENGAN SALING MENASIHATI KITA AKAN MERASA DIRI SEDERAJAT |
KEBETULAN
Seorang kenalan menceritakan pengalamannya mencari rumah kontrakan. Sudah berminggu-minggu mencari, ia belum juga mendapatkannya. Padahal kebutuhan itu mendesak dan sudah menjadi prioritas doanya. Suatu saat, seorang kawan meminta bantuannya mengantarkan barang ke sebuah alamat. Ketika mengantar barang ke alamat yang dituju, ia melihat tanda "DIKONTRAKKAN" pada rumah di sebelah rumah tersebut. Begitulah ceritanya ia mengontrak rumah yang dihuninya sekarang. Sebuah kebetulan? Bahasa Inggris menyebut "kebetulan" sebagai "coincidence". Kata ini berasal dari dua kata: "co" (kerja sama) dan "incidence" (kejadian). Jadi, kurang lebih berarti ada dua atau lebih kejadian yang "bekerja sama" demi mencapai sebuah tujuan. Dalam bahasa sehari-hari kita menyebutnya "kebetulan". Tuhan adalah Perencana Agung. Setiap kejadian, baik atau buruk, ada dalam kendali-Nya. Semua bisa dipakai untuk melayani rencana-Nya yang mulia. Sebenarnya arti "kebetulan" bukan kejadian-kejadian yang tanpa sengaja bertemu, melainkan justru dengan sengaja dipertemukan agar "bekerja sama" demi melayani tujuan lebih besar yang Tuhan kehendaki. Demikian hendaknya kita memandang segala kejadian sehari-hari dengan iman -—PAD APA YANG KITA KIRA SEBAGAI "KEBETULAN" TAK BERSENGAJA ADALAH PENGATURAN TUHAN YANG BERSENGAJA |
WASPADAI KUASA ANDA
Erasmus Darwin seorang penyair Inggris pernah menulis, "Orang yang memperbolehkan adanya penindasan, telah membagi-bagikan kejahatan." Penindasan ditujukan pada pihak yang lebih lemah karena ada kuasa yang lebih besar dari si penindas. Kuasa sendiri pada dasarnya tidak memuat sesuatu yang buruk, tetapi jika kuasa dipakai secara negatif, kejahatan bisa mulai bersemi dari situ. Berhati-hatilah dengan kekuasaan yang saat ini melekat pada diri Anda. Hendaknya kita menggunakannya dalam posisi apa pun dan di mana pun untuk menyejahterakan sesama, bukan menindas. Ingatlah bahwa ada Dia yang mengawasi segalanya. Jangan sampai "tangan yang kuat" itu menegur kita --DKL TUHAN MAHAKUASA MAKA TAK ADA GUNANYA MANUSIA SOK KUASA |
CERITA BERSAMBUNG
Pada masa kanak-kanak, saya berlangganan majalah Bobo si kelinci. Salah satu komik serial di dalamnya berkisah tentang Juwita dan Si Sirik. Juwita adalah gadis jelita yang baik budi. Namun, ia selalu diganggu oleh Si Sirik, nenek penyihir yang usil dan ada saja ulah tingkah jahatnya. Saya heran, pengarang komik itu tak pernah kehabisan cerita. Selalu ada cerita baru. Mengapa? Karena ada karakter Si Sirik. Sirik artinya iri atau dengki. Iri hati memang selalu punya 1.001 alasan untuk memusuhi orang lain. Selalu punya cerita untuk menjatuhkan sesama. Kedengkian memang induk dari segala kebencian dan kejahatan. Kedengkian kerap kali tanpa sadar membentuk cara kita berpikir dan bertindak. Halus tak kentara, tetapi selalu "bicara". Iri hati sering merasuk ke dalam dan merusak persaudaraan. "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat" . Jadi, waspadalah! --PAD KEBENCIAN MENJADI KISAH BERSAMBUNG YANG TIADA HENTI KARENA DIJALIN OLEH BENANG MERAH IRI HATI |
HITUNG SAMPAI 10
Seorang pelayan toko sedang menjawab pertanyaan pelanggan, "Iya, Bu. Tetapi itu sudah lama tidak ada." Manajer toko yang kebetulan lewat terkejut, dan segera berkata kepada si pelayan, "Apa? Sudah lama tidak ada? Maaf, Bu, ia salah. Pasti ada. Ia karyawan baru di sini. Ia tidak tahu bahwa toko kami menyediakan semua kebutuhan. Ini toko serbaada, Bu. Jadi jangan khawatir, kami pasti punya persediaannya di gudang. Sekarang, saya sendiri yang akan mengambilkannya untuk Ibu. Apa yang menurutnya sudah lama tidak ada?" Ibu itu menjawab, "Kucing liar." Cerita di atas pesannya sederhana, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan (jump to conclusion). Bertindak tanpa berpikir panjang hanya akan menciptakan masalah baru. Lebih dari itu, tindakan emosional tidak jarang malah memperlihatkan kebodohan dan kelemahan kita sendiri. Selain bisa mencelakakan orang lain, bisa juga mencelakakan diri kita sendiri. Jadi, baiklah kita mengingat ungkapan sederhana ini, "Sebelum mengomentari sesuatu, hitunglah sampai sepuluh". Artinya, pikirkan baik-baik sebelum mengambil kesimpulan atau mengutarakan sesuatu. Kalau tidak ingin menyesal kelak --AYA BERBICARA TANPA BERPIKIR HANYA AKAN MENIMBULKAN PENYESALAN |
TIDUR TENTERAM
Tidur, yang bagi sebagian orang adalah hal mudah dan murah, bisa menjadi hal yang sulit dan mahal untuk dinikmati bagi sebagian orang yang lain. Banyak keadaan dapat membuat kita menjadi sulit tidur. Bisa karena adanya penyakit sulit tidur atau insomnia, atau karena kita sedang banyak pikiran sebab dirundung oleh situasi yang kita anggap genting! Bagi Anda, mana yang lebih besar: Tuhan atau masalah yang sedang Anda hadapi? Kedamaian hati bukan terletak pada ketiadaan masalah, melainkan pada bagaimana kita memandang masalah. Kalau kita memandang masalah lebih besar dari Allah, tak heran jika hati gundah, hingga tidur pun resah. Sebaliknya, ika iman membuat Anda sadar bahwa Tuhan selalu lebih besar dari masalah, Anda akan dimampukan untuk bersikap tenang dan merasa tenteram meski sedang di tengah badai kehidupan —-DKL INGATLAH BAHWA ALLAH SELALU LEBIH BESAR DARI pada MASALAH PASTI HATI JADI TENANG, TIDUR PUN TAK GELISAH |
KENA BATUNYA
Pengalaman buruk tertentu bisa membuat orang sentimen setengah mati kepada sesuatu atau seseorang. Sebagai contoh, karena pernah ditipu orang dari suku tertentu, seseorang menjadi benci pada semua orang dari suku itu; gusar pada segala hal yang berbau suku tersebut. Padahal itu penyamarataan yang keliru. Dulu, ketika hendak menyerang Yerusalem, Daud pernah dihina orang Yebus, penduduk Yerusalem. Mereka menyebutnya pecundang; yang akan dikalahkan orang-orang buta dan timpang. Daud pun merasa harga dirinya diinjak-injak. Dan sejak itu, ia menjadi benci pada orang-orang timpang dan buta (2 Samuel 5:8). Namun, di kemudian hari Tuhan mengizinkan sesuatu yang aneh terjadi. Ketika ia bertekad memenuhi janji kepada sahabatnya Yonatan yang telah meninggal, yaitu menunjukkan kasih kepada keturunannya, dibawalah kepadanya anak Yonatan yang bernama Mefiboset yang timpang kakinya! Demi membuktikan tekadnya untuk mengasihi, setiap hari Daud makan semeja dengannya. Lantas kita katakan: Daud kena batunya. Perasaan sentimen bisa jadi cukup akrab dengan kita. Padahal perasaan itu menghalangi kita untuk bersikap adil dan mengasihi. Sentimen membuat kita cenderung menyamaratakan; pukul rata saja. Akibatnya, mungkin ada pihak tak bersalah yang jadi sasaran. Belum lagi jika perasaan sentimen itu kita tularkan pada orang-orang di sekeliling kita. Semua jadi ikut curiga, takut, dan tendensius akibat sebuah sentimen pribadi. Mari bersikap lebih jujur dan adil dengan belajar mengatasi sentimen pribadi. Tak perlu menunggu sampai Tuhan mengizinkan pengalaman serupa Daud terjadi pada kita, bukan? --PAD KASIH KERAP KALI PERLU DITUNJUKKAN DENGAN BUKTI KHUSUSNYA PADA ORANG YANG KITA KECUALIKAN UNTUK DIKASIHI |
MEMERCAYAKAN DIRI
Seorang bapak cemas. Pesta pernikahan anaknya akan digelar di alam terbuka beberapa hari lagi. Padahal tiap hari turun hujan. Jika hujan turun saat pesta berlangsung, semua acara bisa berantakan! Seorang teman menawarkan solusi. "Pakailah pawang hujan," ujarnya, "Serahkan saja kepadanya, semua pasti beres!" Sebagai orang beriman, sang bapak menolak. Ia merenung: "Daripada memercayakan diri pada pawang, lebih baik aku memercayakan diri kepada Yesus, Raja alam raya." Ia pun bertelut. Berserah. Hatinya menjadi tenang. Saat pesta berlangsung, cuaca ternyata cerah! Beriman berarti memercayakan diri kepada Tuhan dan kuasa-Nya. Orang yang beriman harus yakin bahwa Allah ada dan sanggup memberi upah kepada mereka yang sungguh-sungguh mencari-Nya. Hanya dengan memercayakan diri, kita memperoleh ketenangan. Mengapa Anda tidak khawatir menyimpan uang di bank? Karena Anda memercayakan diri pada nama baik bank itu. Mengapa Anda tidak khawatir melepas anak-anak di sekolah? Karena Anda memercayakan mereka kepada para guru. Dengan cara yang sama, percayakanlah diri Anda pada Tuhan! Berjalanlah dengan-Nya, maka hati Anda pun tenang —-JTI KITA BISA MELANGKAH MANTAP BUKAN KARENA PERCAYA DIRI MELAINKAN KARENA MEMERCAYAKAN DIRI |
KENANGAN
Andy sudah menikah dengan Anna selama sekitar dua puluh tahun. Selama periode tersebut, seperti semua pasangan lain, terkadang mereka bertengkar. Sesekali pertengkaran tersebut begitu panas, sampai mereka tidak yakin lagi akan cinta satu sama lain. Pada saat seperti itu, Andy suka memutar lagu kenangan mereka. Lagu yang mengingatkan pada saat-saat indah ketika cinta di antara mereka terasa begitu kuat. Melalui lagu tersebut, rasa cinta mereka dipulihkan. Pertengkaran pun bisa diselesaikan dengan baik. Kenangan juga penting dalam hubungan pribadi kita dengan Tuhan. Ketika kita bimbang atau ragu akan penyertaan Tuhan, kenangan akan jamahan-Nya pada masa lalu penting untuk menguatkan kita. Apakah Anda sedang merasa Tuhan jauh dan tidak peduli? Ingatlah pengalaman ketika jamahan-Nya nyata atas hidup kita. Janji-Nya untuk tidak pernah meninggalkan kita, selalu dapat kita pegang. Apa pun yang sedang kita rasakan, yakinilah bahwa Dia yang mengasihi kita pada masa lalu, tak berhenti mengasihi kita saat ini --ALS KENANGAN AKAN JAMAHAN TUHAN AKAN MENEGUHKAN KITA BAHWA KESETIAAN-NYA SELALU ADA |
JANGKAR YANG KOKOH
Dua minggu setelah gempa besar mengguncang Haiti, tim SAR pesimis.
Mana mungkin masih ada orang yang bisa bertahan hidup, setelah lebih
dari 10 hari tidak makan, tidak minum, dengan tubuh terjepit
reruntuhan? Mereka keliru! Emanuel Buteau ditemukan masih hidup.
Segera pemuda ini dilarikan ke Rumah Sakit darurat. Setelah pulih,
wartawan bertanya, "Apa yang membuatmu bisa bertahan?" Ia menjawab:
"Selama terjepit, saya terus berseru memohon pertolongan Tuhan.
Pengharapan saya tidak sia-sia. Kuasa-Nya bekerja!"
Pengharapan itu bagai jangkar. Begitu ditancapkan ke dasar laut,
kapal menjadi mantap. Punya pegangan. Tidak diombang-ambingkan
ombak. Dengan pengharapan, biar jalan di depan sulit, hati tidak menjadi pahit.
Malahan makin tekun dan tahan uji, karena yakin yang terbaik pasti
akan datang .
Harapan kita sering keliru. Kadang kita mengharapkan jalan yang
mudah. Atau, berharap hidup berjalan sesuai skenario kita. Harapan
seperti itu bisa mengecewakan. Namun, pengharapan bahwa kita akan
menerima kemuliaan Allah adalah jangkar yang kokoh. Marabahaya bisa
datang. Usaha bisa kandas. Cita-cita bisa tidak kesampaian. Namun,
pengharapan membuat kita yakin: ini bukan akhir segalanya. Yang
terbaik masih akan datang! --JTI
KETIKA ANDA DIOMBANG-AMBINGKAN ANEKA PERSOALAN
JANGAN LUPA TANCAPKAN JANGKAR PENGHARAPAN KEPADA TUHAN
Mana mungkin masih ada orang yang bisa bertahan hidup, setelah lebih
dari 10 hari tidak makan, tidak minum, dengan tubuh terjepit
reruntuhan? Mereka keliru! Emanuel Buteau ditemukan masih hidup.
Segera pemuda ini dilarikan ke Rumah Sakit darurat. Setelah pulih,
wartawan bertanya, "Apa yang membuatmu bisa bertahan?" Ia menjawab:
"Selama terjepit, saya terus berseru memohon pertolongan Tuhan.
Pengharapan saya tidak sia-sia. Kuasa-Nya bekerja!"
Pengharapan itu bagai jangkar. Begitu ditancapkan ke dasar laut,
kapal menjadi mantap. Punya pegangan. Tidak diombang-ambingkan
ombak. Dengan pengharapan, biar jalan di depan sulit, hati tidak menjadi pahit.
Malahan makin tekun dan tahan uji, karena yakin yang terbaik pasti
akan datang .
Harapan kita sering keliru. Kadang kita mengharapkan jalan yang
mudah. Atau, berharap hidup berjalan sesuai skenario kita. Harapan
seperti itu bisa mengecewakan. Namun, pengharapan bahwa kita akan
menerima kemuliaan Allah adalah jangkar yang kokoh. Marabahaya bisa
datang. Usaha bisa kandas. Cita-cita bisa tidak kesampaian. Namun,
pengharapan membuat kita yakin: ini bukan akhir segalanya. Yang
terbaik masih akan datang! --JTI
KETIKA ANDA DIOMBANG-AMBINGKAN ANEKA PERSOALAN
JANGAN LUPA TANCAPKAN JANGKAR PENGHARAPAN KEPADA TUHAN
Subscribe to:
Posts (Atom)