"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik,teranglah seluruh tubuhmu" (Matthew 6:22).
Di dinding bekas tempat kamp konsentrasi tentara Nazi tergores
tulisan berikut ini:
Aku percaya akan matahari, meski ia tak sedang bersinar
Aku percaya akan kasih, meski di saat ia tak sedang diperagakan
Aku percaya akan Tuhan, meski di kala Dia sedang tak berbicara
Mengharukan. Sekaligus menguatkan. Menyingkapkan pergumulan iman
yang sukar dan berat, namun teguh. Si penulis melakukan pilihan yang
berat, namun benar. Ia memilih untuk melihat yang tak terlihat.
Itulah iman. Bagaimana dengan Anda? Kala duka melanda, mata Anda
sedang memandang ke mana: lukamu atau Tuhanmu, Sang Penyembuh luka
itu? --Pipi A Dhali
IMAN MELAMPAUI MATA JASMANI KITA,
MENGARAHKAN PANDANGAN PADA YANG KEKAL.
No comments:
Post a Comment