Thursday, August 05, 2010

KENA BATUNYA

                        
  Pengalaman buruk tertentu bisa membuat orang sentimen setengah mati
  kepada sesuatu atau seseorang. Sebagai contoh, karena pernah ditipu
  orang dari suku tertentu, seseorang menjadi benci pada semua orang
  dari suku itu; gusar pada segala hal yang berbau suku tersebut.
  Padahal itu penyamarataan yang keliru.   

  Dulu, ketika hendak menyerang Yerusalem, Daud pernah dihina orang
  Yebus, penduduk Yerusalem. Mereka menyebutnya pecundang; yang akan
  dikalahkan orang-orang buta dan timpang. Daud pun merasa harga
  dirinya diinjak-injak. Dan sejak itu, ia menjadi benci pada
  orang-orang timpang dan buta (2 Samuel 5:8). Namun, di kemudian
  hari Tuhan mengizinkan sesuatu yang aneh terjadi. Ketika ia bertekad
  memenuhi janji kepada sahabatnya Yonatan yang telah meninggal, yaitu
  menunjukkan kasih kepada keturunannya, dibawalah kepadanya anak
  Yonatan yang bernama Mefiboset yang timpang kakinya! Demi
  membuktikan tekadnya untuk mengasihi, setiap hari Daud makan semeja
  dengannya. Lantas kita katakan: Daud kena batunya.

  Perasaan sentimen bisa jadi cukup akrab dengan kita. Padahal
  perasaan itu menghalangi kita untuk bersikap adil dan mengasihi.
  Sentimen membuat kita cenderung menyamaratakan; pukul rata saja.
  Akibatnya, mungkin ada pihak tak bersalah yang jadi sasaran. Belum
  lagi jika perasaan sentimen itu kita tularkan pada orang-orang di
  sekeliling kita. Semua jadi ikut curiga, takut, dan tendensius
  akibat sebuah sentimen pribadi.

  Mari bersikap lebih jujur dan adil dengan belajar mengatasi sentimen
  pribadi. Tak perlu menunggu sampai Tuhan mengizinkan pengalaman
  serupa Daud terjadi pada kita, bukan? --PAD 

           KASIH KERAP KALI PERLU DITUNJUKKAN DENGAN BUKTI
       KHUSUSNYA PADA ORANG YANG KITA KECUALIKAN UNTUK DIKASIHI


No comments: