Tuesday, March 09, 2010

kita termasuk Anda dapat membuat perubahan

Saya seorang mantan guru sekolah musik dari Des Moines ,
Iowa . Saya mendapat nafkah dengan mengajar piano selama lebih dari 30 tahun.

Selama itu, saya menyadari tiap anak punya kemampuan musik yang berbeda.
Tapi saya tidak pernah merasa telah menolong walaupun saya telah
mengajar beberapa murid berbakat.

Walaupun begitu, saya ingin bercerita tentang murid yang 'tertantang secara musik'.
Contohnya adalah Robby. Robby berumur 11 tahun, ketika ibunya memasukkan dia dalam les untuk pertama kalinya.
Saya lebih senang kalau murid (khususnya laki-laki) mulai ketika lebih muda,
saya jelaskan; itu pada Robby. Tapi Robby berkata, ibunya selalu ingin
mendengar dia bermain piano. Jadi saya jadikan dia murid.Robby memulai les pianonya dan dari awal saya pikir dia tidak ada harapan. Robby mencoba, tapi dia tak mempunyai perasaan nada maupun irama dasar yang perlu dipelajari. Tapi dia mempelajari benar-benar  tangga nada dan beberapa pelajaran awal yang saya
wajibkan untuk dipelajari semua murid.
 
Selama beberapa bulan, dia mencoba terus dan saya mendengarnya dengan ngeri dan terus mencoba menyemangatinya. Setiap akhir pelajaran mingguannya, dia berkata, 'Ibu saya akan mendengar saya bermain pada suatu hari.' Tapi rasanya sia-sia saja. Dia memang tak berkemampuan sejak lahir. Saya hanya mengetahui ibunya dari jauh ketika menurunkan Robby atau menjemput Robby. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan tapi tidak pernah turun.
Pada suatu hari, Robby tidak datang lagi ke les kami. Saya berpikir untuk menghubunginya, tapi karena ketidakmampuannya, mungkin dia mau les yang lain saja maka saya tidak jadi menghubunginya. Saya juga senang dia
tidak datang lagi. Dia menjadi iklan yang buruk untuk pengajaran saya!
 
Beberapa minggu sesudahnya, saya mengirimkan brosur ke tiap murid, mengenai pertunjukan yang akan dilaksanakan. Yang mengagetkan saya, Robby
(yang juga menerima brosur) menanyakan saya apakah dia bisa ikut pertunjukan itu. Saya katakan kepadanya, pertunjukan itu untuk murid yang ada sekarang dan karena  dia telah keluar, tentu dia tak bisa ikut.
Dia katakan  bahwa ibunya sakit sehingga tak bisa mengantarnya ke les, tapi dia tetap terus berlatih.
'Bu Hondrof... saya mau main!' dia memaksa. Saya tidak tahu apa yang membuat saya akhirnya membolehkan dia main dipertunjukan itu. Mungkin karena kegigihannya atau mungkin ada sesuatu yang berkata dalam hati saya bahwa dia akan baik-baik saja. Malam pertunjukan datang. Aula itu dipenuhi dengan orang tua, teman, dan relasi. Saya menaruh Robby pada urutan terakhir sebelum saya ke depan untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Saya rasa kesalahan yang dia buat akan terjadi pada akhir acara dan saya bisa menutupinya dengan permainan dari saya. Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah.
Murid-murid telah berlatih dan hasilnya bagus. Lalu Robby naik ke panggung. Bajunya kusut dan rambutnya bagaikan baru dikocok. 'Kenapa dia tak berpakaian seperti murid lainnya?' pikir saya. 'Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya setidaknya untuk malam ini?' Robby menarik kursi piano dan mulai. Saya terkejut ketika dia menyatakan bahwa dia telah memilih Mozart's Concerto #21 in C Major..
 
Saya tidak dapat bersiap untuk mendengarnya. Tetapi.... jarinya ringan di tuts nada, bahkan menari dengan gesit. Dia berpindah dari pianossimo ke fortissimo.. . dari allegro ke virtuoso. Akord tergantungnya yang diinginkan Mozart sangat mengagumkan! Saya tak pernah mendengar lagu Mozart dimainkan orang seumur dia sebagus itu! Setelah enam setengah menit, dia mengakhirinya dengan crescendo besar dan semua terpaku disana dengan tepuk tangan yang meriah. Dalam air mata, saya naik ke panggung dan memeluk Robby dengan sukacita. 'Saya belum pernah mendengar kau bermain seperti itu, Robby! Bagaimana
kau melakukannya? ' Melalui pengeras suara Robby menjawab, 'Bu Hondorf... ingat saya berkata bahwa ibu saya sakit? Ya... Sebenarnya dia sakit kanker dan dia telah kembali ke surga pagi ini. Dan sebenarnya.. . dia tuli sejak lahir jadi hari inilah dia pertama kali mendengar saya bermain. Saya ingin bermain secara
khusus.' Tidak ada satu pun mata yang kering malam itu.Ketika orang-orang dari Layanan sosial membawa Robby dari panggung ke rumah duka, saya menyadari meskipun mata mereka merah dan bengkak,  betapa hidup saya jauh lebih berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya.
 
Tidak, saya tidak pernah menjadi penolong, tapi malam itu saya menjadi orang yang ditolong Robby. Dialah gurunya dan sayalah muridnya. Karena dialah yang mengajarkan saya arti ketekunan, kasih, percaya pada dirimu sendiri, dan bahkan mau memberi kesempatan pada seseorang yang tak anda ketahui mengapa..
Peristiwa ini semakin berarti ketika, setelah bermain di Desert Storm, Robby terbunuh oleh pengeboman yang tak masuk akal oleh Alfred P. Murrah Federal Building di Oklahoma pada April 1995, ketika dilaporkan.. . dia sedang main piano. 
 
Kita semua mempunyai ribuan kesempatan tiap hari untuk melakukan perubahan. Keputusan untuk menyikapi sesuatu terletak di tangan Anda...Apakah Anda akan menganggap sesuatu itu jelek dan mengabaikannya ??
atau Anda mencoba untuk menghargai sesuatu apapun itu dan mengambil hikmahnya dgn penuh rasa syukur....??

Renungkanlah.  



--- On Mon, 3/8/10, Parlin <simanjuntak_parlin@yahoo.com> wrote:

From: Parlin <simanjuntak_parlin@yahoo.com>
Subject: Fwd: [smark_santothomas84] Fw: [untardoctors] Trs: [SMPK1-74] FW: Cerita yang menyentuh
To: "threejunejuly@yahoo.com" <threejunejuly@yahoo.com>
Date: Monday, March 8, 2010, 11:42 PM



Sent from my iPhone

Begin forwarded message:

From: EMMY Woo <emmy_woo@yahoo.com>
Date: February 25, 2010 12:32:50 GMT+07:00
To: st thomas 84 <smark_santothomas84@yahoogroups.com>, lukas setiaatmaja <lukassetia@yahoo.com>, delima_widjaja@yahoo.com, Diana Chandra Dewi <diana@chandrakreasi.co.id>
Cc: Abidin Elianto <oghie64@gmail.com>
Subject: [smark_santothomas84] Fw: [untardoctors] Trs: [SMPK1-74] FW: Cerita yang menyentuh
Reply-To: smark_santothomas84@yahoogroups.com

 


----- Forwarded Message ----
From: wira santoso <wira_santoso@ yahoo.com>
To: emmy_woo@yahoo. com
Sent: Thu, February 25, 2010 12:30:09 PM
Subject: Fw: [untardoctors] Trs: [SMPK1-74] FW: Cerita yang menyentuh



----- Forwarded Message ----
From: johan gautama <jl_gautama@yahoo. com>
To: fkuntar81plus@ yahoogroups. com; pmkakitiga@sindebud i.com; rudychandra3@ gmail.com; Alamsyah Zhang <alamsyahz@yahoo. com>; sofia.wily@yahoo. co.id; untardoctors@ yahoogroups. com; apotik mutiara kasih <apotikmutiarakasih@ yahoo.com>; Erry SA <erry.sa@skg. co.id>; Sanny lisardy <sannylisardy@ hotmail.com>; Subowo D.T. <subowo@attglobal. net>
Sent: Wed, February 24, 2010 8:56:31 AM
Subject: [untardoctors] Trs: [SMPK1-74] FW: Cerita yang menyentuh

 


----- Pesan Diteruskan ----
Dari: Laron Queen <lucina1234@hotmail. com>
Kepada: "smpk1-74@yahoogrou ps.com" <smpk1-74@yahoogroup s.com>
Terkirim: Sel, 23 Februari, 2010 21:35:51
Judul: [SMPK1-74] FW: Cerita yang menyentuh







 

 

Cerita ini Bagus sekali..Silahkan Dibaca

Saya seorang mantan guru sekolah musik dari Des Moines ,
Iowa . Saya mendapat nafkah dengan mengajar piano selama lebih dari 30 tahun.

Selama itu, saya menyadari tiap anak punya kemampuan musik yang berbeda.
Tapi saya tidak pernah merasa telah menolong walaupun saya telah
mengajar beberapa murid berbakat.

Walaupun begitu, saya ingin bercerita tentang murid yang 'tertantang secara musik'.
Contohnya adalah Robby. Robby berumur 11 tahun, ketika ibunya memasukkan dia dalam les untuk pertama kalinya.
Saya lebih senang kalau murid (khususnya laki-laki) mulai ketika lebih muda,
saya jelaskan; itu pada Robby. Tapi Robby berkata, ibunya selalu ingin
mendengar dia bermain piano. Jadi saya jadikan dia murid.Robby memulai les pianonya dan dari awal saya pikir dia tidak ada harapan. Robby mencoba, tapi dia tak mempunyai perasaan nada maupun irama dasar yang perlu dipelajari. Tapi dia mempelajari benar-benar  tangga nada dan beberapa pelajaran awal yang saya
wajibkan untuk dipelajari semua murid.
 
Selama beberapa bulan, dia mencoba terus dan saya mendengarnya dengan ngeri dan terus mencoba menyemangatinya. Setiap akhir pelajaran mingguannya, dia berkata, 'Ibu saya akan mendengar saya bermain pada suatu hari.' Tapi rasanya sia-sia saja. Dia memang tak berkemampuan sejak lahir. Saya hanya mengetahui ibunya dari jauh ketika menurunkan Robby atau menjemput Robby. Dia hanya tersenyum dan melambaikan tangan tapi tidak pernah turun.
Pada suatu hari, Robby tidak datang lagi ke les kami. Saya berpikir untuk menghubunginya, tapi karena ketidakmampuannya, mungkin dia mau les yang lain saja maka saya tidak jadi menghubunginya. Saya juga senang dia
tidak datang lagi. Dia menjadi iklan yang buruk untuk pengajaran saya!
 
Beberapa minggu sesudahnya, saya mengirimkan brosur ke tiap murid, mengenai pertunjukan yang akan dilaksanakan. Yang mengagetkan saya, Robby
(yang juga menerima brosur) menanyakan saya apakah dia bisa ikut pertunjukan itu. Saya katakan kepadanya, pertunjukan itu untuk murid yang ada sekarang dan karena  dia telah keluar, tentu dia tak bisa ikut.
Dia katakan  bahwa ibunya sakit sehingga tak bisa mengantarnya ke les, tapi dia tetap terus berlatih.
'Bu Hondrof... saya mau main!' dia memaksa. Saya tidak tahu apa yang membuat saya akhirnya membolehkan dia main dipertunjukan itu. Mungkin karena kegigihannya atau mungkin ada sesuatu yang berkata dalam hati saya bahwa dia akan baik-baik saja. Malam pertunjukan datang. Aula itu dipenuhi dengan orang tua, teman, dan relasi. Saya menaruh Robby pada urutan terakhir sebelum saya ke depan untuk berterima kasih dan memainkan bagian terakhir. Saya rasa kesalahan yang dia buat akan terjadi pada akhir acara dan saya bisa menutupinya dengan permainan dari saya. Pertunjukan itu berlangsung tanpa masalah.
Murid-murid telah berlatih dan hasilnya bagus. Lalu Robby naik ke panggung. Bajunya kusut dan rambutnya bagaikan baru dikocok. 'Kenapa dia tak berpakaian seperti murid lainnya?' pikir saya. 'Kenapa ibunya tidak menyisir rambutnya setidaknya untuk malam ini?' Robby menarik kursi piano dan mulai. Saya terkejut ketika dia menyatakan bahwa dia telah memilih Mozart's Concerto #21 in C Major..
 
