Gordi adalah seekor ikan laut kecil yang dipelihara Toni dalam akuarium air asin di rumahnya. Toni merawat Gordi dengan penuh kasih sayang; diberi makanan terbaik, perawatan terbaik. Akuariumnya dibersihkan, juga dihias dengan mainan dan rumput-rumputan. Gordi sungguh merasa sangat nyaman. Suatu hari, Toni membawa Gordi dan akuariumnya ke pantai, lalu meletakkannya di pasir, tepat di pinggir pantai. Tiba-tiba ombak besar datang menghantam pantai. Toni berhasil melarikan diri. Akan tetapi, Gordi dan akuariumnya terseret ombak ke laut lepas. Tidak berapa lama, Gordi mulai kelaparan. Ia mulai menangis. Ikan-ikan lain yang melihatnya bertanya, "Mengapa kamu menangis?" Gordi menjawab, "Saya tidak punya sesuatu pun untuk dimakan." Ikan-ikan lain itu menasihati Gordi agar pergi dan mencari makanan untuk dirinya. Namun, Gordi bergeming. Sampai berhari-hari kemudian, ikan-ikan melewati Gordi yang sekarat karena kelaparan, sambil berkata satu dengan yang lain, "Ikan malang. Ia mati kelaparan karena menunggu diberi makan dan terlalu malas untuk berenang mencari makanannya sendiri." Kemapanan dan kenyamanan memang menyenangkan, tetapi tidak jarang itu justru membuat kita terlena dan malas. Telanjur enak, sehingga kita tidak lagi menggali potensi kita dan berhenti belajar. Jadi, berhati-hatilah, kemapanan dan kenyamanan yang kita terima jangan sampai membuat kita terbuai dan malas. Sebab itu akan merugikan diri kita sendiri --AYA JANGAN BIARKAN KEMAPANAN DAN KENYAMANAN MEMBUAI KITA HINGGA KITA MENJADI PRIBADI YANG MALAS DAN TAK MAU BELAJAR --- On Thu, 6/3/10, e-RH <owner-i-kan-akar-renungan-harian@hub.xc.org> wrote:
|
Tuesday, June 22, 2010
MALAS KARENA NYAMAN
Bersyukur
Andy`s Corner Senin, 12 April 2010 01:04:00 Wib Nama Saya Selamet Bagio Wajahnya mengingatkan saya pada almarhum Bokir, pelawak asal Betawi yang dulu kerap tampil di acara lenong yang disiarkan TVRI. Begitu juga tubuhnya yang kurus. Mirip sekali. Dia selalu bekerja dalam diam. Tidak banyak bicara dan tidak minta perhatian. Kadang saya dan rekan-rekan di kantor lupa bahwa dia ada di antara kami. Namanya Selamet Bagio. Tukang kebun di kantor Majalah Rolling Stone. Di halaman belakang kantor terdapat halaman seluas tiga ribu meter persegi. Ada sebuah panggung besar yang berdiri kokoh di sudut halaman. Di sanalah sejumlah musisi dan grup band pernah tampil. Antara lain God Bless, Efek Rumah Kaca, Naif, Andy Rif dan kawan-kawan, Koes Plus, Nidji, Samson, Ahmad Dani, Glen Fredly, Endah & Reza, dan masih banyak lagi. Tapi bukan itu yang ingin saya ceritakan. Sebab kalau Anda pernah datang ke acara-acara musik yang diselenggarakan di halaman belakang kantor Rolling Stone, Anda akan merasakan sesuatu yang berbeda. Di halaman itu penuh dengan berbagai tanaman dan pohon. Asri dan indah. Semua yang pernah datang selalu memuji. Serasa di Bali. Dari balik jendela ruang kerja di lantai dua, saya bisa leluasa melihat Bagio bekerja. Dengan seragam abu-abunya yang khas, plus sepatu boot karet, setiap pagi sampai sore Bagio terlihat sibuk. Entah mengapa, melihat Bagio bekerja, semangat saya selalu bangkit. Energi positif yang dia sebarkan sungguh sangat terasa. Karena itu, seakan sebuah ritual, sebelum memulai kerja saya selalu meluangkan waktu beberapa menit untuk mengamati Bagio yang sedang bekerja. Pada awalnya saya selalu bertanya-tanya, siapa sebenarnya laki-laki berusia sekitar 35 tahun ini? Mengapa dia selalu bersemangat dalam bekerja? Bukankah dia "hanya" tukang kebun? Mengamati Bagio bekerja dalam diam, membuat saya teringat pada sebuah film. Saya lupa judulnya. Film itu berkisah tentang seorang gadis yang bekerja di sebuah perusahaan raksasa. Tugasnya hanya mengantar surat dan dokumen-dokumen dari satu meja ke meja lain di kantor itu. Suasana kantor hiruk pikuk. Tetapi tak seorang pun peduli atas kehadirannya. Apa pentingnya peran seorang pengantar surat? Dia antara ada dan tiada. Di tengah keramaian, dia kesepian. Sampai pada suatu hari, seisi kantor panik. Surat dan dokumen tidak terdistribusi. Semua orang hari itu pusing tujuh keliling. Pekerjaan mereka jadi berantakan. Pada saat itu semua merasakan ada yang tidak beres: sang gadis yang biasa bertugas mengantar surat-surat tidak masuk kantor. Barulah saat itu semua menyadari betapa pentingnya peran gadis tersebut. Tetapi, semua sudah terlambat. Sang gadis yang merasa kesepian karena "tidak dianggap" di kantor itu, sudah bunuh diri karena depresi. Berlebihan memang, menyamakan Bagio dengan gadis dalam film tersebut. Tetapi film itu mengajarkan kepada saya bahwa setiap orang di sebuah perusahaan punya peran penting. Tidak perduli sekecil apapun perannya. Tidak perduli dia "hanya" office boy atau petugas cleaning service. Semua punya peran penting. Karena itu pula bukan karena saya takut Bagio bunuh diri jika saya kerap menyempatkan diri mendatangi dan menyapa lelaki murah senyum ini. Saya selalu tidak tahan untuk tidak mengucapkan terima kasih atas karyanya yang indah. Tanpa dia, halaman belakang kantor Rolling Stone tidak akan seindah sekarang. Sangat terasa betapa Bagio begitu bergairah dan antusias jika bercerita soal tanaman. Baru ditanya satu, dia sudah menjawab seribu. Dari nada bicara dan matanya yang berbinar-binar, saya bisa segera merasakan betapa Bagio bangga dan mencintai pekerjaannya. Karena itu, dari percakapan dengan Bagio, sayalah yang selalu mendapatkan keuntungan. Bercakap-cakap dengan Bagio selalu membuat semangat saya tumbuh lagi. Tapi, bagaimana dengan pandangan istri dan keluarganya pada profesi seorang tukang kebun? "Awalnya istri saya malu. Kami tinggal di kompleks perumahan yang rata-rata para suami bekerja di kantoran," ujar Bagio. "Tapi, sekarang dia tidak malu lagi. Saya sudah menjelaskan kalau saya senang dan bangga jadi tukang kebun," dia menambahkan. Lalu bagaimana pandangan anak-anak? "Anak saya satu, tapi sudah meninggal. Sampai sekarang saya belum dikaruniai anak lagi." Gairahnya pada pekerjaan, sifatnya yang jujur dan selalu berpandangan positif, membuat Bagio istimewa di mata saya. Apalagi dia selalu tampil penuh percaya diri. Suatu hari, perusahaan mengadakan halal bihalal di kantor. Seluruh karyawan berkumpul untuk makan siang bersama. Pada saat itu, saya meminta Bagio "berpidato". Tanpa canggung, di depan semua karyawan, Bagio mulai berpidato. Isinya, menurut saya, luar biasa. Dalam bahasa yang sederhana dia mengatakan mensyukuri jalan hidupnya. Mensyukuri pekerjaan yang diberikan Tuhan kepadanya. Dia mengakui bertapa dia mencintai pekerjaannya. Dia bahkan secara terbuka mengatakan kalau manusia hidup hanya mengejar gaji, maka dia tidak akan pernah puas. "Kalau tujuannya hanya mengejar gaji, tidak akan pernah cukup. Kita bisa frustasi," ujarnya disambut gelak tawa seisi kantor. Kata-kata Bagio seakan menyindir kami semua. Termasuk saya. Dalam perjalanan pekerjaan saya, saya sering merasa tidak puas atas gaji yang diberikan perusahaan. Begitu juga dalam perjalanan karir. Saya sering merasa "tidak ada apa-apanya" ketika membaca kisah sukses tokoh-tokoh dunia maupun tokoh-tokoh Indonesia. Saya kadang iri melihat anak-anak muda yang sukses dalam jabatan, pekerjaan, dan kekayaan. Mereka sukses dalam usia yang begitu belia. Hari itu pidato Bagio menohok hati saya. Pada suatu kesempatan, ketika saya ngobrol dengannya di halaman belakang, tak terbendung keinginan saya untuk bertanya pada Bagio apakah dia betul-betul bahagia bekerja sebagai tukang kebun? "Saya bahagia, Pak Andy. Saya bersyukur bisa bekerja sebagai tukang kebun. Apalagi kalau hasil karya saya dihargai," ujarnya sembari tersenyum. Manakala melihat wajah saya tetap penuh tanda tanya, dia lalu tertawa. "Nama saya Selamet Bagiyo. Hidup saya sudah selamat dan bahagia," ujarnya mencoba meyakinkan saya sumber : kickandy.com |
KAPAL DOULOS
Kapal Doulos dibuat pada 1914. Pada 2009, kapal ini tercatat sebagai kapal tertua yang masih aktif berlayar. Dalam sejarahnya, kapal ini telah dipakai untuk berbagai fungsi. Untuk mengangkut barang dan imigran, juga sebagai kapal pesiar. Namun sejak 1977, kapal ini dikhususkan untuk melayani Tuhan dengan menyalurkan buku-buku dan ilmu pengetahuan ke berbagai daerah di dunia. Melaluinya, banyak hidup yang telah disentuh dan diubahkan. Tak heran, ketika kapal ini akhirnya dipensiunkan pada akhir 2009 lalu, banyak kenangan indah yang bisa diceritakan seputar kapal tersebut. Kenangan apa yang akan kita tinggalkan ketika kelak meninggalkan dunia ini? Akan sangat indah kalau kenangan yang ada di benak orang-orang adalah bahwa hidup kita telah menjadi berkat bagi orang lain. Bahwa hidup kita telah menyentuh dan mengubah hidup banyak orang. Karena itu, arahkan hidup kita ke sana. Segera! Sebelum terlambat. Jangan sampai akhirnya kita menutup hidup ini dalam penyesalan, karena sadar bahwa ternyata hidup kita tidak berdampak. Bahwa tidak ada orang yang pernah kita sentuh dan ubah --ALS KENANGAN APA YANG AKAN ORANG INGAT TENTANG HIDUP KITA KELAK SESUDAH KITA MENINGGAL? |
Monday, June 21, 2010
TIDAK LUPA MASA LALU
Ada sebuah dongeng tentang Akhan, kepala istana kepercayaan Baginda Raja, yang memiliki kebiasaan aneh. Setiap pagi sebelum memulai pekerjaannya, ia pergi ke sebuah ruangan yang terletak di belakang istana, dan beberapa saat lamanya berdiam diri di sana. Kebiasaannya itu lama-lama diketahui Baginda Raja. Diam-diam Baginda Raja memeriksa ruangan itu, dan didapati di sana beberapa benda asing: lemari kecil dan kursi tua di pojok ruangan, lalu topi dan sandal petani, serta cangkul di dekatnya. Baginda Raja pun memanggil Akhan dan bertanya tentang benda-benda itu. Akhan menjelaskan, "Saya adalah anak petani miskin ketika Baginda membawa dan membesarkan saya di istana. Saya menjadi seperti sekarang karena perkenan dan kebaikan Baginda. Setiap hari saya masuk ke ruangan itu dan melihat benda-benda tersebut, untuk mengingatkan diri sendiri, siapa saya dulu." Mari kita pun senantiasa mengingat kembali rahmat dan kebaikan Tuhan dalam hidup kita pada masa lalu; supaya kalau sekarang sukses, kita tidak menjadi sombong dan lupa diri. Sebaliknya kalau tengah dirundung kesusahan, kita tidak menjadi kecil hati atau putus asa, tetap bisa bersyukur dan bersukacita --AYA BAGAIMANA KITA MENGINGAT DAN MEMAKNAI MASA LALU AKAN SANGAT MENENTUKAN LANGKAH KITA PADA MASA KINI |
MENJADI YANG TERBESAR
Sekelompok kuda liar sedang makan rumput di sebuah padang belantara. Tiba-tiba muncul seekor harimau kelaparan yang tengah mencari mangsa. Kuda-kuda itu serentak melindungi diri dengan cara berdiri saling berhadapan membentuk lingkaran. Sang harimau tidak berani mendekat, takut kena tendang. Akan tetapi, dengan tipu muslihatnya ia lalu berkata, "Sungguh sebuah barisan yang bagus. Bolehkah aku tahu kuda jenius mana yang mencetuskan idenya?" Kuda-kuda itu termakan hasutan sang harimau. Mereka berdebat siapa yang pertama kali mencetuskan ide membuat barisan kokoh tersebut. Tidak ada kata sepakat, akhirnya mereka cerai-berai. Sang harimau pun dengan mudah memangsa mereka satu per satu. Dalam sebuah kelompok-baik kelompok kerja di perusahaan, maupun kelompok pelayanan di gereja-salah satu kerikil paling tajam yang bisa muncul adalah persaingan tentang siapa yang paling berpengaruh; paling berjasa; paling penting. Apabila sudah begitu, kelompok tersebut akan menjadi sangat rapuh. Seperti yang terjadi pada kelompok kuda dalam cerita di atas. Siapa yang ingin menjadi yang terbesar, ia harus menjadi pelayan bagi semua. Artinya, kebesaran sejati terletak dalam kerendahan hati -AYA JANGAN MENCARI-CARI KEBESARAN SEBAB ITU JUSTRU MENUNJUKKAN "KEKECILAN" DIRI KITA |
Cerita Kehidupan dari India
"Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Tuhan, Bapa kita" (Kolose 3 : 17)
Saya pikir, hidup ini kayanya cuma nambahin kesulitan-kesulitan saya aja ! 'Kerja menyebalkan' , hidup tak berguna', dan nggak ada sesuatu yang beres!! Tapi semua itu telah berubah. Pandangan saya tentang hidup ini benar-benar telah berubah! Tepatnya terjadi setelah saya bercakap-cakap dengan teman saya. Ia mengatakan kepada saya bahwa walau ia mempunyai 2 pekerjaan dan berpenghasilan sangat minim setiap bulannya, namun ia tetap merasa bahagia dan senantiasa bersukacita. Saya pun jadi bingung, bagaimana bisa ia bersukacita selalu dengan gajinya yang minim itu untuk menyokong kedua orangtuanya, mertuanya, istrinya, 2 putrinya, ditambah lagi tagihan-tagihan rumah tangga yang numpuk! Kemudian ia menjelaskan bahwa itu semua karena suatu kejadian yang ia alami di India. Hal ini dialaminya beberapa tahun yang lalu saat ia sedang berada dalam situasi yang berat. Setelah banyak kemunduran yang ia alami itu, ia memutuskan untuk menarik nafas sejenak dan mengikuti tur ke India. Ia mengatakan bahwa di India, iamelihat tepat di depan matanya sendiri bagaimana seorang ibu MEMOTONG tangan kanan anaknya sendiri dengan sebuah golok!!
Ia mulai bertanya-tanya pada dirinya sendiri, betapa beruntungnya ia masih mempunyai tubuh yang sempurna, pekerjaan yang baik, juga keluarga yang hangat. Juga untuk setiap kesempatan dimana ia masih dapat berkomentar mana makanan yang enak, mempunyai kesempatan untuk berpakaian rapi,punya begitu banyak hal dimana orang-orang yang ada di hadapannya ini AMAT KEKURANGAN!!
Sekarang aku pun mulai berpikir seperti itu juga! Sebenarnya, apakah hidup saya ini sedemikian buruknya? TIDAK, sebenarnya tidak buruk sama sekali!! Nah, bagaimana dengan anda ? Mungkin di waktu lain saat kamu mulai berpikir seperti aku, cobalah ingat kembali tentang seorang anak kecil yang HARUS KEHILANGAN sebelah tangannya hanya untuk mengemis di pinggir jalan..!! Saudara, banyak hal yang sudah kita alami dalam menjalani kehidupan kita selama ini, sudahkah kita BERSYUKUR? Apakah kita mengeluh saja dan selalu merasa tidak puas dengan apa yang sudah kita miliki?? "Life is Beautiful" "for He as made it beautiful for us"
Mari bersyukur atas indahnya hidup. Karena kita tidak pernah tahu apa yang DIA rencanakan untuk kita hari ini dan esok hari… |