Saya tidak dapat bersiap untuk mendengarnya. Tetapi.... jarinya ringan di tuts nada, bahkan menari dengan gesit. Dia berpindah dari pianossimo ke fortissimo.. . dari allegro ke virtuoso. Akord tergantungnya yang diinginkan Mozart sangat mengagumkan! Saya tak pernah mendengar lagu Mozart dimainkan orang seumur dia sebagus itu! Setelah enam setengah menit, dia mengakhirinya dengan crescendo besar dan semua terpaku disana dengan tepuk tangan yang meriah. Dalam air mata, saya naik ke panggung dan memeluk Robby dengan sukacita. 'Saya belum pernah mendengar kau bermain seperti itu, Robby! Bagaimana
kau melakukannya? ' Melalui pengeras suara Robby menjawab, 'Bu Hondorf... ingat saya berkata bahwa ibu saya sakit? Ya... Sebenarnya dia sakit kanker dan dia telah kembali ke surga pagi ini. Dan sebenarnya.. . dia tuli sejak lahir jadi hari inilah dia pertama kali mendengar saya bermain. Saya ingin bermain secara
khusus.' Tidak ada satu pun mata yang kering malam itu.Ketika orang-orang dari Layanan sosial membawa Robby dari panggung ke rumah duka, saya menyadari meskipun mata mereka merah dan bengkak,  betapa hidup saya jauh lebih berarti karena mengambil Robby sebagai murid saya.
 
Tidak, saya tidak pernah menjadi penolong, tapi malam itu saya menjadi orang yang ditolong Robby. Dialah gurunya dan sayalah muridnya. Karena dialah yang mengajarkan saya arti ketekunan, kasih, percaya pada dirimu sendiri, dan bahkan mau memberi kesempatan pada seseorang yang tak anda ketahui mengapa..
Peristiwa ini semakin berarti ketika, setelah bermain di Desert Storm, Robby terbunuh oleh pengeboman yang tak masuk akal oleh Alfred P. Murrah Federal Building di Oklahoma pada April 1995, ketika dilaporkan.. . dia sedang main piano.
 
Dan sekarang, tambahan cerita ini.
Jika anda mau meneruskan e-mail ini, mungkin anda berpikir, orang mana di daftar alamat teman2 Anda yang  'cocok' untuk menerima pesan ini.
Orang yang mengirim e-mail ini yakin bahwa kita termasuk Anda dapat membuat perubahan. Kita semua mempunyai ribuan kesempatan tiap hari untuk melakukan perubahan. Keputusan untuk menyikapi sesuatu terletak di tangan Anda...Apakah Anda akan menganggap sesuatu itu jelek dan mengabaikannya ??

atau Anda mencoba untuk menghargai sesuatu apapun itu dan mengambil hikmahnya dgn penuh rasa syukur....??

Renungkanlah.  

 





Australia's #1 job site If it exists, you'll find it on SEEK.



Coba Yahoo! Mail baru yang LEBIH CEPAT. Rasakan bedanya sekarang!


__._,_.___
Recent Activity:
    .

    __,_._,___
    n: none; } #ygrp-sponsor #ov li { font-size: 77%; list-style-type: square; padding: 6px 0; } #ygrp-sponsor #ov ul { margin: 0; padding: 0 0 0 8px; } #ygrp-text { font-family: Georgia; } #ygrp-text p { margin: 0 0 1em 0; } #ygrp-text tt { font-size: 120%; } #ygrp-vital ul li:last-child { border-right: none !important; } -->


    No comments: